Jurnalis Bogor tuntut anggota TNI AU aniaya pewarta diadili
Merdeka.com - Sedikitnya 50 jurnalis Bogor dari berbagai organisasi wartawan di Kota/Kabupaten Bogor menggelar aksi solidaritas di kawasan Tugu Kujang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (16/8). Mereka mengecam kekerasan dilakukan anggota TNI AU terhadap dua jurnalis Medan saat meliput kasus sengketa lahan, Senin (15/8).
Aksi dimulai pukul 09.30 hingga 10.30 WIB itu dilakukan puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik lokal maupun nasional. Mereka berorasi dan melakukan aksi teatrikal, serta tabur bunga di bundaran Tugu Kujang, Kota Bogor.
Ketua Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB), Haryudi mengatakan, aksi ini untuk kesekian kalinya sebagai wujud kekecewaan jurnalis Bogor terhadap pemerintah melalui alat negara (TNI/Polri). Aparat dianggap kerap melakukan tindakan sewenang-wenang saat bertugas berhadapan dengan pewarta.
"Kekerasan yang terjadi di Medan oleh oknum TNI AU merupakan peristiwa yang tak pernah ada perhatian dari negara. Ulah oknum TNI AU terhadap dua jurnalis di Medan secara tidak langsung telah mencederai sendi-sendi negara demokrasi yang dibangun, para pendahulu kita," kata Haryudi.
Haryudi mengaku miris dengan aksi premanisme aparat, tanpa memandang profesi jurnalis yang jelas-jelas dilindungi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
"Jelas rekan kita di sana tengah bertugas melakukan peliputan sambil menggantungkan identitas mereka. Tapi nyatanya tetap menjadi korban kekerasan oleh oknum TNI yang melakukan pengamanan. Itu melanggar kebebasan pers," ujar Haryudi.
Haryudi menambahkan, berdasarkan data dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo indeks kebebasan pers mengalami penurunan drastis, jika mengacu kepada indeks kebebasan pers dan berekspresi versi World Press Freedom. Selain itu, musuh terbesar insan pers yang dapat mengancam keselamatan pers sendiri selalu aparat penegak hukum.
"Sejak Jokowi menjadi Presiden, kebebasan pers kita menurun. Tidak jarang insan pers yang sedang bertugas justru menjadi korban kekerasan oleh oknum penegak hukum di negara ini," lanjut Haryudi.
Untuk itu, para wartawan se-Bogor mengecam dan mengutuk keras aksi kekerasan dilakukan anggota TNI AU di Medan. Mereka juga meminta pelaku diproses hukum atau peradilan militer, karena telah mencederai kebebasan pers.
"Kita ingin oknum itu di proses! Tidak menutup kemungkinan kita bisa menjadi korban mereka yang selanjutnya. Kita juga ingin pemerintah mencopot oknum tersebut dari jabatannya, karena mereka bukan melindungi tapi malah melukai kita," imbuh Haryudi.
Di sela-sela aksi solidaritas ini, wartawan Bogor juga menggelar aksi teatrikal dan menabur kartu pers. Hal itu sebagai simbol kekecewaan mereka terhadap TNI AU dan matinya kebebasan pers di Indonesia.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Perintahkan Panglima TNI Segera Selesaikan Dampak Ledakan Gudang Amunisi di Ciangsana Bogor
Kasus kebakaran dan ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Naikkan Gaji PNS dan Gencarkan Bansos Jelang Pilpres, Ini Tanggapan Ganjar
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi langkah Presiden Jokowi menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) menjelang pencoblosan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi: ASN, TNI, Polri dan BIN Harus Netral
Netralitas di Pemilu 2024 tujuannya untuk menjaga kedaulatan rakyat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Naikkan Gaji TNI-Polri dan PNS Jelang Pencoblosan Pilpres 2024, Anies: Kenapa Baru Tahun Ini?
Anies menyayangkan gaji PNS dan TNI/Polri baru dinaikkan jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaJokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024
Jokowi mengajak para pihak menjaga pesta demokrasi lima tahunan agar jujur dan adil.
Baca SelengkapnyaKolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca Selengkapnya