Ini pembelaan penerbit buku WHY Puberty soal cinta sesama jenis
Merdeka.com - General Manager Elex Media, Ari Subagijo menjelaskan maksud dan tujuan diterbitkannya buku WHY Puberty mengisahkan tentang cinta sesama jenis. Menurut dia, buku ini membantu para orang tua untuk menjawab pertanyaan anak-anak tentang cinta sesama jenis yang dinilai sering membuat orang tua bingung.
Dia menjelaskan, buku ini diadopsi dari komik asal Korea dan sudah melewati proses editorial. Buku ini berkonsep untuk membantu orang tua saat mengajari para anak yang mengalami massa pubertas.
"Buku WHY series ini memang kita lihat konsepnya bagus, sangat memudahkan orang tua membaca bersama anak-anaknya. Apa ini? beranjak dari kesulitan orang tua dan remaja yang mereka mengalami perubahan puber. Banyak orang tua merasa kesulitan pertanyaan anak-anak ini," ujar Ari saat bertemu dengan Ketua Yayasan Selamatkan Anak Bangsa, Fahira Idris di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (7/8).
Dia mengungkapkan, buku ini dibuat juga berdasarkan pertanyaan-pertanyaan anak seusianya. Karena itu, dia yakin buku ini bisa sangat membantu para orang tua, termasuk pertanyaan soal cinta sesama jenis yang terjadi di lingkungan anak.
"Ada anak wanita yang pegangan tangan bareng diledekin temen-temennnya wei lesbi itu terjadi, anak saya tanya kok gitu pak? Kemudian pertanyaan kedua ketika mereka begitu (lesbi/homo) apa sakit jiwa? Apa aids itu homo atau homo itu AIDS? Itu pertanyaan, beberapa orang tua tidak mudah menjawab dan menjelaskan ini, menurut kami buku ini baik," jelas dia.
Dia juga keberatan jika buku ini disebut provokatif dan propaganda dan dilihat hanya pada bagian cinta sesama jenis saja. Karena, kata dia, jika buku ini dibaca menyeluruh, maka akan saling berkaitan dan tidaknya bicara tentang cinta sesama jenis saja.
"Pada saat ini ditampilkan di Twitter, satu frame dengan frame halaman 147. Ketika kita menangkap dua frame ini saja, saya khawatir akan jadi salah persepsi, karena ini menjawab pertanyaan anak di gambar sebelumnya," tutur dia.
"Di sini diceritakan ada artis transgender, pertanyaannya kalau transgender pasti homo, kemudian orang tua menjelaskan, transgender dua hal berbeda, karena ketidakcocokan antara fisik dan jiwanya itu diceritakan," imbuhnya.
Sebelumnya aktivis Fahira Idris mendatangi penerbit Elex Media. Dia menilai buku ini meresahkan dan meminta penerbit menariknya dari peredaran.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenalkan buku pada anak merupakan langkah awal yang menentukan dalam membentuk kebiasaan membaca dan cinta literasi yang akan bertahan seumur hidup.
Baca SelengkapnyaMenceritakan kisah lucu penuh petualan pada anak sebelum tidur bermanfaat bagi perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaKasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi tentang cara mengatasi masalah pubertas dari sisi kesehatan.
Baca SelengkapnyaMembacakan dongeng membantu membangun rutinitas yang membuat si kecil siap untuk tidur.
Baca SelengkapnyaOrang tua butuh keterampilan khusus untuk menyikapi masa-masa pubertas seorang anak dengan tepat.
Baca SelengkapnyaAnak-anak seharusnya memang fokus belajar dan bermain. Namun, tidak dengan Jelita. Ia harus berjualan gorengan untuk bantu orang tuanya.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan banyak orang yang berkecukupan, ada sosok gadis yang hidup dengan memilukan.
Baca SelengkapnyaBerbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca Selengkapnya