Hiu tutul mati jadi tontonan warga, nelayan tarik uang sukarela
Merdeka.com - Hiu tutul sepanjang 8 meter tersangkut jaring nelayan di Selat Madura, sisi Surabaya. Lantaran tak bisa meloloskan diri, hiu seberat dua ton ini ditarik ke Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/10).
Dan saking beratnya, untuk bisa membawa ikan hiu itu, para nelayan bekerja sama menariknya dengan 10 unit perahu. Sesampainya di pantai, warga setempat berbondong-bondong membantu mengangkat ke daratan.
"Bobotnya berat sekali, untuk membawanya ke daratan harus pakai perahu banyak. Itupun harus perahu motor. Kalau perahu manual gak kuat," kata nelayan Samsul di lokasi kejadian.
Diduga, hiu tutul ini tersangkut jaring saat berusaha mencari lokasi yang air lautnya tidak terlalu panas.
Sementara sesampainya di daratan, ikan hiu yang telah mati ini, menjadi tontonan warga. Bagi pengunjung atau orang yang melintas di kampung Bulak Cumpat, Kenjeran dan ingin melihatnya, cukup membayar uang seiklasnya.
"Biasanya kalau ada hiu terdampar, seperti yang sudah-sudah, kita jual ke pengepul. Tapi, kita pertontonkan dulu dengan bayar sukarela. Hasil uangnya kita masukkan kas nelayan untuk perbaikan kapal-kapal nelayan yang rusak," pungkas Samsul.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stok yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaTernyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca SelengkapnyaPelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca SelengkapnyaPer 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaAda kera terbesar yang pernah hidup di Bumi. Punya tinggi 3 meter dan berat 300 kilogram.
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnya