Kebakaran hutan di Sumatera, titik api terus bertambah
Merdeka.com - Akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah di Riau kembali mempengaruhi kemunculan hotspot atau titik panas. Bahkan sejak tiga hari terakhir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mencatat, ada ratusan lebih titik panas yang mengelilingi Riau.
Menurut Analisis BMKG Pekanbaru, Warih Budi Lestari, dari hasil monitoring satelit NOAA, ada 148 titik panas yang menyebar di hampir seluruh Riau, Selasa (18/6). Total tersebut merupakan jumlah titik panas terbanyak dari 187 titik panas yang terdapat di Sumatera.
"Hotspot di Riau jumlahnya bertambah banyak, dari 187 hotspot di Sumatera, 148 titik berada di Riau. Sisanya Sumbar 5 titik, Jambi 26 titik, Sumsel 1 titik, Bengkulu dan Lampung masing-masing 1 titik,"ujarnya.
Selain terbanyak di Sumatera, Warih mengaku, total 148 titik panas tersebut juga merupakan yang terbanyak dibandingkan hari-hari sebelumnya. Di mana pada Senin (17/6) lalu, hanya ada 106 titik panas di Riau, sedangkan Minggu (16/6) jumlahnya mencapai 115 titik.
Masih menurut Warih, peluang hujan di wilayah Riau pun menjadi nihil, dikarenakan hotspot meningkat tajam. "Cuaca di Riau umumnya cerah hingga berawan, belum ada peluang hujan,"pungkasnya.
Selain itu, sambung Warih, juga akibat faktor adanya badai tropis LEEPI yang berada di sebelah timur Philipina sehingga menyebabkan masa udara di Riau tertarik ke pusat badai tropis serta membuat pembentukan awan hujan di Riau menjadi terganggu.
Disinggung mengenai suhu udara, warih menuturkan, kategori suhu di Riau pun masih tergolong panas. Mencapai 35,2 derajat celcius.
"Suhu tertinggi hari ini, mencapai 35,2 derajat celcius. Sehari sebelumnya hampir sama antara 34-35 derajat celcius,"bebernya.
Terkait adanya badai Tropis LEEPI di timur Philipina, Warih mengaku keberadaan badai tropis itu diperkirakan masih tetap ada sampai dua hari ke depan.
"Hingga dua hari ke depan nanti, peluang hujan tetap masih sangat minim,"cetusnya.
Warih mengatakan, dengan keadaan cuaca yang sangat panas dan kering saat ini, sangat mudah menjalar, terutama di daerah yang memiliki banyak hotspot. Jika tak dicegah, maka akan sulit untuk memadamkannya. Apalagi hujan juga masih nihil.
"Hal itulah yang selalu menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Mesti ada pencegahan dari pihak terkait," singkatnya.
Sementara, untuk visibility atau jarak pandang, terhitung Selasa (18/6) pukul 07.00 WIB pagi, jarak pandang di Pekanbaru masih normal dan mencapai 10 km.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaNS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaKerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaPada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaBukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaKonon pulau ini tidak ditemukan, namun akibat sebuah peristiwa yang luar biasa, Pulau Si Kantan ini muncul.
Baca Selengkapnya