Ini kata Pertagas soal pengeboran berujung semburan lumpur di Bekasi
Merdeka.com - PT Pertamina Gas menjamin bahwa semburan lumpur akibat pengeboran untuk jaringan pipa gas di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi tidak berbahaya. Meski begitu, perusahaan pelat merah tersebut tetap bertanggungjawab atas dampak yang ditimbulkan.
Manajer Publik Realition dan CSR PT Pertagas, Chatim Ilwan, mengatakan bahwa lumpur yang muncul ke permukaan tanah merupakan bentonit atau semacam tanah lempung milik perusahaan.
"Bentonit itu dipakai sebagai pelumas mata bor ketika pengeboran berlangsung," kata Chatim, Minggu (7/8).
Menurut dia, material tersebut bisa muncul ke permukaan tanah karena kondisi tanah di Desa Segara Makmur tidak padat. Pasalnya, tanah di sana merupakan bekas rawa maupun sawah, sehingga bentonit keluar melalui celat tanah tak padat itu.
"Bentonit itu tidak berbahaya, dan kami menjamin jika pengeboran selesai tidak akan muncul lagi," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, perusahaan tetap bertanggungjawab 100 persen atas dampak yang ditimbulkan. Sejauh ini, kata dia, perusahaan kontraktor pemasangan pipa tengah bernegoisasi terkait kerugian masyarakat.
"Dampak paling parah hanya satu titik, yaitu rumah sekaligus tempat usaha. Soalnya ada keramik yang jebol," katanya.
Dia menambahkan, pemasangan pipa gas di sana menggunakan teknologi horizontal directional drilling (HDD). Mata bor bekerja secara horizontal sepanjang 1 kilometer dengan kedalaman 20 meter membuat lubang untuk pipa gas ukuran 24 inci.
"Nantinya pipa gas akan ditarik masuk ke dalam," katanya.
Chatim mengatakan, penggunaan teknologi itu mengingat lokasi pemasangan pipa merupakan jalur padat. Bahkan, banyak kendaraan besar hilir mudik dari dan menuju Jakarta Utara.
"Jika menggunakan sistem penggalian maka akan memakan waktu lama dan menimbulkan kemacetan," katanya.
Adapun, pipa gas tersebut untuk menyuplai gas ke PLTGU Muara Tawar dari Muara Karang, Jakarta. Selama ini, PLTGU menggunakan bahan bakar dari batu bara sebagai operasionalnya. Adapun panjang pipa gas dari Muara Karang hingga ke Muara Tawar mencapai 30 kilometer.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaPemerintah menilai ada substansi yang kurang pas hingga perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaBensin berasal dari satu SPBU di Kota Bekasi diduga tercampur air dan mengakibatkan kendaraan menjadi mogok.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tanaman purba ini berasal dari Zaman Greensand Bawah. ketika terjadi kenaikan air laut secara besar-besaran ke daratan.
Baca SelengkapnyaPermen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
Baca SelengkapnyaDengan berat bendera hampir 1 ton, bendera ini pun harus digotong banyak orang untuk memasukkannya ke dalam kotak kayu.
Baca SelengkapnyaPolisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaMahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 mulai Rabu (27/3).
Baca Selengkapnya