Jokowi getol naikkan harga BBM, Maruarar malah menolak
Merdeka.com - Anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP, Maruarar Sirait menyatakan dirinya menolak pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berimbas pada kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurut Maruarar, masih banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi sempitnya ruang gerak RAPBN 2015 bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tanpa harus mengotak-atik subsidi BBM.
"Saya secara pribadi menyatakan tolak kenaikan BBM, masih banyak cara untuk efisiensi," kata Maruarar di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8) lalu.
Salah satu yang bisa dipangkas, lanjut Maruarar adalah perjalanan dinas Jokowi-JK. "Saya yakin Pak Jokowi akan memangkas perjalanan dinasnya sendiri, karena dia tipe orang yang dimulai dari diri sendiri, kalau pimpinannya efisien masa bawahannya tidak hemat," papar Maruarar.
Selain itu, dari sisi pengamanan, Maruarar yakin Jokowi tidak akan membawa Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) secara berlebihan dalam perjalanan-perjalanan dinasnya untuk menghemat anggaran.
"Saya yakin Paspampres kita paling hebat, presiden kita gak ada yang ditembak kok, kalau dia tetap sama rakyat, pasti akan semakin disenangi oleh rakyat," tutur Maruarar.
PDIP, lanjut Maruarar, selama ini menjadi partai yang menentang kenaikan harga BBM bersubsidi. Oleh sebab itu, dirinya berkomitmen untuk konsisten di setiap langkah yang sudah diambil.
"Ini tantangan kita, itu bagian dari konsisten," tutup Maruarar.
Pernyataan Maruarar ini bertolak belakang dengan capres terpilih Joko Widodo (Jokowi) yang selama ini getol ingin harga BBM naik. Bahkan Jokowi meminta kepada Presiden SBY untuk menaikkan harga BBM. Dalam beberapa kesempatan, SBY menolak permintaan Jokowi tersebut.
Soal desakan kenaikan harga BBM ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mendapat desakan luar biasa dari berbagai pihak agar segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Desakan itu makin menguat belakangan ini menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai presiden.
"Tekanan ataupun desakan kepada pemerintah yang saya pimpin untuk menaikkan BBM ini boleh di kata luar biasa. Paling tidak dari kalangan partai politik tertentu, dari media konvensional tertentu, dan juga sejumlah pihak itu," kata SBY dalam wawancaranya yang diunggah di Youtube, Jumat (29/8).
SBY mengatakan, pada tahun 2004 sebelum resmi menjabat sebagai presiden tidak pernah mendesak kepada pemerintah agar menaikkan harga BBM. Padahal saat itu kondisi perekonomian berbeda jauh dengan saat ini.
"Saya ingin memahami mengapa saya dipaksa betul untuk segera menaikkan BBM. Alasannya agar dapat menurunkan defisit, lah kalau itu kami sudah melakukan langkah-langkah untuk itu, tahun lalu," jelasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baca SelengkapnyaBantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Perbaikan 5 Ruas Jalan Daerah di NTB Senilai Rp211 Miliar
Baca SelengkapnyaJokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.
Baca Selengkapnya"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi meminta agar dicek langsung di Pasar Induk bagaimana kondisi harga beras saat ini.
Baca SelengkapnyaBandara ke-25 yang dibangun pemerintah ini menghabiskan anggaran senilai Rp437 miliar.
Baca Selengkapnya