Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini upaya Kementan kendalikan serangan organisme pengganggu tumbuhan

Ini upaya Kementan kendalikan serangan organisme pengganggu tumbuhan Mentan panen padi di Kabupaten Buru. ©handout/Kementan

Merdeka.com - Di tengah keseriusan dalam mewujudkan swasembada pangan khususnya pada komoditi padi yakni melalui program Upaya Khusus (Upsus), Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya pengendalian terhadap serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penanganan terhadap bencana banjir dan kekeringan. Dengan demikian, lahan padi petani dapat terjaga produksinya bahkan memberikan produksi yang meningkat.

Upaya yang dilakukan di antaranya melakukan pengendalian OPT utama pada tanaman padi seluas 362.617 ha, mengirim surat peningkatan kewaspadaan dan antisipasi serta prakiraan awal Musim Kering (MK) tahun 2015 kepada Gubernur seluruh Indonesia dan realisasi pelaksanaan penerapan PHT skala luas pada tanaman padi sampai bulan Mei 2015 sebanyak 1 unit (10 ha) atau mencapai 4,00 persen dari rencana 25 unit (250 ha).

"Tak hanya itu, Kementan juga meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas serangan OPT, banjir dan kekeringan. Lebih jauh, guna mewujudkan daulat benih atau mengurangi ketergantungan benih di antara daerah, Kementan juga melakukan penyerahan Cadangan Benih Nasional (CBN)," ujar Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Pending Dadih Permana dalam siaran persnya, Kamis (21/5/2015).

Berdasarkan laporan dari Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi seluruh Indonesia yang diterima Kementan tanggal 7 Mei 2015, pada Musim Hujan (MH) 2014/2015 (Oktober-Maret), luas lahan padi yang mengalami puso karena serangan serangan OPT, banjir dan kekeringan seluas 358 ha.

"Dengan kata lain, sebesar 0,03 persen dari luas tanam sebesar 1.397.931 hektare," ujarnya.

Dadih Permana lebih lanjut menjelaskan, luas puso tertinggi pada periode tersebut disebabkan karena banjir yakni seluas 342 ha (0,41 persen dari luas tanam 1.397.931 ha) yang terjadi terutama di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Kemudian karena kekeringan yakni seluas 15 ha (0,001 persen dari luas tanam 1.397.931 ha) terjadi di Provinsi D.I Aceh.

"Sedangkan puso yang disebabkan karena OPT yakni seluas 1 ha (0,00 persen dari luas tanam 1.397.931 ha) terjadi di Provinsi Jawa Timur," tambahnya.

Sementara itu, pada Musim Kemarau (MK) 2014 yang berlangsung pada bulan April hingga September, luas areal padi yang mengalami puso karena serangan OPT, banjir dan kekeringan yakni seluas 40.448 ha (0,50 persen dar luas tanam 8.043.639 ha).

Adapun luas puso terbesar pada periode tersebut yakni disebabkan karena banjir seluas 34.221 ha (0,43 persen dari luas tanam 8.043.639ha) yang terjadi pada bulan Desember terutama di Provinsi D.I Aceh, Jawa Timur dan Banten. Luas puso terbesar.

Selanjutnya, puso disebabkan karena kekeringan seluas 5.890 ha (0,07 persen dari luas tanam 8.043.639 ha) yang luas puso terbesarnya terjadi pada bulan Oktober terutama di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Jawa Tengah.

"Sedangkan puso karena OPT seluas 337 ha (0,004 persen dari luas tanam 8.043.639 ha) yang luas puso terbesarnya terjadi pada bulanDesember terumata di Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Banten," paparnya.

Untuk informasi, pada tahun 2015 yang berlangsung pada bulan Januari hingga April, luas areal padi yang mengalami puso karena serangan OPT, banjir dan kekeringan yakni seluas 13.677 ha (0,27 persen dari luas tanam 4.991.038 ha).

Luas puso terbesar pada periode tersebut yakni disebabkan karena banjir seluas 13.518 ha (0,27 persen dari luas tanam 4.991.038 ha), di mana luas puso terbesarnya terjadi pada bulan Februari terutama di Provinsi Banten, Jawa Timur, dan Lampung.

Kemudian, puso yang disebabkan karena OPT seluas 86 ha (0,002 persen dari luas tanam 4.991.038 ha) yang puso terbesarnya terjadi pada bulan Februari terutama di Provinsi Gorontalo, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.

“Terakhir, puso disebabkan karena kekeringan seluas 73 hektare atau 0,0001 persen dari luas tanam 3.593.107 ha, di mana luas puso terbesarnya pada bulan Maret terutama terjadi di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara,” jelas Pending.

Sebagai data pembanding, lanjut Pending, luas areal padi terkena puso karena OPT, banjir dan kekeringan tahun 2014 pada periode Januari-Desember seluas 178.892 ha dari luas tanamnya 13.569.481 ha. Adapun luas puso terbesar pada periode tersebut disebabkan karena banjir seluas 141.045 ha, di mana luas puso terbesarnya terjadi pada bulan Januari terutama di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Aceh.

Puso yang disebabkan karena kekeringan seluas 35.423 ha, dimana luas puso terbesarnya terjadi pada bulan September terutama di Provinsi Kalimantan Barat, Aceh dan Jawa Tengah. Selanjutnya, puso karena OPT yakni seluas 2.424 ha, dimana luas puso terbesarnya terjadi pada bulan Juli terutama di Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Banten.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan
Bisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan

Sejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.

Baca Selengkapnya
Menkes Minta Anggaran Kesehatan Diprioritaskan: Sehat Mesti Duluan daripada Pintar
Menkes Minta Anggaran Kesehatan Diprioritaskan: Sehat Mesti Duluan daripada Pintar

Menurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.

Baca Selengkapnya
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen

Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif
12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif

Sejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.

Baca Selengkapnya
Kenapa Tubuh Berkeringat Saat Kepedasan?
Kenapa Tubuh Berkeringat Saat Kepedasan?

Tubuh merespons dengan melepaskan keringat sebagai bagian dari mekanisme pendinginan alami.

Baca Selengkapnya
Peneliti Ungkap Generasi Muda Punya Ukuran Otak yang Lebih Besar, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan
Peneliti Ungkap Generasi Muda Punya Ukuran Otak yang Lebih Besar, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Ternyata ukuran otak generasi muda lebih besar dari generasi sebelumnya. Ini dampak bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Mentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Mentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani

Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.

Baca Selengkapnya
Upaya Mencegah Perdagangan Orang dan Melindungi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Upaya Mencegah Perdagangan Orang dan Melindungi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Kasus perdagangan orang terus muncul dari tahun ke tahun

Baca Selengkapnya
Penyakit Akibat Membuang Sampah Sembarangan, Wajib Diwaspadai
Penyakit Akibat Membuang Sampah Sembarangan, Wajib Diwaspadai

Membuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.

Baca Selengkapnya