Kapolri Soal Larangan Pamer Kemewahan: Saya Mulai dari Diri Saya
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Idham Azis menjelaskan maksud dari larangan anggota Polri pamer kemewahan di lingkungan kedinasan maupun ruang publik. Di depan komisi III DPR RI, Idham menyebut larangan yang tertuang dalam Surat Telegram Nomor: ST/30/XI/HUM.3.4/2019/DIVPROPAM tentang peraturan disiplin anggota Polri itu harus dimulai dari sekarang dan dari Polri.
"Ditujukan memang agar kita-kita sebagai aparat pemerintah haru mulai dari diri kita. Kita berharap bawahan berubah, kalau kita komandan-komandan tidak berubah itu percuma. Dan saya harus mulai dari diri saya," kata Jenderal Idham di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (20/11).
Kapolri Idham menyatakan gaya hidup sederhana akan ia mulai terapkan dari dirinya dan keluarganya sendiri. Ia berharap, seluruh anak buahnya dapat mengikuti.
"Berapa gaji kita, kalau kita harus mulai itu dari saya dan dari keluarga. Kalau hari ini mulai, besok 36 jajaran ikut. Besoknya 24 Kapolda itu ikut. 3 bulan kemudian seluruh kombes itu. Itu yang saya maksud revolusi mental. Harus kita mulai itu pak," jelas Idham.
Tak Semua Puas
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengakui semua kebijakannya tidak dapat menyenangkan semua pihak, termasuk kebijakan pelarangan gaya hidup mewah. Namun, itulah bukti komitmen Polri.
"Soal gaya hidup mewah, memang dalam kebijakan itu tidak semua kebijakan bisa memuaskan," katanya.
"Saya harus mulai pak. Ini saya bicara di depan anggota Dewan yang terhormat, kalau saya tidak komit maka bisa menghukum dan mengevaluasi saya. Itu komitmen pak," tambahnya.
Berkah Bagi Suami
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa memuji larangan gaya hidup mewah oleh Kapolri.
"Banyak istri-istri protes. Jujur saja toko bermerek sepi, itu berarti banyak kepolisian yang beli. Tetapi berkah bagi kita suami suami, tidak dirongrong istri. Imbauan itu patut kita apresiasi dan sikap yang harus dijaga konsisten ke depan," katanya.
Reporter: Delvira HutabaratSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan
Baca SelengkapnyaAlasan ibu tersebut akhirnya membuat hati Listyo Sigit tersentuh dan akan mencoba membantunya.
Baca SelengkapnyaIa hidup sendirian karena ayahnya meninggal dan ibunya meninggalkannya sejak kecil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengajarkan pesan kehidupan kepada anak.
Baca Selengkapnya"Saya justru menunggu namanya siapa ya," kata Kapolri.
Baca SelengkapnyaCinta kasih orang tua terhadap anak tak pernah padam meskipun anaknya telah hidup mandiri.
Baca SelengkapnyaDesta menceritakan soal kehidupannya yang kini menyandang status duda. Simak ceritanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaPemilu bukan hanya olah politik, melainkan sebagai olah budaya dalam meningkatkan mutu di masyarakat.
Baca Selengkapnya