Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapal-kapal TNI AL, gugus depan pencari AirAsia di laut

Kapal-kapal TNI AL, gugus depan pencari AirAsia di laut Pencarian AirAsia QZ8501. ©AFP PHOTO/Pool

Merdeka.com - Dalam upaya pencarian besar-besaran pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di dekat perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, TNI Angkatan Laut langsung mengerahkan seluruh armada bagian barat. Kapal-kapal ini diberikan misi kemanusiaan, yakni mengangkat jasad penumpang, hingga mengambil serpihan-serpihan pesawat nahas milik maskapai penerbangan asal Malaysia itu.

Sebagai 'tuan rumah', TNI AL jelas menjadi garda terdepan dari operasi SAR AirAsia QZ8501, dan segera menunjukkan kemampuan mereka pada lanskap pencarian laut tersebut. Tak tanggung-tanggung, sejumlah armada kapal yang terdiri dari Kapal perang Republik Indonesia (KRI) pun ditugaskan guna mendukung tugas negara itu.

KRI-KRI yang dikerahkan oleh TNI AL untuk berkontribusi dalam pencarian AirAsia QZ8501 antara lain KRI Bung Tomo, KRI Usman Harun, KRI Banda Aceh, dan KRI Sultan Hasanuddin.

Semua mesin perang laut dinyalakan bukan untuk meramaikan situasi pencarian. Kemampuan teknologi dan pengetahuan tentang SAR serta evakuasi laut para awaknya (Marinir, Kopaska, Dislambair, dan Yontaifib) menjadi senjata utama dalam mencari jejak pesawat hingga ke dasar laut.

Apa saja keunggulan kapal perang milik AL tersebut hingga turut diterjunkan dalam pencarian AirAsia QZ8501 beserta para korbannya? Berikut beritanya:

KRI Bung Tomo 357

Kapal Multi Role Light Fregate (MRLF) yang mampu menampung 85 awak kapal ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet, yang diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Kapal ini tiba di Indonesia pada pertengahan bulan September 2014, dan kini dikomandani Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan.Persenjataan canggih yang melengkapi KRI Bung Tomo ini didukung oleh Platform System terbaik. Semua fungsi optimal dari KRI ini di antaranya Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengintaian udara serta radar serangan untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran.Selain itu, perangkat meriam Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) berukuran 76 mm dan 30 mm, juga sudah ditenteng di lambung kanan dan kiri KRI Bung Tomo ini. Jika ada bahaya udara yang mengancam, kapal ini juga sudah dilengkapi dengan Close in Weapon System (CIWS), yang akan menangkal langsung ancaman dari arah udara tersebut.Kelengkapan sistem sensor senjata di KRI Bung Tomo ini juga sudah dilengkapi dengan Electro Optical Tracker System (EOTs), yang berguna untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal korvet, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air, yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air dengan gelombang sonar.Sistem daya pendorong kapal maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut, sudah dikontrol secara komputerisasi oleh Integrated Platform Manajemen System (IPMS) sehingga jika ada kerusakan pada salah satu sistem kapal, maka hal tersebut akan terdeteksi secara dini.Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, KRI Bung Tomo ini juga dilengkapi dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke-udara VLS MBDA MICA (BAE System), serta 2 set berisi 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.Kapal perang sepanjang 95 meter, lebar 12,7 meter ini memiliki bobot hingga 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, dan kecepatan mencapai 30 knot. Kapal baru yang masuk jajaran dalam Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.

