Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kecanduan game poker online, guru matematika nekat bunuh ponakan

Kecanduan game poker online, guru matematika nekat bunuh ponakan Ilustrasi Pembunuhan. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Pencinta game online rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer hanya untuk bermain berbagai permainan. Malah dengan teknologi yang semakin canggih game nya pun bisa diunggah di ponsel pribadi.

Dengan adanya kemudahan tersebut, para pencinta game online tidak hanya digemari oleh orang dewasa namun sudah digemari pula oleh anak balita. Padahal, seperti diketahui terlalu sering bermain game online bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak dan pola pikirnya.

Akan tetapi dampak buruk itu tidak hanya terjadi dengan anak-anak, orang dewasa sekali pun bisa menjadi korban akibat 'ganasnya' game online. Seperti yang terjadi di Palembang, gara-gara kecanduan game online yakni poker seorang paman tega menghabisi nyawa ponakannya sendiri.

Hal itu dia lakukan lantaran tepergok saat mencuri barang-barang berharga di rumah ponakannya tersebut. Pelaku yang juga berprofesi sebagai guru itu nekat mencuri untuk modal bermain poker. Kini guru matematika itu mendekam di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Berikut cerita guru matematika nekat bunuh ponakan gara-gara kecanduan poker:

Pernah dapat Rp 20 juta, Ariansyah ketagihan main poker

Motif pembunuhan yang dilakukan Ariansyah alias Ari (26) terhadap keponakannya sendiri Ramhan Della (19) pada Kamis, 9 Juli 2015, lalu dilatarbelakangi perampokan. Pelaku ketakutan usai dipergoki dan akhirnya menghabisi nyawa korban.Kepada petugas, tersangka mengaku awalnya hanya ingin mencuri barang-barang milik orangtua angkat korban, Masito (52). Hal itu dilakukannya karena kesal Masito enggan memberikan pinjaman uang sebesar Rp 6 juta yang diajukannya tiga hari sebelum kejadian. Tersangka waktu itu beralasan meminjam uang untuk merehab WC rumahnya."Saya tahu bik Masito orang kaya, tapi waktu pinjem duit nggak dikasih. Saya kesal, padahal kami masih keluarga," ujarnya, Selasa (28/7).Pria lajang berprofesi guru Matematika di SMA Sumsel itu mengatakan, uang pinjaman itu rencananya digunakan untuk main poker online. Sebab, sejak setahun terakhir dia kecanduan dengan game tersebut. Apalagi, beberapa bulan sebelumnya, dia pernah memenangkan game yang cukup besar, yakni Rp 20 juta. Uang itu habis dalam waktu cepat di depan komputer warnet."Mau main lagi duit habis, sudah setahun kecanduan poker online. Gaji ngajar sudah habis buat game," kata dia.Diketahui sebelumnya, peristiwa itu terjadi saat korban masih tertidur di kamarnya di rumah orangtua angkatnya di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang, Kamis (9/7) pagi. Saat kejadian ibu angkat korban, Masito (52) sedang bekerja. Sementara pintu rumahnya tidak terkunci.Diduga, korban yang baru lulus Madrasah Aliah Negeri (MAN) II Palembang itu, terbangun begitu melihat pelaku yang diperkirakan masuk ke rumahnya. Sial, pelaku keburu masuk ke kamarnya yang langsung menghujani korban dengan dua tusukan di kepala bagian belakang dan menggorok lehernya. Saat ditemukan, korban sudah tewas berlumuran darah di atas tempat tidurnya.Saat olah TKP, polisi menemukan sidik jari pelaku dan sebilah pisau dapur yang tergeletak di samping jasad korban. Polisi menduga, korban tewas usai memergoki pelaku yang merampok rumahnya. Sebab, ditemukan ada beberapa tempat yang berantakan dan handphone korban ikut hilang.Pelaku masuk dengan leluasa ke rumah karena pintu tidak terkunci. Tersangka Ari diciduk di rumahnya di kawasan Jakabaring, Palembang, saat baru tiba pulang mengajar di SMA Sumsel, Senin (27/7) sore.

Tepergok mencuri, Ari pukul pakai ulekan lalu gorok korban

Ariansyah alias Ari (26) nekat membunuh keponakannya sendiri Rahman Della (19) lantaran tepergok sedang mencuri di rumah korban. Korban tewas dengan luka tusukan dan leher nyaris putus usai digorok pelaku.Pelaku akhirnya diciduk polisi di rumahnya di kawasan Jakabaring, Palembang, Senin (27/7) sore. Usai ditangkap, polisi langsung menggelar prarekonstruksi di rumah korban di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang.Tersangka Ari mengaku nekat membunuh korban karena ketakutan usai dipergoki sedang mengacak-acak rumah orangtua angkat korban, Kamis (9/7) pagi. Melihat itu, tersangka mengambil ulekan dan pisau dari dapur lalu mendekati korban yang masih tiduran di ranjang kamarnya.Tersangka Ari langsung memukul kepala korban menggunakan ulekan terbuat dari batu tersebut. Melihat korban pingsan dan masih bernafas, tersangka menusuk kepala korban lalu menggoroknya. Korban tewas dengan dua luka tusukan di kepala, luka gorok, dan luka di kepala bekas pukulan."Ketakutan pak, saya khilaf membunuhnya. Waktu memukul pakai ulekan itu, saya pejamkan mata," ungkap tersangka Ari di Mapolresta Palembang, Selasa (28/7).Usai membunuh, tersangka melemparkan pisau itu di samping jasad korban. Lalu tersangka leluasa mengacak-acak seisi rumah orangtua korban. Tak satu pun harta berharga yang didapati tersangka kecuali satu unit handphone korban yang berada di samping jasadnya. Tersangka kabur dengan membawa handhpone tersebut."Maunya ambil barang-barang agar bisa dijual lagi. Tapi cuma dapat HP," kata dia.Peristiwa itu terjadi saat korban masih tertidur di kamarnya di rumah orangtua angkatnya di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang, Kamis (9/7) pagi. Saat kejadian ibu angkat korban, Masito (52) sedang bekerja. Sementara pintu rumahnya tidak terkunci.Diduga, korban yang baru lulus Madrasah Aliah Negeri (MAN) II Palembang itu, terbangun begitu melihat pelaku yang diperkirakan masuk ke rumahnya. Sial, pelaku keburu masuk ke kamarnya yang langsung menghujani korban dengan dua tusukan di kepala bagian belakang dan menggorok lehernya. Saat ditemukan, korban sudah tewas berlumuran darah di atas tempat tidurnya.Saat olah TKP, polisi menemukan sidik jari pelaku dan sebilah pisau dapur yang tergeletak di samping jasad korban. Polisi menduga, korban tewas usai memergoki pelaku yang merampok rumahnya. Sebab, ditemukan ada beberapa tempat yang berantakan dan handphone korban ikut hilang. Para pelaku masuk dengan leluasa ke rumah karena pintu tidak terkunci.

Usai gorok keponakan, Ari mengajar di SMA Sumsel tanpa rasa panik

Usai menghabisi nyawa keponakannya, Ariansyah alias Ari (26) lantas pergi ke SMA Sumatera Selatan (Sumsel) seperti biasa tanpa rasa panik dan ketakutan. Diketahui, tersangka Ari seorang guru di sekolah ternama di Palembang.Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Suryadi menjelaskan, tersangka sudah tiga tahun mengajar mata pelajaran Matematika di sekolah itu. Dirinya juga sedang menempuh pendidikan di pascasarjana Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang."Tersangka sudah tiga tahun jadi guru di SMA Sumsel dan kuliah pascasarjana di Unsri," ungkap Suryadi, Selasa (28/7).Usai membunuh dengan cara menusuk kepala dan menggorok leher korban, tersangka pulang ke rumah di Jakabaring, Palembang, kemudian pergi mengajar seolah tanpa penyesalan."Tersangka sempat ganti pakaian di rumah, baru pergi ngajar seperti biasa," ujarnya.Setelah melalui penyelidikan yang cukup lama, tersangka akhirnya berhasil diringkus ketika baru pulang mengajar. Dengan pakaian kemeja yang rapi, tersangka digiring ke rumah korban untuk keperluan prarekonstruksi."Sidik jari tersangka terlacak dan sebelumnya sempat diperiksa sebagai saksi," kata dia.

