Hendropriyono Sebut Aksi Terorisme Ingin Bikin Indonesia Hancur
Merdeka.com - Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono menilai penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto makin memperjelas tujuan aksi terorisme di Indonesia. Menurutnya, hal ini tidak bisa ditolerir lagi.
"Tujuan jangka pendek mereka adalah mengganggu pemerintahan negara RI agar mendapat kesan buruk atau gagal di mata rakyat dan masyarakat internasional," kata Hendropriyono dalam keterangannya, Minggu (13/10).
Hendro menilai tujuan jangka panjang mereka adalah merebut kekuasaan politik dan mengganti negara kebangsaan Pancasila dengan ideologi lain.
Menurut Hendro, salah satu buktinya adalah pembunuhan politik yang gagal terhadap Wiranto. Ada juga beberapa pihak yang berupaya menunggangi aksi-aksi yang terjadi. Namun dia bersyukur hal bisa dicegah aparat keamanan.
Hendro juga menyoroti penyusupan radikalisme di tubuh aparat, ASN dan birokrasi pemerintah yang perlahan mulai terkuak. Perlu tindakan untuk mencegah hal ini semakin meluas.
Hasil deteksi dini BIN, Polri dan TNI, lanjutnya, perlu ditindaklanjuti dengan aturan pencegahan dini oleh pemerintah dan DPR.
"Terbongkarnya terorisme, percobaan pembunuhan politik dan unjuk kekuatan, merupakan indikasi potensi ancaman yang sistemik dan laten, terhadap keselamatan negara bangsa Indonesia," kata Hendro.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hendropriyono mengingatkan, rasialisme bisa muncul dengan sendirinya di masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHadi berharap situasi kondusif terus terjaga hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca SelengkapnyaBarantin memegang peran strategis perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama penyakit, hewan, ikan, dan tumbuhan berbahaya.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca Selengkapnya