Ini syarat Samurai Jepang saat nikahi gadis Indonesia
Merdeka.com - Rahmat Shigeru Ono berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Dia melarikan diri dari kesatuan Tentara Jepang dan bergabung dengan pasukan Republik. Dia melatih para pemuda dan memimpin mereka melawan Belanda di wilayah Malang dan sekitarnya.
Rahmat Shigeru Ono pun kehilangan lengan kirinya saat mengutak-atik peluncur granat. Dia tak menyesal telah kehilangan lengan di tengah peperangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ada kisah menarik bagaimana Rahmat Ono menikahi wanita Indonesia. Ceritanya saat itu Rahmat sudah berusia 31 tahun dan masih belum menikah. Sukardi Sugiyama, sahabat Rahmat Ono lebih dulu menikahi wanita Indonesia di Batu, Malang.
"Istri Pak Sukardi itu kemudian menjodohkan Papi dengan sahabatnya. Namanya Darkasih," kata Erlik saat berbincang dengan merdeka.com di Batu pekan lalu.
Nah, Rahmat Ono yang dijodohkan bingung. Dia pun memberi syarat pada wanita itu.
"Papi bilang mau nggak menikah sama orang Jepang, miskin, nggak punya apa-apa dan tangannya buntung. Ternyata Ibu menerima. Maka mereka menikah," kata Erlik.
Mereka menikah Bulan Juli 1950. Saat itu usia keduanya terpaut 9 tahun. Darkasih berusia 22 tahun.
Kehidupan mereka sempat diwarnai kesulitan ekonomi. Setelah mundur dari kemiliteran, Rahmat Ono sempat tak mendapatkan uang pensiun. Hasil dari petani apel pun tak begitu besar.
Saat itulah dia dihubungi konsulat Jepang. Keluarga Ono di Jepang terus mencarinya. Mereka tak percaya Rahmat Shigeru Ono yang bernama asli Sakari Ono telah meninggal. Potongan rambut dan surat kematian yang dikirimkan Rahmat pada keluarganya di Jepang rupanya gagal meyakinkan mereka.
Ono menolak kembali ke Jepang. Dia mengaku sudah memiliki anak dan istri di Indonesia. Keluarga Ono di Jepang pun bisa menerima.
"Papi terus menjalin komunikasi dengan orang tua dan saudara-saudaranya di sana. Dia beberapa kali berkunjung ke Jepang. Tapi menolak pindah dari Indonesia karena merasa rumahnya di sini," kata Erlik Ono.
Walau sudah menikahi wanita Indonesia, Rahmat Shigeru Ono tak otomatis jadi warga negara Indonesia (WNI). Status kewarganegaraannya terkatung-katung belasan tahun. Tak cuma dia, ratusan tentara eks Jepang lainnya pun bernasib serupa.
Kabar gembira itu datang saat Presiden Soekarno menikahi Ratna Sari Dewi alias Naoko Nemoto. Ada kebijakan pemerintah untuk memberikan kewarganegaraan RI bagi orang Jepang yang meminta.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, Rahmat Ono bekerja apa saja. Dia pernah beternak ayam, bertani, hingga ke Jakarta dan menjadi tenaga pengamanan. Untungnya dia ditolong Jenderal Soemitro yang pernah berjuang bersama-sama di Jawa Timur. Saat itu keduanya bersahabat baik.
Atas memo Jenderal Soemitro, Rahmat Shigeru bekerja di perusahaan Jepang di Jakarta.
"Tapi papi tak mau macam-macam. Dia hanya ambil gajinya saja," kata Agoes Soetikno, putra Rahmat.
Agoes mengenang hingga akhir hayatnya, Rahmat Ono selalu marah melihat mereka yang korupsi.
Darkasih meninggal lebih dulu tahun 1998. Rahmat Ono menyusulnya sepekan lalu. Tanggal 25 Agustus dia meninggal di Batu, dalam usia 95 tahun. Mereka dikaruniai 9 anak, 14 cucu dan 10 cicit.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaSaking bersihnya, selokan di Jepang hidup puluhan ekor ikan berharga fantastis.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tinggal hitungan jam saja. Berikut contoh naskah pidato kemerdekaan singkat yang mudah dipahami.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan daerah terkotor di Jepang sampai ditemukan banyak sampah sepanjang jalan.
Baca SelengkapnyaMasakan Jepang terkenal dengan penggunaan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi, terutama produk laut seperti ikan, crustasea, dan rumput laut.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaSimak cerita inspiratif anak pedagang gorengan yang sukses jadi peneliti di Jepang.
Baca SelengkapnyaDi tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca Selengkapnya