Kabasarnas: Korban Meninggal Akibat Tsunami Banten Capai 397 Orang
Merdeka.com - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M. Syaugie mengatakan, total korban meninggal hingga pukul 09.00 WIB, berjumlah 397 orang. Mereka yang meninggal dampak dari tsunami Banten pada Sabtu (22/12) yang terjadi sekitar pukul 21.27 WIB.
"Dalam rangka mengevakuasi korban, sampai hari ini jam 09.00 WIB tadi, sudah 397 orang yang meninggal dunia yang luka-luka 1.028, hilang 77 orang," kata Syaugie di Kecamatan Labuan, Banten, Selasa (25/12).
Dalam melakukan evakuasi para korban tsunami, ia mengerahkan 250 orang yang mana personel dari Jakarta, Bandung dan Lampung. "Tentunya ini tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD maupun pemerintah daerah setempat," ujarnya.
Ia pun menyebut, pihaknya melakukan evakuasi di enam sektor yang mana empat sektor berada di pulau Jawa seperti Anyer, Carita, Labuan dan Tanjung Lesung hingga ke Sumur. Dan dua sektor lagi berada di kawasan Lampung.
"Kita kerahkan dua helikopter Basarnas dan dua perahu karet untuk mengamabil katakan korban-korban yang masih terisolir di pulau-pulau sekitar pulau Jawa ini. Kami berharap sinergitas yang baik ini antara Basarnas, TNI, Polri maupun stakeholder yang lain dalam rangka mempercepat proses evakuasi ini dapat terlaksana dengan baik," sebutnya.
"Mudah-mudahan cuaca mendukung, karena tadi saya baru saja mengecheck sampai Tanjung Lesung lewat udara banyak di situ kejadian-kejadian atau puing-puing yang masih ada, kemudian saya melihat tim Basarnas, TNI dan Polri menyusuri pantai itu sampai ke selatan. Kalau-kalau masih ada lagi korban yang belum ditemukan begitu," sambungnya.
Jenderal bintang tiga ini pun mengaku, pihaknya akan lebih fokus mencari para korban di daerah Labuan.
"Ya, saya khususnya meninjau dari tim SAR gabungan ya, tim SAR Basarnas yang ada di Labuan ini khususnya. Tadi kami sudah dari Anyer, Carita sampai Tanjung Lesung. Nah sekarang fokusnya di sini (Labuan), untuk memastikan dan menyakinkan tim SAR gabungan ini khususnya Basarnas melakukan evakuasi cepat dan benar, karena kita dealin dengan waktu tentunya," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengunjungi Pantai Pancer, Pernah Dihantam Tsunami Kini Jadi Penghasil Ikan Terbesar di Banyuwangi
Baru-baru ini, puluhan bahkan ratusan lumba-lumba kompak menampakkan diri di perairan Pantai Pancer
Baca Selengkapnya8000 Tahun Lalu Pernah Ada Tsunami yang Membinasakan seluruh Penduduk di Negara Ini
Tsunami itu dikenal dengan nama Storegga. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?
Arief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.
Baca SelengkapnyaCerita SBY saat Pertama Kali Tahu Aceh Tsunami dan Ambil Keputusan Cepat meski Baru 2 Bulan Jadi Presiden
SBY mengaku masih merasakan duka mendalam akibat tsunami yang terjadi di Aceh pada 19 tahun silam, 26 Desember 2004.
Baca SelengkapnyaSerahkan Bantuan Beras di Bantul, Jokowi: Setelah Juni Kalau APBN Cukup akan Dilanjutkan
Jokowi menjelaskan bahwa bantuan pangan berupa beras bisa dilanjutkan setelah bulan Juni jika anggaran negara mencukupi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar
Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca Selengkapnya