Kasus plagiat Anggito tetap akan dibawa ke Dewan Etik UGM
Merdeka.com - Kasus dugaan plagiarisme yang dilakukan Anggito Abimanyu tetap akan dibawa ke Dewan Etik, kendati dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah mengundurkan diri. Pihak UGM akan menelaah tulisan Anggito berjudul 'Gagasan Asuransi Bencana' di kolom Opini Kompas pada 10 Januari 2014 itu.
"Nanti prosesnya akan dilakukan di senat, lalu ke dewan etik, ke senat lagi, baru nanti diputuskan rektor," kata Pratikno dalam konferensi pers yang digelar di Gedung UC UGM, Yogyakarta, Senin (17/2).
Menurut Pratikno, hingga saat ini pihaknya belum bisa memutuskan bahwa tulisan Anggito plagiat, karena masih dibutuhkan waktu untuk menelaahnya.
"Waktunya tentu tidak dalam waktu dekat ini, yang jelas kami di senat bisa melakukan pleno segera untuk membahas ini," pungkasnya.
Secara pribadi, Pratikno mengaku terpukul dengan kasus yang menimpa Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag ini.
"Saya merasa sangat terpukul, masih belum percaya ketika menerima pesan (mundur) dari Pak Anggito," kata Pratikno.
Seperti diberitakan, dugaan plagiarisme PhD jebolan University of Pennsylvania itu mencuat lewat media sosial. Di situ, si penulis anonim memaparkan dengan detail kesamaan tulisan Anggito dan Hotbonar Sinaga, tanpa ditulis sumber aslinya.
Bahkan dalam banyak kalimat, tulisan Anggito sama seluruh titik-komanya. Dalam dunia akademis, satu kalimat dengan titik-koma sama, sudah hampir dipastikan bentuk plagiarisme.
Berikut salah satu kalimat yang sama titik-komanya itu:
Hotbonar:
Yang selalu inheren dengan bencana adalah korban manusia. Asuransi kecelakaan diri bisa memberikan penggantian biaya pengobatan atau memberi santunan cacat.
Bagaimana jika korban tewas? Asuransi jiwa akan memberikan santunan kepada ahli waris. Bencana juga selalu menimbulkan pengungsi yang sering kali rentan terserang penyakit. Nah, di sinilah pentingnya asuransi kesehatan. Pengungsi bisa berobat ke rumah sakit dengan biaya ditanggung perusahaan asuransi.
Anggito:
Yang selalu inheren dengan bencana adalah korban manusia. Asuransi kecelakaan diri bisa memberi penggantian biaya pengobatan atau santunan cacat.
Bagaimana jika korban tewas? Asuransi jiwa akan memberi santunan kepada ahli waris. Bencana juga selalu menimbulkan pengungsi yang sering rentan terserang penyakit. Nah, di sinilah pentingnya asuransi kesehatan. Pengungsi bisa berobat ke rumah sakit dengan biaya ditanggung perusahaan asuransi.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam debat ketiga Pilpres 2024, Prabowo sempat enggan membuka data pertahanan. Apakah ini alasannya?
Baca SelengkapnyaAnggota TNI di Purwokerto Aniaya Anak Pejabat Pangkalpinang Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa
Baca SelengkapnyaDalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo berterima kasih kepada tim dari Universitas Pertahanan RI yang terus bekerja menemukan dan menyalurkan air pada rakyat.
Baca SelengkapnyaSebelum Prabowo datang, pengamanan ketat terlihat jelas di sekitar TPS Prabowo ini yang melibatkan personel kepolisian.
Baca SelengkapnyaArief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaMK sebelumnya menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres 2024 diajukan Anies-Cak Imin maupun Ganjar dan Mahfud.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sikap kritik dari civitas akademik sejalan dari apa yang selama ini disuarakan
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pemimpin tidak boleh memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.
Baca Selengkapnya