Kasus bayi Dera, program kesehatan ala Jokowi dipertanyakan
Merdeka.com - Bayi Dera Nur Anggraini mengembuskan napas terakhir karena lima rumah sakit yang diharapkan bisa menolongnya ternyata menolak. Mereka menolak dengan berbagai alasan, mulai dari kamar penuh sampai tidak ada alat bantu.
Untuk menyelamatkan putrinya, Elias Setya Nugroho, orang tua Dera, pertama kali langsung membawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Memang, saat itu Elias yang tidak mempunyai Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
"Saya sampai nginep di RSCM. Tapi paginya ke sana lagi, jawabannya tetap masih penuh ruangannya," kata Elias kepada kepada merdeka.com, Senin (18/2).
Beberapa rumah sakit yang didatanginya seperti Harapan Kita, juga menolak. Alasannya masih sama, kamar penuh.
Belajar dari kasus ini, Ketua Forum Komunikasi Warga Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menyarankan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka mata lebar-lebar. Bahwasannya, penerapan program kartu sehat yang digagasnya tidak semudah kampanyenya.
"Belajar dari kasus Dera, Pak Jokowi harus meng-clear-kan sistem Kartu Jakarta Sehat (KJS) ini," kata Tigor kepada merdeka.com, Senin (18/2).
Tigor menilai program ini sebenarnya cukup baik. Hanya saja, belum ada satu aturan pakem untuk siapa program ini ditujukan dan apa jaminan untuk pihak rumah sakit yang diajak kerja sama.
"Jangan asal program, karena kasian ini warga kita," protesnya.
Dalam pengamatannya, program berobat gratis ala Jokowi ini banyak kekurangan. Dia berharap, Jokowi segera menjelaskan detail aturan main sistem ini.
"Ini urusan gubernur untuk membereskan. Gubernur harus fokus sebenarnya untuk siapa kartu ini, karena akibatnya banyak orang yang berobat hingga warga miskin yang benar-benar membutuhkan malah tak tertangani," kritiknya.
"Selain itu, pemprov harus menjamin rumah sakit tidak dipersulit saat mengajukan klaim. Karena proses klaim yang sulit itu juga berdampak ke pelayanan si pasien," tambahnya.
Selain pemprov, kasus bayi Dera menjadi tamparan bagi Kementerian Kesehatan. Ini membuktikan lemahnya pengawasan pemerintah pada rumah sakit yang jelas-jelas menjadi rekanan.
"Menkes harus mengevaluasi rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rekanan pemerintah. Kalau sudah kerjasama, enggak usah takut lah RS swasta itu nggak dibayar. Kalau ada yang membandel, Menkes harus kasih sanksi kepada pengelola," imbau Tigor.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan muda Elias Setya Nugroho dan Lisa Darawati melahirkan bayi kembar bernama Dara dan Dera. Dera dan Dara dilahirkan 11 Februari lalu di RS Zahira, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Keduanya dilahirkan melalui operasi caesar dalam usia kandungan masih tujuh bulan. Kondisi Dera saat dilahirkan cukup lemah dan butuh penanganan khusus karena ada gangguan pernapasan.
Hampir lima rumah sakit mereka datangi dengan harapan dapat menyelamatkan putri kembarnya. Sayang, karena lambatnya pertolongan, bayi Dera akhirnya lebih dulu meninggalkan kembarannya Dara. Dara sendiri masih menjalani perawatan di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Minta Menkes Lakukan Transformasi Kesehatan Besar-besaran
Budi menjelaskan, puncak dari transformasi tersebut adalah seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses kesehatan yang berkualitas dan murah.
Baca SelengkapnyaJokowi Mulai Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Begini Respons Timnas AMIN
Sebelumnya, pembahasan soal program makan gratis dalam rapat kabinet dibenarkan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia
Baca SelengkapnyaAlasan Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Dibahas di Rapat Kabinet Jokowi
Program makan siang gratis telah dibahas dalam rapat kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Senin 26 Februari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penjelasan Jokowi Bahas Makan Siang Gratis Program Prabowo-Gibran dalam Sidang Kabinet
Jokowi ingin presiden terpilih lebih cepat dan mudah menjalankan programnya.
Baca SelengkapnyaOrang Berobat Tidak Dipungut Biaya, Jokowi: Kita Bersyukur Ada KIS
Jokowi memastikan JKN-KIS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk semua jenis penyakit
Baca SelengkapnyaJokowi: 95 Persen Masyarakat Indonesia Sudah Punya BPJS, Tak Perlu Pusing Ongkos Berobat
Jokowi berharap, meski ke rumah sakit sudah gratis karena BPJS, namum diharapkan warga tetap menjaga kesehatan.
Baca SelengkapnyaDeklarasi Dukungan, Para Dokter Indonesia Titipkan Ini Kepada Prabowo-Gibran
Batara menilai Prabowo-Gibran merupakan sosok yang tepat untuk memimpin bangsa Indonesia dan melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaJokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!
Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Semringah, Baru 8 Tahun Nasabah Mekaar Sudah 15,2 Juta dengan Total Pinjaman Rp800 Miliar
Sejak tahun 2015, nasabah yang memanfaatkan program Mekaar sudah tembus 15 juta nasabah pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya