Kasus dihentikan, 16 jasad orok tanpa identitas di Bali dikremasi

Merdeka.com - RSUP Sanglah Denpasar akan mengkremasi total 28 jenazah yang penyelidikan kasusnya telah dihentikan oleh pihak kepolisian. 16 Jenazah di antaranya merupakan jasad janin atau orok.

"Kita lakukan kremasi setelah dihentikannya penyidikan oleh tim penyidik kepolisian. Kita kerahkan tiga unit ambulance untuk mengantar ke tempat kremasi," Ungkap dr IB Putu Alit, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Rabu (11/3) di Denpasar Bali.

16 Orok yang ada, lanjut dia, berasal dari berbagai kasus penemuan mayat bayi dalam empat tahun terakhir. Kepolisian gagal mengungkap berbagai kasus itu karena kurang bukti dan saksi.

Alit menambahkan, rekomendasi untuk melakukan kremasi sebenarnya sudah didapat pihak rumah sakit sejak sejak tahun tiga tahun lalu. Namun pihak RSUP Sanglah masih tetap bertahan untuk mencari data orang hilang.

"Direkomendasi untuk dilakukan kremasi sudah tiga tahun lalu. Tapi kita masih menunggu pihak keluarga yang mencari data orang hilang. Seluruhnya masuk dalam data Bali Nusa," jelas Alit.

Sementara Ketua Tim Kremasi Jenazah RSUP Sanglah, Dewa Gede Parwata menjelaskan, anggaran untuk kremasi ini dikeluarkan oleh Dinas Sosial Provinsi Bali, selebihnya ditalangi pihak rumah sakit.

"Ada anggaran dari Dinas Sosial Provinsi Bali untuk kremasi. Tapi masih ada kekurangan dan ditalangi oleh pihak RSUP Sanglah," kata Parwata.