ICW: Tak Berdasar Mengaitkan Kasus Novel Baswedan dengan Motif Politik
Merdeka.com - Peneliti Hukum dalam Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz menganggap salah satu anggota kepolisian yang mengaitkan penyerangan mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan sebagai motif politik sangat tidak berdasar.
Menurutnya, pendapat itu tidak beralasan dan terlalu loncat ke kesimpulan. Padahal menurut Donal, sebelum pihak kepolisian menarik kesimpulan, semestinya mereka harus menemukan terlebih dahulu para dalang penyerangan. Karena dari merekalah motif bisa diketahui. Bukan malah membuat kesimpulan tanpa dasar.
"Menurut saya konklusi itu terlalu jumping, sebab mengaitkan dugaan motif penyerang dengan politik sementara aktor justru belum terungkap itu menurut saya jumping conclusion," ucap Donal di kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (17/7).
Donal memakai logika hukum, bahwa tidak akan bisa disimpulkan motif penyerangan manakala aktornya belum terungkap. Ia justru melihat ketidakseriusan Polri dalam menangani kasus teror yang menimpa penyidik senior lembaga antikorupsi tersebut.
"Semakin lama kasus ini ditangani dan tidak terungkap, maka kemudian mengonfirmasi bahwa Polri tidak serius menangani kasus ini. Dan ini akan berimplikasi kepada legitimasi institusi kepolisian," tegas Donal.
Sebelumnya, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan menemukan fakta bahwa ada tiga orang tidak dikenal yang menjadi terduga penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Juru Bicara TGPF Novel Baswedan, Nur Kholis mengatakan, pihaknya telah melakukan reka ulang TKP dan menganalisa isi CCTV di sekitaran kediaman Novel.
"Wawancara ulang saksi-saksi dan saksi tambahan, juga analisis pola. TPF cenderung pada fakta lain, 5 April 2017 ada satu orang tidak dikenal mendatangi rumah Saudara Novel. Kemudian 10 April 2017 ada dua orang tidak dikenal datang, diduga berhubungan dengan penyerangan," tutur Nur Kholis di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/7).
Untuk itu, hasil investigasi tersebut juga berisikan rekomendasi kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk membentuk tim pengejar sosok tersebut.
"TPF merekomendasikan pendalaman fakta satu orang tidak dikenal yang datang ke rumah korban pada 5 April 2017 dan dua orang tidak dikenal yang berada dekat rumah korban dan Masjid Al Ihsan pada 10 April 2017 dengan membentuk tim spesifik," jelas Nur Kholis.
Selain itu, Nur Kholis menyampaikan, ditemukan fakta kuat bahwa tinggi kemungkinan penyerangan tersebut berkaitan dengan penanganan kasus yang digeluti Novel.
"TPF meyakini adanya probabilitas bahwa serangan pada wajah bukan untuk membunuh, tapi membuat korban menderita. Bisa untuk membalas sakit hati atau memberi pelajaran korban. Atas sendiri atau disuruh orang lain," tutur Nur Kholis.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harun Masiku Diduga Masih di Indonesia, Ini Respons Novel Baswedan
Novel Baswedan menilai KPK tidak sungguh-sungguh menangkap Harun Masiku karena ada keterlibatan petinggi partai politik.
Baca SelengkapnyaDiduga Sakit Hati, Sekuriti Basarnas Mamuju Tikam Rekan Kerja 32 Kali
Polisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin Diduga Korban Perampokan, Ini Analisis Polisi
4 Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin Diduga Korban Perampokan, Polisi Temukan Petunjuk
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosok Basaria Panjaitan, Perempuan Pertama Asal Batak yang Terpilih Jadi Komisioner KPK
Wanita tangguh asal Batak ini telah menuai prestasi di kancah hukum Indonesia.
Baca SelengkapnyaCerita Polisi Bripka Eko Widi Punya Anggota Kembar Identik, Sering Pusing Sendiri dan Salah Orang 'Wah'
Tanpa disangka, ia memiliki anggota yang kembar identik. Di tengah memberikan perintah, Bripka Eko sempat merasa dibuat pusing karena kerap kali salah orang.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaLaporan IPW soal Dugaan Gratifikasi Ganjar Harus Dipisahkan dari Politik
Jika berbicara hukum maka kuncinya adalah bukti, sehingga harus dibedakan dengan politik.
Baca SelengkapnyaSosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri gara-gara Gunakan Akronim "Amin"
Capres nomor urut satu, Anies Baswedan diadukan ke Bareskrim Polri oleh kelompok yang menamakan diri Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.
Baca Selengkapnya