Kartini asal Bandung, adu silat dengan pria bule Amerika
Merdeka.com - Perempuan yang mempunyai kemampuan bela diri masih dipandang tabu bagi segelintir orang. Pemikiran zaman dulu, tugas perempuan tak boleh jauh-jauh dari dapur, sumur dan kasur. Yah hanya sampai di tiga hal itulah roda kehidupan seorang perempuan.
Hal itu pula yang dialami Rita Suwanda yang kini menyandang Guru Besar Mande Muda Internasional. Namun, jalan Rita tak mulus dalam mendapatkan gelarnya itu. Bagaimana tidak, pencak silat adalah urusan laki-laki, kira-kira begitulah anggapan soal perempuan yang hendak menekuni dunia silat saat itu.
Sang ayahanda, Uyu Suwanda pun melarang Rita belajar pencak silat. Untungnya, keseriusan serta keuletan Ritalah yang membuat sikap sang ayah melunak. Akhirnya hati Uyu luluh dan mengizinkan Rita memperdalam pencak silat, hingga mengikuti berbagai kompetisi seni sampai 1976.
Rita cilik mulai berlatih di usia 14 tahun di perguruan Mande Muda. Perguruan pencak silat itu didirikan ayahnya di Jalan Moch Ramdan, Bandung, pada 1951.
"Saya latihan pencak silat sejak umur 14 tahun. Karena tiap hari di rumah ada latihan silat, jadi saya sering melihat. Pertama saya tidak boleh latihan silat oleh bapak. Tahun-tahun itu kan perempuan masih tabu, ini kan permainan bela diri laki-laki," tutur ibu tiga anak kini berusia 52 tahun.
Arena pencak silat pula yang membuat Rita bertemu dengan tambatan hatinya hingga akhirnya menikah. Kala itu, sebagai pendiri perguruan silat ternama, Uyu Suwanda memiliki banyak murid laki-laki.
Dia menggelar semacam sayembara bagi murid-muridnya, barangsiapa kemampuan pencak silatnya terbaik akan bisa mengawini putrinya. Pemenangnya adalah Dadang Gunawan.
"Alhamdulillah sampai sekarang kita sudah hampir 40 tahun berumah tangga," ujar ibu berkerudung ini.
Setelah berkeluarga, semangat Rita terhadap pencak silat tidak mengendur. Dia aktif mengajar silat di SMA Pasundan 3 Bandung. Di tahun 2000, Rita melanjutkan kepemimpinan kakaknya, Herman Suwanda, pendiri Mande Muda di Amerika Serikat.
Di bawah kepemimpinan sang kakak, Mande Muda di Negeri Paman Sam bisa berkembang pesat di 27 negara bagian. Namun, hal itu tidak berjalan mulus. Pada Maret 2000, Herman bersama istri dan tiga muridnya bepergian di Jerman menggunakan mobil. Saat itu mereka hendak mempromosikan pencak silat. Namun, kendaraan mereka tumpangi terlibat kecelakaan, dan seluruh penumpangnya tewas.
Pasca tragedi itu, Rita dipanggil para murid di AS melanjutkan kepemimpinan Herman. Meski Mande Muda sudah berkembang pesat, tidak mudah melanjutkan kepemimpinan sang kakak. Rita harus menjaga wibawa Mande Muda, juga nama baik Indonesia. Dia juga mesti meyakinkan para murid kakaknya kalau dia kini menjadi guru mereka.
Pertama kali hadir, Rita merasa canggung berhadapan dengan murid-murid kakaknya. Sebab mereka kebanyakan laki-laki dengan postur tinggi besar.
"Saat masuk ke area workshop, saya merasa dipandang sebelah mata. Saya merasa sebagai perempuan kecil," kenang Rita.
Meski demikian, Rita menepis perasaan itu dan memperlihatkan kemampuan silatnya. Setiap memulai latihan, dia selalu meminta muridnya yang paling tinggi besar berduel.
"Jadi pada waktu itu saya seperti mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan citra keluarga, citra Indonesia," ucap Rita.
Di bawah sepak terjang Rita, Mande Muda Internasional berhasil merambah Eropa, Jerman, Prancis, Spanyol dan Belanda, sesuai cita-cita sang kakak.
Hingga akhirnya kini, bertepatan dengan Hari Kartini, rencananya Rita akan menggelar pelatihan pencak silat ke negara-negara Eropa dan AS.
"Insya Allah 21 April ini saya akan workshop pertama ke Eropa dulu, baru ke AS sampai 13 Juni," ungkap Rita.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaPelaku membekap mulut dan mencekik leher korban hingga meninggal dunia
Baca SelengkapnyaBerikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca SelengkapnyaSuami Ajak Balita Saat Jajakan Istri ke Pria Hidung Belang
Baca SelengkapnyaBanyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.
Baca SelengkapnyaRela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca Selengkapnya