Kebijakan Setop Barang Impor China untuk Cegah Virus Corona Dinilai Aneh
Merdeka.com - Pemerintah menyetop sementara impor makanan dan minuman dari China untuk mengantisipasi penularan virus Corona masuk Indonesia. Bahkan, pemerintah juga telah menghentikan penerbangan dari dan menuju China.
Rupanya, kebijakan tersebut diprotes oleh Ketua Lembaga Kerjasama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (Association of Indonesia-China Economic Social and Cultural Cooperation/AICESCC) Mayjen TNI (purn) Sudrajat. Dia meminta agar kebijakan tersebut dikaji kembali.
Menurut dia, kebijakan tersebut akan berdampak dengan logistik atau barang dari China ke Indonesia.
"Kita dapat informasi, bahwa adanya pemutusan penerbangan dengan Tiongkok. Dan ini saya kira, kita melihat apakah perlu? Adanya restriksi (pembatasan) bahkan pemutusan logistik, terutama untuk barang-barang dari Tiongkok. Kami menilai bahwa itu tidak ada terlalu bersangkutan langsung dengan virus. Karena itu adalah barang-barang, di mana virus sendiri di luar dia hanya bisa survive 16 jam paling lama 24 jam," kata Sudrajat usai bertemu Menko Polhukam Mahfud MD, di Jakarta, Rabu (5/2).
Mantan cagub Jawa Barat itu berharap, pemerintah Indonesia bisa menerapkan kebijakan yang lebih kondusif untuk perdagangan Indonesia terutama aliran logistik, atau persilangan logistik antara China dengan Indonesia, khususnya pembatasan terhadap barang-barang yang datangnya dari China.
Menurut Sudrajat, jika ada pembatasan barang China ke Indonesia. Maka bisa berdampak sebaliknya.
"Dan juga kalau ada restriksi, sebaliknya barang-barang dari Indonesia ke Tiongkok (bisa berpengaruh)," ungkapnya.
Menurut dia, jika itu terjadi, tentu akan berdampak pada penurunan volume bisnis.
"Yang kedua market juga agak tertanggung. Yang ketiga adalah komitmen-komitmen kita terhadap para langganan kita dan produsen-produsen kita yang mensuplai selama ini," jelas Sudrajat.
Sementara itu, di tempat sama, wakilnya, Hariadi Sukamdani menuturkan, pemerintah jangan sampai over reaktif. Dan mengganggu suplai barang.
"Iya, terutama adalah arus barang. Arus barang mesti dilihat kembali karena keberadaan untuk spare part, barang model itu sangat diperlukan bahan baku," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mengutus ID Food untuk mengimpor 200.000 ton bawang putih dari China.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaSektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Baca Selengkapnya