Merdeka.com - Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha menyatakan, grasi yang diberikan kepada Ratu Mariyuana, Schapelle Corby atas dasar kemanusiaan. Julian menegaskan tidak ada intervensi dari Australia dalam pemberian grasi.

"Tentu semua, artinya dari kacamata hukum karena ini sifatnya permohonan pribadi dari yang menjalankan hukuman melihat dari aspek kemanusian," ujar Julian di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (24/5).

Alasan itu menjadi salah satu pertimbangan presiden untuk menandatangani grasi pengurangan hukuman sebanyak 5 tahun. Julian menjamin, tidak ada intervensi apapun terhadap keputusan itu.

"Kami pastikan bahwa ini tidak ada hubungan ada tekanan intervensi. Memang ini sepenuhnya adalah bagaimana presiden memberikan apresiasi kepada Corby atas berbagai pertimbangan," katanya.

Meski demikian, pengurangan masa tahanan Corby itu tidak lantas membuat pemerintah berjanji mentolerir tindak pidana narkotika. "Tetap tidak ada penurunan dalam arti semangat dalam arti pemberantasan narkotika," tuturnya.

Terkait pembebasan tiga pemuda yang sempat di tahan aparat Australia, Julian menyebut langkah itu merupakan hak pemerintah Australia untuk membebaskan mereka.

"Tidak ada yang disebut sebagai perjanjian. Kami selalu menjaga hubungan baik. Tidak ada satu pernyataan ada bargaining," pungkas Julian.

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyetujui permohonan grasi yang diajukan warga Australia, Schapelle Leigh Corby. Corby merupakan terpidana 20 tahun penjara dalam perkara penyelundupan ganja 4,2 Kilogram ke Bali pada 8 Oktober 2004.

Dalam grasi tersebut, Presiden SBY atas pertimbangan Mahkamah Agung, telah menandatangani keputusan untuk mengurangi masa pidana Schapelle Corby selama lima tahun.

Sedangkan menurut Menkum HAM Amir Syamsuddin, ada dua poin utama yang menjadi pertimbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengabulkan permohonan grasi yang diajukan oleh pihak Corby.

Pertama, Corby hanya menyelundupkan ganja sebesar 4,2 kilogram. Tak hanya itu, Corby juga tidak terkait dengan usaha penyelundupan narkoba tingkat berat ke Indonesia.