Kawanan kera di Banyumas mengganas, isi dapur ludes disikat
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berupaya mengantisipasi meluasnya serangan kawanan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) ke permukiman warga di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Hal ini menyusul kekhawatiran warga karena perilaku kera yang mencuri makanan makin mengganas.
"Hingga saat ini masih terkendali dan warga sudah biasa dengan kedatangan kawanan kera tersebut pada musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dinbunhut) Banyumas Widarso di Purwokerto, Selasa.
Menurut dia, Pemkab Banyumas telah memberikan bantuan berupa makanan untuk kera seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian agar kera tidak masuk ke rumah-rumah warga.
Selain itu, kata dia, upaya penanaman pohon buah-buahan belum bisa maksimal karena saat mulai tumbuh, tanaman tersebut dibongkar dan dimakan oleh kera.
"Sampai hari ini keberhasilannya belum maksimal. Tetapi kita akan upayakan terus menanam tanaman yang disukai oleh kera, harapannya dalam dua-tiga tahun bisa berbuah sehingga bisa dimakan oleh kera," katanya, Senin (18/9). Demikian dikutip antara.
Lebih lanjut, dia mengatakan, warga Cikakak sebenarnya sudah terbiasa dengan kawanan kera yang keluar dari hutan di dekat desa itu.
Akan tetapi yang dikhawatirkan, kata dia, kawanan kera tersebut memasuki permukiman warga desa lain.
"Kami terus memantaunya karena kalau kawanan kera tersebut masuk ke desa lain, biasanya akan menjadi masalah. Namun sejauh ini kawanan kera tersebut masih berada di sekitar Desa Cikakak, belum masuk ke Desa Wlahar," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya khawatir jika kawanan kera tersebut menyerang warga.
"Namun sampai hari ini belum ada laporan tentang serangan kera terhadap warga. Kawanan kera di sana takut dengan warga setempat, tapi kalau dengan pendatang pasti mendekat karena kera-kera itu mengira para pendatang bawa makanan," kata Widarso.
Disinggung mengenai jumlah kera yang masuk ke permukiman warga, dia mengatakan, berdasarkan pantauan jumlahnya masih ratusan ekor.
"Kami memang tidak bisa menghitung secara pasti. Namun dari pantauan sekitar 300-an ekor, belum mencapai ribuan," katanya.
Sementara itu, warga Desa Cikakak mulai resah dengan kedatangan kawanan kera yang mengganggu aktivitas mereka "Kera-kera di hutan itu memang sering masuk ke permukiman. Namun kalau musim kemarau, jumlahnya sangat banyak dan selalu merepotkan warga karena kawanan kera itu merusak atap rumah untuk mencuri makanan," kata seorang warga, Bambang (45).
Menurut dia, warga setempat sudah bingung menghadapi kawanan kera yang diduga kelaparan akibat kemarau panjang.
"Saya juga harus bekerja ekstra saat menjaga warung. Kalau lengah, dagangan saya habis dicuri kera-kera itu," katanya.
Dia mengharapkan Pemerintah Kabupaten Banyumas segera turun tangan untuk mengatasi serangan kawanan kera ini karena warga telah banyak dirugikan.
Warga lainnya, Kasmiyah (50) mengatakan, kawanan kera itu biasanya hanya mencari makan di sekitar Masjid Saka Tunggal "Baitussalam" Desa Cikakak.
"Kera-kera itu biasanya memunguti kacang yang dilempar wisatawan yang berkunjung di Masjid Saka Tunggal dan Taman Kera ini. Biasanya hanya sedikit yang turun ke permukiman, tapi sekarang jumlahnya sangat banyak," katanya.
Dia mengaku sering kali harus kehilangan makanan yang tersaji di meja makan karena dicuri kera yang masuk rumah dengan cara merusak atap.
"Kadang kera-kera itu masuk rumah lewat pintu yang terbuka. Bahkan, kawanan kera itu tidak hanya mengambil makanan, tetapi juga bumbu dapur maupun minum air bersih yang akan digunakan untuk memasak," katanya.
Kepala Desa Cikakak Suyitno mengatakan, warga telah berupaya mengusir kawanan kera tersebut dari permukiman.
Akan tetapi, kata dia, upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal karena kemungkinan kera-kera itu kelaparan akibat musim kemarau.
Menurut dia, bantuan pakan kera dari Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak bisa diandalkan sehingga warga yang menjadi korban.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa buah manis yang mudah ditemui di sekitar rumah ini bisa bantu turunkan gula darah loh! Berikut daftarnya.
Baca SelengkapnyaMenahan air kecil atau kencing saat perjalanan bisa memicu munculnya penyakit.
Baca SelengkapnyaBumbu dapur yang berbahan dasar tanaman pun memiliki peran yang tak terbantahkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Teh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.
Baca SelengkapnyaKeringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaArief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.
Baca SelengkapnyaAnggaran tersebut mencakup kucuran bansos hingga Juni 2024. Namun, Kemenkeu akan melakukan tinjauan setelah tiga bulan.
Baca SelengkapnyaUsai buang air besar, tidak hanya rasa lega yang bisa kita alami, kerap kali muncul juga rasa lelah dan lemas usai melakukannya.
Baca SelengkapnyaAirlangga bertanya secara langsung kepada warga desa Eretan, apakah bansos ingin diperpanjang atau tidak.
Baca Selengkapnya