Ini kejanggalan kematian Sisca Yofie versi keluarga

Merdeka.com - Keluarga mendiang Franceisca Yofie alias Sisca Yofie masih belum terima atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Usai sidang dakwaan untuk tersangka Wawan alias Awing dan Ade Ismayadi, yang digelar di ruang VI Pengadilan Negeri (PN) Bandung keluarga langsung menghampiri Hakim Parulian Lumban Toruan.

Pantauan merdeka.com, kakak Sisca, Elfie tampak memberikan berkas fakta-fakta kasus pembunuhan Sisca Yofie. Namun hakim menolak berkas karena tidak sesuai prosedur.

Hakim menyampaikan, agar bukti tersebut diberikan kepada kuasa hukum untuk nantinya disampaikan pada saat persidangan yang digelar Senin (9/12) pekan depan dengan agenda menyampaikan keberatan atau eksepsi.

"Saya tidak bisa menerima di luar persidangan, kalau mau di sidang disampaikan melalui kuasa hukumnya," ujar Parulian kepada keluarga, Senin (2/12).

Dalam berkas yang diterima sejumlah wartawan, keluarga menyampaikan beberapa kejanggalan kematian wanita cantik yang bekerja di salah satu perusahaan leasing di Bandung tersebut. Keluarga berharap Majelis Hakim yang menangani perkara bisa mendalami dan menggali barang bukti serta saksi di luar berkas perkara sehingga dapat mengungkap misteri kematian Sisca secara transparan dan diterima akal sehat.

Dalam berkas surat sebanyak delapan lembar tersebut, keluarga sudah menduga ada dalang di balik pembunuhan sadis terhadap Sisca. Dugaan itu muncul karena usai kejadian Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno memberikan pernyataan bahwa modus yang dilakukan karena dendam.

"Tentu seorang Kapolres tidak asal ngomong dalam memberikan pernyataan, pasti itu setelah polisi melakukan olah TKP dan barang bukti," sebut Elfie dalam berkas yang telah ditandatanganinya.

Dalam berkas tersebut, keluarga menyampaikan bahwa Kompol Albertus Eko Budi yang pernah menjabat Satreskrim Polres Bandung telah mengenal Wawan pada 2003 lalu. Sedangkan Wawan memiliki toko ban di Jalan Muhammad Toha. Hal itu berbeda dengan pernyataan kalau Wawan maupun Albertus yang tidak saling mengenal.

Kisah kedekatan Albertus dan Sisca juga ditulis dalam berkas tersebut. Pada tahun 2002, Sisca berkenalan dengan Albertus saat membuat laporan di Polsek Astana Anyar yang berlanjut menjalin kasih hingga 2010. Namun, November 2012 hubungannya renggang.

Anak pemilik indekos tempat Sisca tinggal, Rudi pernah menyampaikan untuk melaporkan bahwa Albertus pernah melakukan kekerasan. Dalam hubungan gelap Albertus juga sudah memiliki istri sah Anindita Murniani.

Menurut Elfie, saat kejadian Albertus berada tak jauh dari lokasi pembunuhan Sisca yaitu sedang menginap di Hotel Mayestik Sukajadi Bandung. "Apa kepentingannya? Apa CCTV Hotel disita? Apa pihak hotel dimintai keterangan?," kata Elfie.

Dia pun berkesimpulan bahwa pengakuan tersangka tidak rasional karena jika motif jambret mengapa hanya handphone yang diambil dan malah kemudian dibuang. Sisca malah dilukai dengan cacat di sekujur tubuhnya hingga meninggal.

Elfie juga mempertanyakan mengenai Facebook Sisca yang pada April 2013 lalu sempat memposting ucapan amarah tiba-tiba dihapus orang tak dikenal. "Kenapa Facebook dihapus? Siapa yang menghapus? Ada apa saja di dalam akun Facebook Sisca?" katanya.

Dia menilai penyidik polisi belum optimal melakukan petunjuk jaksa soal digital forensik. Sehingga dia berharap di persidangan ada fakta baru yang bisa diungkap.

Untuk diketahui, dalam sidang JPU mendakwa pelaku dengan pasal berlapis yakni primer 365 ayat dua (2) ke dua (2) e dan ayat 4 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, dan dakwaan primer kedua pasal 339 Jo pasal 55 ayat 1 ke satu (1) KUHP, serta dakwaan subsider pasal 338 Jo pasal 55 ayat satu ke satu KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman mati.

Mereka berdua sebagai pelaku pembunuhan sadis terhadap wanita cantik Sisca Yovie di Bandung. Sisca tewas setelah tubuhnya terseret ratusan meter karena rambut wanita cantik itu tersangkut di gir motor pelaku.