Guru Matematika pembunuh keponakan kerap jadi khotib Jumat

Terungkapnya pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap remaja bernama Rahman Della (19), yang melibatkan pelaku tunggal, Ariansyah alias Ari (26), membuat heboh siswa dan jajaran pengajar di SMA Sumsel. Sebab, tersangka Ari berstatus sebagai guru Matematika di sekolah favorit tersebut.Plt Kepala SMA Sumsel Nanang Adi mengaku kaget mendapat kabar tersebut. Hal itu karena, tersangka dikenal guru yang rajin, berkualitas, dan tanpa masalah di sekolah itu. Komunikasi dan pergaulan dengan para siswanya juga terbilang akrab dan dihormati."Kami kaget, dapat kabar dari teman-teman wartawan. Ternyata Pak Ari pembunuhnya," ungkap Nanang, Selasa (28/7).Lebih kaget lagi, kata Nanang, tersangka termasuk orang yang taat beragama. Bahkan, tersangka kerapkali menjadi khotib salat Jumat di sekolahnya."Pak Ari itu orangnya alim, sering khotbah Jumat di sekolah kami. Makanya kami kaget kok dia setega itu," kata dia.Menurut dia, meski mendapat kabar itu, aktivitas para siswa, seperti masa orientasi siswa (MOS) tidak terpengaruh di hari kedua masuk sekolah ajaran baru tahun ini.

"Hari pertama kemarin, Pak Ari ikut hadir halal bihalal di sekolah. Kami tahu sepulang sekolah dia ditangkap," pungkasnya.

Saat ditangkap, Ari mengakui semua perbuatannya

Setelah melalui penyelidikan panjang selama 18 hari, pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap Rahman Della (19), remaja yang tinggal di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang, Kamis (9/7) lalu, akhirnya terungkap. Pelaku tak lain adalah keluarga dekat korban bernama Ariansyah alias Ari (26).Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Suryadi mengungkapkan, pelaku diciduk di rumahnya di kawasan Jakabaring Palembang ketika baru pulang mengajar di SMAN Sumsel, Senin (27/7) sore.Penangkapan ini berdasarkan hasil penyelidikan dan pemeriksaan mendalam terhadap pelaku beberapa waktu yang lalu."Pelaku sore kemarin kita tangkap. Dia mengakui pelaku perampok dan pembunuhan terhadap korban," ungkap Suryadi, Selasa (28/7).Menurut dia, pelaku masih keluarga dekat korban. Motif pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi pencurian. Pelaku tepergok saat beraksi dan membunuh dengan cara menggorok leher korban."Motifnya pencurian, karena kepergok langsung membunuh korban," pungkasnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rp80 Juta Ludes karena Judi Online, Anak Muda ini Sukses Jualan Colenak Bisa Buka Banyak Cabang Penghasilan Sehari Jutaan

Rp80 Juta Ludes karena Judi Online, Anak Muda ini Sukses Jualan Colenak Bisa Buka Banyak Cabang Penghasilan Sehari Jutaan

Pernah bangkrut akibat judi online, pemuda ini kini bangkit berjualan colenak dan sudah memiliki banyak cabang.

Baca Selengkapnya
Saat Jenderal Bintang Dua Ingatkan Prajurit dan Keluarganya Jauhi Judi Online: Saya Tindak Langsung

Saat Jenderal Bintang Dua Ingatkan Prajurit dan Keluarganya Jauhi Judi Online: Saya Tindak Langsung

Saat Jenderal Bintang Dua Ingatkan Prajurit dan Keluarganya Jauhi Judi Online: Saya Tindak Langsung

Baca Selengkapnya
Promosikan Judi Online, Dua Selebgram Diciduk Polisi

Promosikan Judi Online, Dua Selebgram Diciduk Polisi

Dalam setiap dua minggu, kedua pelaku hanya mengantongi Rp700 Ribu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Modus Baru Pinjol Ilegal, Ini Cara Cek Sumber Dana yang Tiba-Tiba Masuk ke Rekening

Modus Baru Pinjol Ilegal, Ini Cara Cek Sumber Dana yang Tiba-Tiba Masuk ke Rekening

Umumnya, modus ini dilakukan oleh pinjaman online (pinjol) ilegal.

Baca Selengkapnya
Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.

Baca Selengkapnya
Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Cara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kebut Pemberantasan Judi Online, Satgas Khusus Bentukan Jokowi Mulai Bekerja Pekan Depan

Kebut Pemberantasan Judi Online, Satgas Khusus Bentukan Jokowi Mulai Bekerja Pekan Depan

Satgas terpadu diharapkan dapat mempertajam koordinasi kementerian/lembaga dalam memberantas keberadaan judi online.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
PPATK Bekukan Transaksi Hasil Judi Online Sebesar Rp850 Miliar

PPATK Bekukan Transaksi Hasil Judi Online Sebesar Rp850 Miliar

Optimalisasi kewenangan PPATK ini tidak terbatas pada kejahatan-kejahatan konvensional, tetapi termasuk juga kejahatan yang memanfaatkan IT.

Baca Selengkapnya