Jenderal jujur malu lihat polantas kalah disogok uang receh
Merdeka.com - Tindakan sejumlah anggota polisi lalu lintas mencoreng citra Korps Bhayangkara. Mereka tak sungkan meminta uang damai dari pengguna jalan.
Hal ini membuat masyarakat kecewa. Bermunculan sindiran untuk polantas yang tak jujur di media sosial. Tentu sangat menyedihkan melihat aparat penegak hukum yang kalah disogok uang puluhan ribu rupiah.
Tahun 1960an, beredar sindiran untuk polisi lalu lintas yang nakal. Ada 'prit jigo', artinya setiap peluit berbunyi untuk menilang, Rp 25 diberikan sebagai uang damai. Ada juga istilah 'KUHP' alias 'Kasih Uang Habis Perkara'.
Semua istilah ini membuat Direktur Lalu Lintas Kepolisian Brigjen Pol Ursinus geram. Jenderal jujur ini kesal sekaligus malu menyaksikan kelakuan anak buahnya. Masak polisi kalah disogok uang recehan.
"Petugas kepolisian dan pelanggar lalu lintas lebih suka berkompromi daripada mencari penyelesaian secara hukum," kata Ursinus dalam buku Ursinus buku Bhayangkara Pejuang Melawan Penjajah dan Arus Korupsi, terbitan Gramedia Pustaka.
Dia memeras otak untuk melawan pelanggaran lalu lintas, sekaligus menghindari polisi-polisi nakal main di jalan. Ursinus akhirnya merumuskan sistem bukti pelanggaran alias Tilang yang kita kenal sekarang. Saat itu Ursinus dan Wakil Panglima Kepolisian Irjen Hoegeng Imam Santoso yang menciptakan surat tilang itu.
Ada lima warna dalam surat tilang yang dikeluarkan polisi. Merah untuk pelanggar, putih untuk pengadilan negeri, hijau untuk kejaksaan negeri, biru untuk bagian administrasi lalu lintas, kuning untuk bagian operasi lalu lintas.
Ursinus berharap tak ada lagi polisi yang memanfaatkan kesempatan. Dia prihatin melihat nilai polisi yang tak ada harganya, dikalahkan uang receh Rp 25 rupiah.
Menurut putra sulung Ursinus, Elias Christian Medellu, ayahnya selalu siap 24 jam mendengar laporan jika ada polisi yang melanggar. Ursinus pun tak segan menghukum jika bawahannya melanggar.
Ursinus sendiri tak cuma bisa menghukum bawahannya yang memeras rakyat. Dia mencontohkan bagaimana hidup tak korupsi, menjaga disiplin dan jujur. Karena itu hidup Ursinus walau berpangkat jenderal bintang satu ketika itu, pas-pasan. Bahkan dia harus meminjam uang mertua untuk menghidupi delapan anaknya. Ursinus tak melakukannya untuk pencitraan. Dia jujur karena jujur sebuah keharusan sebagai aparat penegak hukum.
"Kalau saya ingin kaya, saya tidak jadi polisi. Saya jadi polisi karena ingin mengabdi," kata Ursinus yang mungkin sudah dilupakan para polisi penerusnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBegini cara unik jenderal polisi orang nomor dua di Polda Sumut berangkat kerja ke kantor. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaSeorang jenderal TNI kaget melihat anggota Polisi asal Papua yang hanya bertinggi badan 149 cm, bisa masuk karena setia terhadap NKRI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Niat cari penghasilan tambahan, personel Polres Jember ini justru sempat rugi miliaran rupiah
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaPesan penting jenderal bintang satu untuk para anggota Polri.
Baca SelengkapnyaBegini momen unik seorang anggota polisi yang dicap 'jenderal bintang 4' meski baru dilantik.
Baca SelengkapnyaJenderal polisi eks ajudan Presiden RI kini punya karir moncer di kepolisian.
Baca SelengkapnyaKepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya