Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jokowi Harus Hati-Hati Jika Ingin Akomodir Gerindra dan Demokrat

Jokowi Harus Hati-Hati Jika Ingin Akomodir Gerindra dan Demokrat Momen Perpisahan Jokowi dengan Menteri Kabinet Kerja. ©2019 Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden

Merdeka.com - Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, peta politik nasional masih berjalan makin dinamis. Sebabnya, Partai Gerindra dan Demokrat membuka spekulasi bergabung dengan pemerintah.

Indikasi itu mencuat ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi mengatakan bahwa dari pertemuan itu merupakan tanda dari Jokowi untuk mengakomodir kedua partai yang bukan koalisi berada dalam kepemimpinannya selama lima tahun ke depan. Namun, dalam pembagian kekuasaan harus dilakukan secara hati-hati.

"Kalau tidak secara detil dan hati hati dalam distribusi kekuasaannya, itu akan jadi boomerang bagi stabilitas pemerintah Jokowi sendiri. Membiarkan ada oposisi akan lebih baik," kata dia saat ditemui di Kota Bandung, Sabtu (19/10).

Keberadaan Gerindra dan Demokrat dikhawatirkan membuat situasi di internal partai pendukung Jokowi goyah. Ia mengibaratkan, pemerintah Jokowi akan seperti orang gemuk yang mudah limbung serta tak memiliki nafas yang lega. Jokowi harus berkaca pada kepemimpinan Presiden SBY pada periode 2009-2014 yang berjalan lambat setelah merangkul banyak partai untuk bergabung ke dalam pemerintah.

"Saran saya, pertimbangkan betul untuk tidak menerima semua partai masuk dalam koalisi agar ada fungsi chek and balances (sebagai oposisi)," ucap dia.

Jika akhirnya semua partai masuk dalam koalisi, maka yang akan terjadi adalah ketidakpercayaan dari publik karena merasa tidak ada yang mewakili jika ada kebijakan yang dianggap tidak berpihak masyarakat.

"Biarin mereka (Gerindra dan Demokrat) di luar (pemerintah). Oposisi harus ada. Kalau semua ke pemerintah, publik akan distrust (kehilangan kepercayaan)," jelas dia.

Namun, jika melihat perkembangan yang ada, ia memprediksi Partai Gerindra yang lebih berpeluang untuk masuk ke dalam pemerintah, meski Jokowi kelihatan ingin mengakomodir posisi Demokrat.

Hal lain yang harus dipikirkan oleh Jokowi jika keputusan akhirnya seperti itu, maka harus bisa meredakan kekhawatiran partai koalisi. Karena mereka merasa sudah bekerja dan berkeringat mengantarkan Jokowi melenggang menjadi presiden lagi. Caranya, porsi pembagian kekuasaan dalam konteks menteri, Gerindra dan Demokrat jangan diberi kursi lebih atau strategis.

"Kalau menteri (dari Gerindra dan Demokrat) lebih dari satu, maka yang lain (partai koalisi) akan teriak. Nah ini enggak boleh. Ada rumus yang harus jadi pertimbangan, partai yang baru masuk dan tak berkeringat itu tidak boleh mendapatkan kursi lebih dari partai koalisi yang ada," imbuhnya.

"Kalau dikasih lebih, konflik akan terjadi. Orang (partai koalisi) akan marah dan jengkel. Contohnya, meski Gerindra masuk kategori pemenang pemilu, tetapi tetap saja PPP yang (perolehan suaranya) lebih rendah harus mendapatkan lebih banyak (jatah menteri) dari Gerindra. Demokrat juga sama. (berikan posisi) menteri yang tidak strategis," ia melanjutkan.

Di lain pihak, posisi menteri pun akan banyak diisi oleh kader partai dibandingkan dengan orang yang berlatar belakang profesional. Namun yang pasti, komposisi kabinet ini harus dilakukan secepatnya.

"Setelah pelantikan, sore atau malamnya pengumuman kabinet baru, atau sehari setelahnya. Harus cepat-cepat," pungkasnya.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan

Jokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan

Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Beri Somasi Kedua Kepada Jokowi Agar Minta Maaf Karena Kecurangan Pemilu

Koalisi Masyarakat Sipil Beri Somasi Kedua Kepada Jokowi Agar Minta Maaf Karena Kecurangan Pemilu

Somasi pertama dikirim oleh Koalisi Masyarakat Sipil pada tanggal 9 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi

Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi

AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa

Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa

Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres

Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres

Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat

Jokowi Tegaskan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat

Jokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Tak Akan Kampanye, Ganjar: Sangat Hormat, Apalagi Semua Netral

Jokowi Akui Tak Akan Kampanye, Ganjar: Sangat Hormat, Apalagi Semua Netral

Terlebih, kata Ganjar, semua pihak juga ikut netral dalam menghadapi pemilu serentak 2024.

Baca Selengkapnya