Merdeka.com - Seorang jemaah haji Debarkasi Surabaya wafat di dalam pesawat. Nandir bin Marsup, Jemaah haji asal Kabupaten Banyuwangi ini wafat satu jam setelah pesawat Saudi Arabia Airlane yang membawa rombongan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 48, lepas landas dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Setibanya di Bandara Internasional Juanda Surabaya, jenazah jemaah haji berusia 81 tahun ini langsung dibawa menggunakan ambulans ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya.

Setelah disemayamkan sementara di kamar jenazah RSU Haji Surabaya serta pengurusan dokumen, jenazah jemaah haji asal Desa Yosomulyo, Gambiran, Kabupaten Banyuwangi ini dibawa pulang ke daerah asal menggunakan ambulans.

Dari hasil pemeriksaan dan diagnosis medis tim kesehatan, jemaah haji yang sebelumnya masuk dalam kategori jemaah resiko tinggi (RESTI) ini wafat akibat sakit yang dideritanya.

Bahkan sebelum meninggal, almarhum Nandir yang berangkat haji bersama istrinya Munah usia 74 tahun ini sempat muntah dan lemas hingga harus diberi cairan infus oleh tim kesehatan di dalam pesawat. Namun, sebelum tiba di tanah air, bapak 6 anak dan kakek 14 cucu ini wafat.

"Dari laporan yang kita terima, meninggalnya jemaah haji kloter 48 dari Banyuwangi ini karena sakit. Setibanya di Juanda, jenazah langsung kita urus dengan dibawa ke rumah sakit haji. Kita juga mengurusi kepulangan jenazah hingga ke daerah asal," terang Kepala Bidang Penerimaan dan Keberangkatan Haji, Sutaro, Senin (2/9).

Sementara itu dengan wafatnya Nandir bin Marsup ini maka menambah panjang daftar jumlah jemaah haji Debarkasi Surabaya yang wafat. Hingga kini jumlah keseluruhan jemaah haji yang wafat selama musim Ibadah Haji 2019 sebanyak 64 orang jemaah.