IDI Tegaskan Pemecatan Dokter Terawan Tak Terkait Vaksin Nusantara
Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi menegaskan, pemecatan Terawan Agus Putranto (TAP) dari anggota IDI tidak terkait dengan vaksin Nusantara yang diprakarsainya. Adib mengatakan bahwa IDI tidak terlibat dalam proses terkait vaksin.
"Hal yang terkait dengan kasus beliau pak TAP ini tidak ada kaitannya dengan vaksin nusantara, jadi tadi kalau dikaitkan ada konspirasi, saya berani menjamin kami dari Ikatan Dokter Indonesia tidak terlibat di dalam proses proses yang berkaitan dengan vaksin," kata Adib dalam rapat bersama Komisi IX di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4).
"itu mempertegas bahwa secara profesi dan organisasi kita tidak terlibat dalam dan memang tidak ada kaitannya dengan vaksin nusantara terhadap pengambilan keputusan (pemecatan Terawan) kemarin," sambungnya.
DPR Curiga Pemecatan Dokter Terawan Terkait Vaksin Nusantara
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Daulay curiga, diberhentikannya Terawan salah satunya karena terkait vaksin Nusantara. Kata dia, dari surat yang keputusan pemberhentian Terawan, ada termaktub poin vaksin Nusantara.
"Kalau bilang tadi bukan karena vaksin Nusantara ini disuratnya (pemberhentian Terawan) ada vaksin Nusantara kok ini, di dalam suratnya termaktub kok itu bagian c kalau gak salah, bagaimana ceritanya ini," ujar Saleh.
Anggota Komisi IX DPR Fraksi NasDem Irma Chaniago juga menyinggung vaksin Nusantara yang digagas Terawan seperti tidak didukung IDI. Dia curiga IDI main mata dengan korporasi farmasi.
"Terkait vaksin Nusantara, lah kok malah IDI tidak mendukung produksi vaksin Indonesia yang dibuat anak bangsa Indonesia. Ini ada apa IDI dengan korporasi kesehatan dunia. Ini akan menjadi pertanyaan, saya terus terang curiga ini ada apa IDI dengan korporasi farmasi ini," ujar Irma.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Pekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaMengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaIDI Segera Panggil Dokter Cabuli Istri Pasien yang Sedang Hamil
Laporan dugaan pencabulan yang dilakukan dokter spesialis ortopedi inisial MY terhadap istri pasien yang sedang hamil TA (22), mendapat kecaman banyak pihak.
Baca SelengkapnyaPrestasi Jenderal Polri ini Tak Kaleng-kaleng, Lulus S3 Jadi Doktor Beri Pesan Isinya Wajib Diikuti Semua Polisi
Berikut isi pesan dari Jenderal Polri lulusan S3 yang wajib diikuti semua polisi.
Baca SelengkapnyaIDI Ingatkan Dokter Influencer Dilarang Jualan Produknya di Media Sosial
Dokter yang menggunakan media sosial juga diwanti-wanti untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Baca Selengkapnya