Jelang Pilkada, Alim Ulama Nusantara ajak Kiai tak terima hadiah
Merdeka.com - Alim Ulama Nusantara Nahdlatul Ulama mengajak para Kiai dan Pondok Pesantren untuk berhati-hati menerima uang atau pun hadiah dari para pejabat. Hal tersebut dilakukan supaya Kiai dan Pondok Pesantren tidak terseret pusaran tindak pidana korupsi dan pencucian uang, terlebih lagi mendekati musim Pilkada.
Rais Syuriah PBNU, KH Ahmad Ishomuddin mengatakan selama ini pemberian hadiah kepada Kiai dan Pondok Pesantren sering kali diterima tanpa mengetahui asal-usul hadiah atau uang tersebut. Apalagi jika dari pejabat, dikhawatirkan itu uang hasil korupsi atau suatu bentuk suap.
"Ini memang menjadi PR bagi para Kiai untuk melakukan itu. Terlebih lagi kita sekarang menggalakkan gerakan anti korupsi di Pesantren. Sehingga dalam hal menerima pemberian harus lebih berhati-hati," katanya saat menggelar konferensi pers Halaqah Alim Ulama Nusantara, Membangun Gerakan Pesantren Antikorupsi, di Hotel Santika, Yogyakarta, Rabu (29/7).
Menurutnya, para Kiai harus mulai kritis terhadap pemberian uang dalam bentuk infaq, sumbangan atau wakaf dari seseorang terlebih lagi jika seseorang tersebut merupakan pejabat negara. Jika perlu Kiai harus menanyakan asal-usul hadiah tersebut.
"Apa pun namanya, disebut sumbangan, hadiah, harus tahu asal-usulnya. Kalau memang tega, ditanyakan ini asal-usulnya dari mana," tambahnya.
Selain itu, menjelang Pilkada serentak, banyak calon Bupati yang kemudian mendekati Kiai untuk meminta restu dan dukungan dengan memberikan sumbangan untuk Pondok Pesantren, atau untuk badan amal yang ditujukan untuk kepentingan umat. Hal tersebut perlu dicermati supaya tidak masuk dalam kategori Risywah (penyuapan).
"Sebenarnya Kiai sudah tahu dasarnya. Kalau pemberian seperti itu bisa saja Risywah, karena itu diberikan dengan tujuan tertentu. Ini yang perlu hati-hati. Kita bisa membedakanlah, mana yang benar itu sumbangan mana yang itu bentuk suap," tegasnya.
Kiai pun harus berani tegas menolak pemberian dari seseorang jika terindikasi pencucian uang atau sifatnya penyuapan.
"Semua harus saling mengingatkan. Harus berani bilang tidak, jangan bilang Iya ketika hati bilang tidak," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan jin penunggu wilayah itu disebut ikut jadi santri pada masa awal ponpes ini berdiri.
Baca SelengkapnyaSeorang Prajurit TNI AD asal Biak Provinsi Papua mengaku baru dua kali menginjakkan Kakinya ke Ibu Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaBersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prajurti TNI putra Papua bagikan cerita saat menjalin asmara dengan anak Bupati. Seperti apa kisahnya?
Baca SelengkapnyaTernyata, ia pernah mengalami ujian hidup yang begitu hebat. Pria itu mengaku bahwa istri dan anaknya sampai pindah keyakinan.
Baca SelengkapnyaKiai muda ini sangat digemari jemaahnya karena ceramah yang ia sampaikan.
Baca SelengkapnyaAcara ini dipimpin langsung Gus Ali Gondrong, Pendiri Mafia Sholawat
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, dukungan para kiai dan ulama sudah semakin solid.
Baca Selengkapnya