KRI Usman Harun 359

KRI Usman Harun merupakan kapal fenomenal yang sempat menghebohkan Singapura saat Indonesia pertama kali memilikinya. Pasalnya, nama 2 orang yang dijadikan sebagai nama kapal ini merupakan martir dari operasi rahasia Dwikora di bawah komando Presiden Soekarno, sebagai reaksi diplomatis terhadap Singapura.Kapal perang tipe F2000 Corvette buatan BAE System Maritime-Naval Ships, Inggris, itu sebelumnya bernama KDB Bendahara Sakam-29, yang merupakan pesanan Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam. Saat ini, kapal tersebut dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta.Dari segi persenjataan, KRI Usman Harun memiliki satu meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE Systems 324 mm, yang digunakan untuk perang di bawah dan di permukaan air. Kapal ini juga telah dilengkapi 16 tabung peluncur peluru kendali anti-serangan udara tipe VLS MBDA MICA (BAE Systems), serta 2 set empat tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Selain itu, oleh BAE System Maritime-Naval Ships, KRI Usman Harun ini juga dilengkapi pengarah senjata elektro-optik Ultra Electronics/Radamec Series 2500, radar penjejak I/J-band BAE Insyte 1802SW I/J-band, radar navigasi Kelvin Hughes Type 1007, radar Thales Nederland Scout, dan penangkal serangan Thales Sensors Cutlass 242. Dalam kondisi perang di bawah air dari serbuan dan intipan kapal selam, kapal-kapal perang ini dilengkapi radar berbasis sonar di lambung kapal bertipe Thales Underwater Systems TMS 4130C1, serta radar permukaan dan udara E-band dan F-band BAE Systems Insyte AWS-9 3D. Inilah salah satu sebab mengapa kapal ini butuh banyak personel. Dengan karakter korvet yang cukup "mini" namun cukup sarat persenjataan, kapal perang berbobot kosong hampir 2.000 ton ini pas untuk keperluan patroli jarak dekat-menengah dan kawal-sergap. Kecepatannya 30 knots dirasa cukup mumpuni, berkat dorongan empat mesin diesel MAN B&W/Ruston yang memancarkan tenaga total 30,2 Megawatt dari dua poros baling-balingnya. Sekali pengisian penuh bahan bakar dan logistiknya, jarak tempuhnya pada kecepatan ekonomis 12 knot per jam adalah 5.000 Nautical Mile. Kalau ini benar-benar diterapkan, maka jarak Sabang-Merauke bisa dilayari KRI ini hanya dalam 18 hari layar.

KRI Banda Aceh 593

KRI Banda Aceh 593 adalah kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) yang mampu mengangkut satu batalion pasukan, kendaraan perang maupun kapal pendarat (landing craft carrier). Kapal ini adalah sebuah kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat.Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut, namun kemampuannya membawa kekuatan udara terbatas (biasanya helikopter). Kapal ini dipesan dari Korea Selatan, namun pembuatannya dilaksanakan PT PAL, Surabaya. Saat ini, KRI Banda Aceh dikomandani langsung oleh Letkol Laut (P) Arief Budiman.Kapal perang tersebut memiliki spesifikasi  panjang 125 meter, lebar 22.044 meter, berat 7.286 ton, dan kecepatan maksimum 15 knots. Daya angkut dari KRI ini mampu menampung 344 personel, 5 helikopter jenis Mi 2/Bel 412, 2 unit LCVP, 3 unit howitzer dan 21 Tank.Kapal ini juga dipersenjatai sebuah meriam kaliber 57 mm dan 2 unit meriam kaliber 40 mm. Saat ini, kapal diawaki 100 personel untuk mendukung operasional seluruh kekuatan KRI Banda Aceh tersebut.Kapal LPD 125 meter ini didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI-AL, di antaranya pendaratan pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, dan alutsista dara lainnya dengan  total embarkasi 507 personel termasuk pasukan 354 troop, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta dapat mengangkut 5 unit helikopter jenis Mi-2 atau Bell 412, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus menerus.Meski baru diproduksi, KRI Banda Aceh ini sudah mendapatkan sebuah penghargaan dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, sebagai KRI Berpredikat Operasional Tertinggi Tahun 2014. Penghargaan itu didapat karena KRI Banda Aceh ini menjadi kapal yang berlayar dalam waktu paling panjang dibandingkan KRI milik TNI angkatan laut lainnya.Selain itu, kapal ini juga telah mengikuti latihan bersama kapal-kapal perang dari berbagai negara dalam ajang Multilateral Rim of the Pacific (Rimpac) 2014. Ajang tersebut merupakan latihan rutin setiap dua tahun yang digelar oleh armada ketiga US Navy dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan meluas cakupannya dengan melibatkan negara-negara di Asia Tengara.

