Jenazah pilot T-50 Golden Eagle dimakamkan di TMP Kota Madiun
Merdeka.com - Jenazah Letkol Penerbang Marda Sarjono, pilot T-50 Golden Eagle yang tewas dalam kecelakaan pesawat latih tempur milik TN- AU di Yogyakarta disemayamkan di rumah duka di Jalan Cenderawasih II/11, kompleks Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur. Berdasarkan informasi dari Pentak Lanud Iswajudi Magetan, setelah tiba di Magetan, jenazah langsung dibawa ke Skadron Udara 15 dan disalatkan di lokasi tersebut, baru kemudian disemayamkan di rumah duka.
Pantauan di lapangan, jenazah dipindahkan dari Skadron Udara 15 ke rumah duka sekitar pukul 20.17 WIB. Sebelumnya, jenazah diterbangkan dari Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan tiba di Lanud Iswajudi Magetan sekitar pukul 17.30 WIB dengan menggunakan pesawat CN-295.
Sementara, seperti dilansir Antara, Minggu (20/12), suasana duka menyelimuti rumah dinas tersebut. Para pelayat terus berdatangan di rumah yang berada di Jalan Cenderawasih II/11 tersebut.
Sesuai rencana, jenazah akan berada di rumah duka itu hingga esok hari dan dimakamkan pada Senin (21/12) di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun. Hal itu sesuai dengan permintaan istri almarhum yang merupakan warga Kota Madiun, Jawa Timur.
Seperti diketahui, satu pesawat latih tempur T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, jatuh saat bermanuver di udara, di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (20/12), di tengah gelaran kedirgantaraan TNI AU.
Peristiwa itu menewaskan kedua pilotnya, yakni Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Mayor Penerbang Dwi Cahyono. Marda Sarjono akan dimakamkan di Madiun, sedangkan Dwi Cahyono dimakamkan di Sleman, Yogyakarta.
Adapun, Letkol Penerbang Marda Sarjono merupakan Komandan Skadron Udara Tempur 15 yang bermarkas di Lanud Iswahjudi, Magetan. Ia menjabat sebagai Danskadron Udara 15 sejak 29 September 2014.
Skadron Udara 15 sendiri merupakan tempat yang khusus mengoperasikan pesawat tempur ringan T-50 Golden Eagle hasil pengembangan industri penerbangan Korea Selatan bersama perusahaan penerbangan AS Lochkeed Martin.
Marda merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1997. Sebelum menjadi Komandan Skadron Udara 15, ia menjabat Kepala Standardisasi dan Evaluasi (Kastandeval) Wing 3 Lanud Iswahjudi dan Kabinlat Wing 3 Lanud Iswahjudi.
Ia meninggalkan seorang istri bernama Dian Ambarwati dan tiga orang anak. Yakni, Nabila Shafa Nur Aliyyah (12), Asyifa Dianda Nur Aliyyah (5), dan Hanif Fadhlurrahman Nur Sarjono
(mdk/amn)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, Jerman menjuluki pilot pengebom Rusia sebagai Nachthexen, atau “penyihir malam”.
Baca SelengkapnyaPilot merupakan salah satu pekerjaan yang banyak diincar orang.
Baca SelengkapnyaPengakuan Egianus pengerahan pasukan militer Indonesia dalam misi pembebasan Kapten Philips Mark Marthens melalui jalur udara
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski sudah dilarang, masih ada saja warga yang menerbangkan balon udara dalam rangka merayakan hari lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaHabib Hifni Assegaf menceritakan kisah perjuangan hidupnya sejak lulus dari Akademi Militer hingga menjadi pilot andal di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPilot merupakan salah satu pekerjaan yang banyak diincar orang.
Baca SelengkapnyaBikin terharu, momen seorang ayah naik pesawat dengan pilot anaknya sendiri. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaMayjen Widi Prasetijono baru saja mendapatkan kenaikan pangkat sebagai letnan jenderal dan memakai bintang tiga di pundak. Ia akan menjadi bintang tiga termuda
Baca SelengkapnyaAtang gugur saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi.
Baca Selengkapnya