Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jangan Represif, Perlu Cara Lain Sadarkan Masyarakat Tetap di Rumah Saat Wabah Corona

Jangan Represif, Perlu Cara Lain Sadarkan Masyarakat Tetap di Rumah Saat Wabah Corona Virus Corona. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Wabah virus corona (covid-19) telah menjadi bencana kemanusiaan yang menelan banyak korban. Pemerintah telah menerapkan kebijakan jaga jarak yang ternyata tidak berjalan mulus.

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan, perlu kerjasama dari para tokoh masyarakat (aparat negara, tokoh agama, politisi, profesional, hingga para pengajar di berbagai jenjang pendidikan) untuk meyakinkan masyarakat tentang pentingnya melakukan physical distancing sehingga masyarakat dapat terhindar dari serangan virus Corona.

"Mengingat, pandemi Covid telah membuat banyak jatuh korban jiwa, untuk itu para tokoh masyarakat seyogyanya dapat menjadi kiblat bagi penyampaian informasi yang positif, konstruktif dan empiris berdasarkan data-data yang benar," ujar Devie dalam keterangannya, Kamis (26/3).

Devie melihat jaga jarak yang didengungkan untuk memastikan penyebaran virus corona terhenti, tidak sepenuhnya berhasil. Dan hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa misalnya, juga merasakan kesulitan yang besar untuk mengendalikan masyarakatnya untuk tidak melakukan aktivitas sosial bersama-sama di ruang publik," tuturnya.

Oleh sebab itu, mantan Kepala Program Studi Vokasi Komunikasi dan Humas UI ini menyampaikan bahwa memang dibutuhkan pendekatan struktural. Karena imbauan tidak akan cukup untuk mendorong publik mengubah perilaku sosialnya.

"Artinya memang harus ada upaya serius dari pemerintah untuk 'memaksa' warga ada di dalam rumah. Untuk kalangan menengah ke bawah jelas harus ada insentif ekonomi," ujarnya.

"Pendekatan persuasif dengan menyatakan bahwa bila seseorang tetap berada di rumah lalu mendapatkan tunjangan harian misalnya, saya optimis dapat membuat masyarakat patuh. Sebaliknya pendekatan represif dengan hukuman, belum tentu efektif juga dilakukan di Indonesia," tambahnya.

Dalam konteks Indonesia, dia melihat, ada tiga faktor yang menyebabkan kampanye ini tidak sepenuhnya diikuti oleh masyarakat, yaitu faktor sosial, kultural dan spiritual. "Secara sosial, masyarakat Indonesia memang masyarakat komunal, kepentingan sosial berada di atas kepentingan individual. Ini yang membuat, secara fisik pun, kedekatan sosial menjadi ruh bagi masyarakat kita," ungkapnya.

Oleh karenanya istilah 'jaga jarak' akan membuat masyarakat kita berpeluang menjadi terasing karena ini berarti melukai hakikat masyarakat timur yang sangat komunal. Ketika merasa terasing dapat menimbulkan frustasi. Hal ini tentu saja, yang mendorong masyarakat kemudian mengabaikan anjuran untuk jaga jarak.

"Saya melihat physical distancing menjadi lebih relevan. Karena hanya fisiknya yang berjarak, namun komunikasi sosial dapat terus dilangsungkan melalui berbagai saluran," seru Devie yang juga seorang peneliti isu-isu sosial dan digital.

Aspek kedua yaitu kultural, di mana masyarakat Indonesia masuk dalam kategori budaya short term society, yaitu masyarakat jangka pendek, di mana masyarakat kita tidak terbiasa melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi masa depan.

"Berbeda dengan masyarakat Barat yang sangat sistematis, dan terbiasa melakukan perencanaan tentang berbagai hal. Masyarakat kita terbiasa dengan hidup di masa sekarang, yang termanifestasi misalnya dari berbagai ungkapan seperti: 'yah gimana nanti aja'," tambah Devie.

Faktor ketiga yaitu spiritual yang kuat membuat masyarakat kita memiliki keyakinan bahwa segala sesuatunya sudah diatur oleh kekuatan lain. Sehingga masyarakat kita cenderung pasrah terhadap segala tantangan kehidupan.

Ketiga faktor tadi, lanjutnya, kemudian berkaitan dengan faktor ekonomi. Karena bagi masyarakat kalangan bawah, sulit bagi mereka untuk berdiam diri, mengingat mereka menggantungkan nasib pada pendapatan harian. Bila sehari saja mereka tidak melakukan aktivitas, otomatis mereka tidak dapat hidup hari ini.

"Beda lagi dengan kalangan menengah ke atas, yang karena kepemilikan harta yang cukup, mereka merasa yakin bahwa mereka dapat mempersenjatai dirinya dengan berbagai suplemen terbaik," tandasnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi

Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu

Baca Selengkapnya
Garang Bawa Pedang di Jalan, Tiga Remaja Tertunduk Lemas saat Bertemu Ibu usai Diciduk Polisi
Garang Bawa Pedang di Jalan, Tiga Remaja Tertunduk Lemas saat Bertemu Ibu usai Diciduk Polisi

Tiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemprov Jabar Ingatkan Tempat Hiburan Malam Tak buat Gaduh Selama Ramadan, Polisi Gencar Patroli Awasi Balap Liar
Pemprov Jabar Ingatkan Tempat Hiburan Malam Tak buat Gaduh Selama Ramadan, Polisi Gencar Patroli Awasi Balap Liar

Kegiatan SOTR kerap disertai dengan iring-iringan kendaraan bermotor pada malam hari jelang subuh

Baca Selengkapnya
Benar-Benar Durhaka, Ini Tampang Anak Tega Bunuh Ibunya Sendiri di Medan Lalu Dikuburkan di Belakang Rumah
Benar-Benar Durhaka, Ini Tampang Anak Tega Bunuh Ibunya Sendiri di Medan Lalu Dikuburkan di Belakang Rumah

Wen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Cewek, Dua Kelompok Remaja di Jakpus Bentrok
Gara-Gara Cewek, Dua Kelompok Remaja di Jakpus Bentrok

Hasil penyelidikan sementara bahwa kejadian tersebut melibatkan dua kelompok remaja

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Larang Pegawai Hamil, Kepala Puskesmas Sabokingking Bakal Dicopot
Larang Pegawai Hamil, Kepala Puskesmas Sabokingking Bakal Dicopot

Jamia berharap permasalahan ini tidak terjadi di tempat lain

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Larang Cucu Umur 6 Hari Keluar Rumah, Pria di Sumsel Ditendang Mantu & Dibunuh Besan
Gara-Gara Larang Cucu Umur 6 Hari Keluar Rumah, Pria di Sumsel Ditendang Mantu & Dibunuh Besan

Pelaku MS tak terima anaknya ditusuk korban gara-gara membawa cucu bertandang ke rumah korban.

Baca Selengkapnya