Kapal Bermuatan 10 Wisatawan Asing Ditolak Berlabuh di Sumba Timur
Merdeka.com - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Karantina Kesehatan Pelabuhan Laut dan KP3 Laut Waingapu, menolak memberikan ijin kepada kapal wisata Bulan Baru untuk bersandar di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (14/3) kemarin.
Kapal ini membawa satu guide dan 10 wisatawan asing, beserta enam awak kapal. Penolakan tersebut dilakukan, pasca adanya instruksi Bupati Sumba Timur untuk menutup semua akses masuknya wisatawan asing ke wilayah Kabupaten Sumba Timur guna mengantisipasi masuknya Virus Corona (Covid-19) di wilayah itu.
"Kita mengamankan instruksi pak bupati, keputusan ini diambil dalam rapat bersama semua unsur terkait hari Minggu (8/3) pekan lalu. Jadi kita jalankan instruksi tersebut yang juga adalah kesepakatan bersama semua unsur," ujar Kepala KSOP Kelas IV Waingapu, Anis Kumanireng, Minggu (5/3).
Walau ditolak berlabuh, kapal itu tetap diizinkan mengisi bahan bakar serta logistik lainnya.
"Saya dikontak oleh staf saya tadi waktu saya baru tiba di bandara, bahwa mereka butuh bahan bakar dan logistik seperti bahan makanan dan lainnya. Jadi karena alasan kemanusiaan, kita ijinkan mereka berlabuh sementara," jelasnya.
Terkait nasib kapal tersebut, Anis menegaskan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan agen, untuk mengetahui tujuan berlayar kembalinya kapal ini, sehingga diterbitkan surat ijin berlayar.
Dokter Karantina Kesehatan Pelabuhan Laut Waingapu, dr. Hindarti A. Hadapan mengatakan, pihaknya tidak melakukan pemeriksaan para penumpang dan awak kapal, namun hanya menyampaikan informasi mengenai instruksi bupati yang melarang masuknya warga negara asing ke Sumba Timur, selama wabah Covid-19 masih terjadi.
"Kita tetap menolak mereka turun, karena biaya perawatan satu orang pasien covid-19 sangat mahal dan Sumba Timur belum siap secara peralatan untuk penanganannya," jelasnya.
Ketua DPRD Kabupaten Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq yang ikut memantau ke Pelra Waingapu menegaskan, pihaknya mendukung keputusan yang sudah diambil bupati Sumba Timur untuk tidak menerima wisatawan asing masuk ke Sumba Timur saat ini.
Menurut Fadaq, lebih penting memastikan kesehatan warga Sumba Timur, dibandingkan manfaat dari masuknya wisatawan asing saat ini.
"Kita prinsipnya dari DPRD Kabupaten Sumba Timur mendukung instruksi bupati tersebut. Karena daerah kita memang tidak siap untuk melakukan penanganan terhadap pasien covid-19. Kita harus jujur jika peralatan medis untuk penanganan covid-19 belum memadai," tegasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaPengamanan Lanal Banyuwangi Kini Diperkuat KAL Sembulungan
Kapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca SelengkapnyaMirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata
Kapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bea Cukai Tangkap Kapal Pembawa Ratusan Kantong Pakaian Bekas Impor di Riau, 2 Orang Jadi Tersangka
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaPerjuangan Mengantar Logistik Pemilu ke Pulau Sangkarrang, Cuaca Ekstrem Hingga Ombak 4 Meter
Jumlah logistik yang didistribusikan sebanyak 205 kotak suara dan 51.305 plus dua persen surat suara
Baca SelengkapnyaKapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang
Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaKapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang
Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaKapal Pembawa Logistik Suara Pemilu 2024 Kecelakaan di Perairan Mentawai
Kapal itu itu membawa 50 kota suara, 40 bilik suara, serta 1 kardus C hasil dari 10 TPS.
Baca Selengkapnya