JK sebut sudah biasa warga asing jadi bos BUMN
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, wacana pengangkatan Direktur Utama perusahaan-perusahaan BUMN dari kalangan ekspatriat atau non Warga Negara Indonesia (WNI), bukan hal baru.
Menurut JK, bukan soal ekspatriat atau WNI yang menjadi pertimbangan, namun kemampuan dalam membawa perusahaan BUMN menjadi lebih maju yang menjadi pertimbangan.
"Itu bukan hal yang baru karena yang dibutuhkan bukan asing atau dalam negeri tetapi suatu yang mempunyai keahlian tertentu baru profesionalisme," kata JK di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (18/12).
JK menilai, sudah beberapa BUMN sudah memiliki ekspatriat di tubuh perusahaan. Hal ini didasari oleh kemampuan individu tersebut. Apabila ada WNI yang memiliki kemampuan dan profesionalisme yang mumpuni, JK mengatakan, pemerintah tentu akan mempertimbangkannya.
"Kalau ada yang memang kita (WNI profesional) kurang ya untuk kebutuhan ya tentu bisa saja, bisa saja. Belum tentu harus (Ekspatriat). Kayak di Pertamina dulu banyak orang asing yang kerja," tutur JK.
Sebelumnya kebijakan pemerintahan Jokowi untuk mengangkat warga asing jadi bos BUMN menuai polemik. Kubu Prabowo menilai Jokowi tak menghargai kemampuan warga Indonesia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan tidak mudah mewujudkan generasi Indonesia emas pada 2045 mendatang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi kabar bohong tersebut bersinggungan dengan tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan, masyarakat sudah pintar menilai.
Baca Selengkapnya"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca Selengkapnya