Kasus guru TK cabul di Bali disidang, pelaku diminta dihukum berat
Merdeka.com - Sidang lanjutan pelecehan seksual terhadap murid TK Hainan School yang dilakukan gurunya kembali digelar secara tertutup, di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Pada sidang hari ini, Selasa (1/12), ibu kandung korban memberikan kesaksian di hadapan terdakwa David Dwi Hariantono alias Toton (52).
Menurut ibu korban yang identitasnya dirahasiakan, anaknya mengidap Penyakit Menular Seksual (PMS), usai dicabuli oleh Toton, di hadapan Hakim Ketua Beslin Sihombing.
Anggota P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), Ni Luh Sukawati, yang mendampingi ibu korban mengatakan, dia mengetahui anaknya menjadi korban pencabulan saat sang bocah mengeluh gatal di kemaluannya.
Disampaikan Sukawati, saat itu ibu korban melihat kemaluan anaknya luka. Saat itu dia langsung membawa anaknya ke dokter Aan Jaya Kusuma SpOG. Dari hasil diagnosa dokter, kata saksi, anaknya menjadi korban pencabulan. San ibu sempat melapor ke sekolah yang langsung berjanji akan menyelidiki kasus ini.
Hanya saja, setelah tiga bulan berlalu, tidak ada perkembangan apapun. "Ibu korban akhirnya lapor ke polisi," kata Sukawati yang ditemui di PN Denpasar, Bali, Selasa (1/12).
Dari hasil penyelidikan polisi akhirnya diketahui jika pelaku pencabulan adalah guru musik, di TK tempat anaknya sekolah, yaitu Toton. Namun, ibu korban juga menyebut nama Lause Herman, yang merupakan guru Bahasa Mandarin. Lause dituding lebih sadis karena sempat mencabuli korban hingga pendarahan, dan kelamin anaknya hanya dibersihkan menggunakan lap motor.
"Tapi sampai sekarang Lause belum dijadikan tersangka. Ini harus diungkap tuntas. Polisi harus buka aib di sekolah itu masih ada paedofil," ujar Sukawati.
Di akhir sidang, hakim kembali menanyakan terdakwa terkait keterangan ibu korban. Namun terdakwa membantahnya. Ibu korban yang kembali ditanya hakim menyatakan tetap pada keterangannya, dan minta pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya," ujar ibu korban.
Aksi cabul guru musik TK Hainan School, Toton, asal Surabaya, Jawa Timur baru terungkap sekitar Mei 2015 lalu. Saat itu, korban mengeluh sakit di kemaluannya dan keluar bintik merah-merah.
Aksi Toton yang tinggal di Jalan Tukad Yeh Aya IX/21 Denpasar ternyata tidak hanya dilakukan terhadap satu orang saja. sebab, ada dua korban lain yang semuanya merupakan murid TK Hainan School. Terdakwa diancam dengan pasal 82 ayat 2 juncto Pasal 76e Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam dakwaan subsider, dia juga diancam pasal 82 ayat 1 UU yang sama.
Selain Toton, korban menyebut nama guru lain. Sayang nama guru yang diduga mengajar bahasa Mandarin di sekolah itu justru belum dapat dibuktikan.
"Padahal untuk oknum guru lainnya ini yang paling sadis lho mas," ujar Sukawati.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bapak Pangan Indonesia itu mengenang betapa berjasanya sang guru SD.
Baca SelengkapnyaBerikan pantun lucu ini untuk menghibur mereka sang pahlawan tanpa tanda jasa yang tak kenal lelah meski jarang diapresiasi.
Baca SelengkapnyaGuru bernama Pak Marga ini pun menyiapkan kejutan untuk siswanya ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan
Baca SelengkapnyaBagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaMisalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca SelengkapnyaModus guru tersebut mulanya membentu murid tersebut lalu di ajak makan mi ayam.
Baca Selengkapnya