Hasyim Muzadi keberatan jika pesantren disebut sarang teroris
Merdeka.com - Mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Muzadi, menyesalkan pondok pesantren disebut menjadi biang kerok sumber teroris. Hasyim pun membantah jika kalangan pesantren mendapatkan suntikan dana dari pemerintah asing buat bikin keonaran.
"Beberapa pesantren tidak kesusupan radikalisme," kata Hasyim di Kantor ICIS, Jalan Prapanca Buntu No 118 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/12).
Menurutnya, terorisme itu berkembang karena kepentingan negara Barat dan Timur yang ingin menguasai dunia. Lewat bentukan terorisme itulah mereka menyukseskan tujuannya yang salah satunya ke Indonesia.
"Ada perang Barat dan Timur ekses lanjutnya masuk ke Indonesia. Ada interaksi luar dengan Indonesia," katanya.
Hanya dia enggan membeberkan analisanya tersebut. Namun menurutnya, sebelum reformasi pondok pesantren tidak pernah ada kegaduhan. Bahkan menjadi sumber tumbuh mekarnya teroris.
"Sebelum reformasi tidak ada pesantren yang buat teror," ujarnya.
Lagi-lagi Hasyim pun membantah jika acara silaturahmi antar ulama yang diadakannya pekan ini mendapat suntikan dana asing lewat Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Dengan gurau, malah ia menjawab senang jika acara itu mendapat talangan dari pihak luar.
"Duit di BNPT masih compang camping. Pesantren dikasih duit? Semoga. Kenapa di Al-Hikam? Ketepatan saja. Titik temuan dari sekian banyak pesantren berkumpul di sini," jawabnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaPemerintah tak hadir dalam sidang lanjutan gugatan atas abainya negara dalam pembentukan RUU Masyarakat Adat
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaSelain mengajar, sosoknya disebut telah berhasil mendirikan pesantren yang disisihkan dari gaji sendiri.
Baca SelengkapnyaBagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca Selengkapnya