Hasto dan Djarot Puji Budayawan Borobudur

Merdeka.com - Dalam safari kebangsaan PDIP di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, rombongan Sekjen Hasto Kristiyanto melakukan pertemuan dengan musikus Nomo Koeswoyo. Rombongan menyempatkan mengunjungi Candi Borobudur dan bertemu pelaku seni serta budayawan Borobudur, Nuryanto.

Hasto yang ditemani Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dan Nursyirwan Soejono, disambut iringan musik gamelan. Mereka juga menyaksikan tarian Batik Tarum. Hasto mengatakan, Bung Karno pernah berpesan supaya bangsa Indonesia tidak melupakan serta menjaga kelestarian kebudayaan dan alam.

"Kebudayaan yang sebelum melakukan upaya kita lakukan selametan, supaya memohon rahmat dari Tuhan yang maha kuasa agar segala sesuatunya itu bisa berjalan dengan baik," ujar Hasto di Omah mBudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (26/11).

Dalam kunjungan ini, Hasto dan Djarot diajak mencetak miniatur stupa Borobudur berbahan bekas abu Merapi dan gergajian batu. Nuryanto memberikan dua miniatur itu secara simbolik kepada keduanya. Hasto mengapresiasi Nuryanto karena memiliki kesadaran terhadap lingkungan. Mengubah abu bekas letusan gunung Merapi menjadi karya seni.

"Membuat stupa tanpa bahan macam-macam, tapi berbekal kesadaran akan lingkungan, mengumpulkan abu dari Merapi untuk bahan stupa," ucapnya.

Sementara itu, Nuryanto menjelaskan bagaimana Omah mBudur kental dengan budaya dan adat Jawa. Para pemahat batu ada di sini.

"Di sini juga tidak jauh dari yang seperti tertulis di prasasti mendut bahwa ada sebuah daerah yang namanya Panwarejan. Panwa itu alas (hutan), rejan itu batu. Di Panwarejan ini dulu tempat bersinggahnya para pemahat batu. Maka jangan heran nanti melihat ada banyak sisa batu pahat candi Borobudur. Mungkin daerah ini dulu tempatnya para pemahat yang sekarang menjadi wanurejan," ucapnya.