Kader curiga survei Cyrus pesanan buat memecah PDIP
Merdeka.com - Hasil riset dari lembaga survei Cyrus Network yang menyatakan Megawati Soekarnoputri tidak layak lagi menjadi Ketua Umum terus menuai reaksi dari kader partai banteng moncong putih. Mereka mencurigai survei itu pesanan untuk memecah PDI Perjuangan.
"Kami melihat survei Cyrus sebagai pesanan dan tujuannya untuk memecah belah partai. Skenarionya ke sana," kata Politikus PDIP Charles Honoris, di Jakarta, Selasa (16/12).
Dia tidak percaya kalau Cyrus juga melakukan survei kepada kader-kader PDIP. Menurut dia, kalau mau membuat survei seperti itu seharusnya yang dijadikan sampel adalah kader partai atau minimal hanya dilihat dari responden yang menyatakan memilih PDI Perjuangan saja.
"Jangan dicampuradukan dengan partai lain. Karena yang menjadi stakeholder di partai kami adalah pengurus, kader dan pemilih PDI Perjuangan. Jadi sangat lucu kalau simpatisan atau pemilih lain yang ditanyakan soal ketua umum PDI Perjuangan," jelas anggota Komisi I DPR ini.
Kalau respondennya bukan stakeholder PDI Perjuangan, Charles menambahkan, tentunya hasil survei bias dan kuat dugaan survei dilakukan atas pesanan pihak-pihak tertentu dengan target tertentu pula seperti memecah belah PDIP.
"Kalau responden survei adalah stakeholder PDI Perjuangan saya sangat yakin lebih 90 persen mendukung Ibu Mega untuk kembali memimpin partai," tegasnya.
Lepas dari hasil survei itu, Charles meyakini Megawati masih layak memimpin PDI Perjuangan. Apalagi presiden Jokowi yang merupakan kader adalah yang pertama meminta agar Megawati kembali menjadi ketua umum.
"Jadi apapun yang dilakukan pihak-pihak yang ingin memecah PDI Perjuangan, termasuk survei Cyrus itu akan sia-sia belaka. Sebab di bawah kepemimpinan Ibu Megawati, kami para kader dipersatukan oleh sebuah nilai-nilai ideologi yang sama, bukan berdasarkan jabatan ataupun kekuasaan," tegasnya.
Sebelumnya, lembaga survei Cyrus Network menempatkan nama Jokowi sebagai sosok yang pantas menjadi Ketua Umum PDIP. Dia meraih dukungan dari publik sebesar 26 persen, di urutan kedua ada nama Puan Maharani yang memperoleh dukungan sebesar 18 persen. Peringkat buncit ditempati oleh Mega yang hanya mendapatkan dukungan 16 persen dari publik.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Gerindra tidak mengharuskan kadernya untuk maju sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke HUT PDIP.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke-77 akan dirayakan secara sederhana
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaNamun Kaesang menegaskan tidak ingin mencampuri urusan dapur partai lain.
Baca SelengkapnyaNamun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.
Baca Selengkapnya