Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Insiden Penembakan, Komnas HAM Pertanyakan Tugas Staf Presiden Khusus Papua

Insiden Penembakan, Komnas HAM Pertanyakan Tugas Staf Presiden Khusus Papua Gedung Komnas HAM. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab meminta pemerintah lebih intensif melakukan komunikasi dengan warga Papua agar tidak terjadi lagi insiden penembakan dan pembunuhan terhadap pekerja infrastruktur. Seperti yang menimpa pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan distrik di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga, Papua.

Komunikasi dengan warga Papua seharusnya diambil alih oleh staf khusus presiden utusan Papua. Namun dia justru mempertanyakan tugas Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua Lenis Kagoya.

"Misalnya kita bilang komunikasi yang lebih baik dengan semua pihak di Papua makanya ada staf khusus soal Papua di Presiden kan tapi saya tidak tahu staf khusus itu apa yang dibikin?" kata Amiruddin di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (5/12).

"Ini kan salah satu contoh bagaimana merespon perkembangan. Tapi hasilnya apa langkah-langkahnya apa kita enggak tahu," tambah Amir.

Pihaknya menunggu langkah-langkah pemerintah dalam menuntaskan kasus tersebut. Apalagi masalah di Papua sudah lama bergulir. Namun sampai saat ini pemerintah hanya fokus untuk membangun infrastruktur saja.

"Karena sudah lama makanya yang kita tunggu itu adalah apa langkah-langkah ini semua, apa yang mau diambil pemerintah? ini yang sampai hari ini belum dapat langkah-langkah itu, yang ada kan cuma membangun infrastruktur, langkah yang lainnya apa? ini yang belum jelas sehingga peristiwa seperti ini kerap terulang."

Komnas HAM berharap pemerintah segera menyelesaikan kasus ini. Termasuk menjelaskan inti permasalahan.

"2-3 minggu ke depan kan mesti sudah ada kejelasan. Sebenarnya peristiwa persisnya seperti apa. Harus diumumkan oleh apakah Menkopolhukam atau kapolri gitu supaya semua orang mengakses data itu," papar Amir.

Beka Ulung Hapsara yang juga Komisioner Komnas HAM menambahkan, pihaknya akan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar masalah tersebut tidak terulang kembali.

"Supaya apa kemudian pendekatan yang ada juga tidak hanya dari sisi keamanan saja. Tetapi juga misalnya juga pendekatan bagaimana Hak ekonomi sosial budaya, bagaimana civil politik juga jadi pertimbangan supaya jadi solusi," papar Beka.

Sampai saat ini pihaknya tengah mencari informasi dan keterangan dari masyarakat Papua untuk mengetahui pokok masalahnya.

"Supaya kami juga tidak terburu-buru mengambil kesimpulan jadi kami juga sedang mencari informasi penegak hukum, dari komnas HAM di Papua. Apakah laporan dari masyarakat. Kami membuka pintu sebesar-besarnya. Kami bisa menganalisa atau memberikan rekomendasi lebih komperhensif," ujar Beka.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.

Baca Selengkapnya
"1.500 Personel Gabungan Amankan Prosesi Pemakaman Lukas Enembe di Koya Tengah

Sebanyak 1.500 personel gabungan akan mengamankan kedatangan hingga prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, Kamis (28/12).

Baca Selengkapnya
2.000 Polisi Disiagakan saat Malam Tahun Baru Usai Insiden Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe
2.000 Polisi Disiagakan saat Malam Tahun Baru Usai Insiden Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe

Hal tersebut untuk menjaga kondusifitas pasca tragedi kerusuhan pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

Baca Selengkapnya
Penghormatan Terakhir Rakyat Papua untuk Lukas Enembe, Arak Peti Jenazah Sejauh 2,5 KM ke Persemayaman
Penghormatan Terakhir Rakyat Papua untuk Lukas Enembe, Arak Peti Jenazah Sejauh 2,5 KM ke Persemayaman

Ribuan mahasiswa dan masyarakat secara mengarak peti jenazah Lukas Enembe menuju persemayaman.

Baca Selengkapnya
Karopenmas: Polri dan TNI Selalu Bersinergi di Papua Barat
Karopenmas: Polri dan TNI Selalu Bersinergi di Papua Barat

"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"

Baca Selengkapnya
Komnas HAM Soroti 12 Peristiwa  Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir
Komnas HAM Soroti 12 Peristiwa Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir

Mencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil

Baca Selengkapnya
KPU Surakarta: Cawapres Gibran Bakal Nyoblos di TPS 34 Manahan
KPU Surakarta: Cawapres Gibran Bakal Nyoblos di TPS 34 Manahan

KPU Surakarta belum menerima informasi apakah Presiden Jokowi dan keluarga juga akan mencoblos di Solo.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jelaskan Presiden Boleh Kampanye Sambil Bawa Kertas Besar Berisi Pasal-Pasal UU Pemilu
Jokowi Jelaskan Presiden Boleh Kampanye Sambil Bawa Kertas Besar Berisi Pasal-Pasal UU Pemilu

Presiden Jokowi menjelaskan aturan presiden dan wakil presiden punya hak untuk kampanye.

Baca Selengkapnya