Jaksa Agung Basrief berang Kejagung disebut terkorup
Merdeka.com - Jaksa Agung Basrief Arief membantah jika lembaga hukum yang dipimpinnya sebagai lembaga terkorup versi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra). Menurut dia, angka yang dibeberkan oleh Fitra tidak realistis.
"Saya prihatin dan saya sesalkan sudah diklarifikasi oleh Fitra ada 3 hal, ada terkait PNBP itu PNBP terkait dengan price tag, dan anggaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tapi tidak seluruh anggaran, kalau seluruh anggaran saya katakan anggaran kami cuma Rp 6,7 triliun, sementara yang dibilang korupsi koruptor Rp 5,4 triliun tidak masuk akal tapi sudah diklarifikasi," kata Basrief usai acara peringatan Hari Bhakti Adyaksa Ke-52, di Kantor Kejagung, Jakarta, Minggu (22/7).
Dia menjelaskan, Kejagung sebetulnya sudah melakukan klarifikasi kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal tersebut sudah ada petunjuk-petunjuk dari BPK, dan sudah banyak diselesaikan.
"Dalam arti kata PNBP yang ditarik kami tarik, kalau berkaitan dengan putusan price tag itu terkait dengan denda tilang, denda tilang itu uangnya tidak ada. Kejaksaan uangnya ada di bank ada di BRI nah mungkin memerlukan pembahasan khusus, mungkin itu dimaksudkan katakanlah misalnya seorang itu meletakkan uang denda dibilang Rp 100 ribu misalnya tapi ada dendanya Rp 75 ribu, sisanya 25 ribu itu ada uangnya, seperti saat mereka minta uang itu ada itu bisa dengan membuktikan tanda bukti kalau mereka sudah diputus di pengadilan," jelas dia.
Sebelumnya, Fitra merangkum ada 10 kementerian/lembaga di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah merugikan negara belasan triliun dalam penggunaan anggaran tahun 2008-2010. Sejumlah kementerian/lembaga itu berpotensi melakukan korupsi.
"Pertama, Kejaksaan Republik Indonesia dengan potensi kerugian negara hingga Rp 5,4 triliun," ujar Kordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Ucok Sky Khadafi pekan lalu.
Berikut 10 kementerian yang menurut Fitra paling merugikan anggaran negara tahun 2008-2010:
Kejaksaan Republik Indonesia dengan kerugian negara Rp 5,4 triliun. Kementerian Keuangan dengan kerugian negara Rp 5,3 triliun. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kerugian negara Rp 3,3 triliun. Kementerian Kesehatan dengan kerugian negara Rp 332 miliar. Kementerian ESDM dengan kerugian negara Rp 319 miliar. Kementerian Kehutanan dengan kerugian negara Rp 163 miliar. Kementerian Sosial dengan kerugian negara Rp 157 miliar. Kementerian Agama dengan kerugian negara Rp 119 miliar. Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan kerugian negara Rp 115 miliar. Kementerian Komunikasi dan Informasi dengan kerugian negara Rp 102 miliar. (mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejaksaan Agung Bakal Bikin Satgas Khusus, Diyakini Penanganan Perkara Korupsi Timah Kian Terang
Kejagung telah menetapkan belasan orang sebagai tersangka dalam perkara ini
Baca SelengkapnyaBawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana
"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap Suara PSI di Kota Cilegon Menggelembung, Data Sirekap Beda dengan Formulir C
Data perolehan suara PSI di Sirekap menggelembung banyak.
Baca SelengkapnyaKejagung Tunjuk 15 Jaksa untuk Meneliti Berkas TPPU Panji Gumilang
Penunjukan 15 jaksa itu setelah berkas perkara diserahkan Bareskrim
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaKisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot
Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaData Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Lima Hari Terjadi 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal
Data Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Dalam Lima Hari 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal
Baca SelengkapnyaJokowi Bilang Data Pertahanan Bersifat Rahasia, Anies: Jangan Berlindung Dalam Kerahasiaan Ketika Tak Bisa Jelaskan
Menurut Anies, jawaban data itu sebetulnya simpel dan sederhana. Tinggal dibuka saja data yang bisa dibuka atau tidak bisa dibuka ke publik.
Baca Selengkapnya