KRI Sultan Hasanuddin 366

KRI Sultan Hasanuddin dengan nomor lambung 366 merupakan kapal kedua dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas SIGMA milik TNI AL. Nama KRI Sultan Hasanuddin diambil dari nama Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI.KRI Sultan Hasanuddin merupakan sebuah korvet modern yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda yang mulai pada tahun 2005 khusus untuk TNI-AL. KRI Sultan Hasanuddin akan bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-serangan udara.Korvet ini ikuti dengan perlengkapan komunikasi dan pertempuran yang lengkap, di dalam ruang yang luas untuk menampung akomodasi sejumlah 80 orang. Selain itu, sebuah dek helikopter dan propulsi diesel propeler ganda juga sudah disiagakan di kapal ini. Kemampuan propulsi dan keseimbangan ditambah gulungan penyestabil pasif membuatnya cocok untuk operasi pencarian dan patroli di perairan teritorial indonesia.Fungsi dasar dari kapal ini adalah Patroli maritim Zona Ekonomi Ekslusif, SAR dan anti-kapal selam. Terdapat landasan yang mampu menampung helikopter dengan berat maksimum 5 ton, dilengkapi dengan fasilitas lashing point dan sistem pengisian BBM.Operasi helikopter bisa dilakukan pada malam hari maupun siang hari. Kapal ini dibuat menggunakan rules Lloyd's Register untuk unrestricted service dan distujui oleh prinsipal kelautan yang bonafid.KRI ini sudah dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC diproduksi oleh MAN Diesel, Jerman berkonfigurasi V 20 silinder. Mesin berkekuatan 8900 kW ini masing-masing menggerakkan baling-baling yang bisa diatur kemiringan bilahnya melalui sebuah gir pengurang putaran satu tingkat. Mesin berbobot 46 ton ini berukuran panjang x lebar x tinggi = 7330 x 2100 x 3180 mm.Sebagai bagian dari armada patroli, KRI Sultan Hasanuddin dipersenjatai berbagai jenis persenjataan untuk meronda wilayah kedaulatan Republik Indonesia, antara lain dengan peluru MBDA Mistral dalam peluncur Tetral laras, peluru kendali anti kapal MBDA Excocet MM40 block 2, kanon Oto-Melara Super rapid kaliber 76 mm, kanon anti-serangan udara 2 x 20 mm DENEL Vector G12, dan torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 yang dilengkapi 2 peluncur torpedo B515.Selain itu, sistem perang Thales Tacticos juga sudah diterapkan di kapal ini, menemani radar utama MW08 3D multibeam surveillance radar, dan radar senjata LIROD Mk2 tracking radar. Untuk keperluan transkoneksi data, kapal ini menggunakan LINK Y Mk2 datalink system. Mewakili kemampuan teknologi Sonar, kapal ini menggunakan Thales Kingklip medium frequency active/passive ASW hull mounted sonar.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Usai Buang Air Kecil, Polisi Jatuh dari Kapal dan Hilang

Usai Buang Air Kecil, Polisi Jatuh dari Kapal dan Hilang

Dia menyebut, hingga siang ini pencarian masih terus dilakukan namun hasil masih nihil. Unsur terlibat.

Baca Selengkapnya
TNI AU Deteksi Lima Kapal Pengungsi Rohingya di Laut Aceh

TNI AU Deteksi Lima Kapal Pengungsi Rohingya di Laut Aceh

TNI Angkatan Udara (AU) melaksanakan Operasi Mata Elang 23 untuk memantau keberadaan kapal pengungsi Rohingya di perairan laut Aceh.

Baca Selengkapnya
7 WNI Hilang saat Kapal Nelayan Tenggelam di Lepas Pantai Korea Selatan

7 WNI Hilang saat Kapal Nelayan Tenggelam di Lepas Pantai Korea Selatan

Dua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Detik-Detik Pesawat Japan Airlines Terbakar Saat Mendarat di Tokyo, Penumpang Lompat Kocar-Kacir

VIDEO: Detik-Detik Pesawat Japan Airlines Terbakar Saat Mendarat di Tokyo, Penumpang Lompat Kocar-Kacir

Pesawat penumpang ini diduga terbakar setelah bertabrakan dengan pesawat patroli laut pada Selasa (2/1) sore.

Baca Selengkapnya
Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.

Baca Selengkapnya
Beri Air Secara Cuma-Cuma ke Prajurit TNI yang Berlatih, Aksi Ibu-ibu Ini Curi Perhatian

Beri Air Secara Cuma-Cuma ke Prajurit TNI yang Berlatih, Aksi Ibu-ibu Ini Curi Perhatian

Setiap prajurit TNI biasanya akan melaksanakan pelatihan patroli jarak jauh dengan berjalan kali berkilo-kilometer.

Baca Selengkapnya
Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.

Baca Selengkapnya
Air Laut Ini Paling Berasa Asin di Seluruh Dunia, Terkuak Penyebabnya

Air Laut Ini Paling Berasa Asin di Seluruh Dunia, Terkuak Penyebabnya

Ada rahasia mengapa air laut di tempat ini paling asin.

Baca Selengkapnya