Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hari Moekti, dari seorang rocker jadi dai

Hari Moekti, dari seorang rocker jadi dai Hari Mukti. ©2013 Merdeka.com/kapanlagi.com

Merdeka.com - Pria itu kini lebih senang mengenakan baju gamis sampai sepanjang mata kaki dengan sorban melilit peci. Dia juga kerap menggantungkan sebuah syal di lehernya. Dia memilih bergaya ala dai. Penampilannya memang lebih sederhana ketimbang dulu.

Namanya Hariadi Wibowo. Jika disebut nama itu, pasti banyak orang tidak kenal. Biasa saja. Beda jika nama Hari Moekti disebut, tentu Anda pasti paham siapa dia. Minimal kenal nama.

Buat mereka yang menghabiskan masa remaja pada rentang 1980 sampai 1990-an, tentu sosok Hari Moekti tidak asing. Beragam ungkapan bisa bermunculan. "Oh itu sih idola saya waktu remaja," atau "itu penyanyi lagu Ada Kamu yang ngetop waktu saya muda," lainnya berkata, "Lagunya yang Ada Satu Kata enak tuh. Kenangan waktu masa pacaran dulu."

Hari Moekti muda memang beruntung. Pria asal Cimahi, Jawa Barat, itu bisa meraup pundi-pundi rupiah dari dunia hiburan tanah air lewat menjual suara. Namanya melambung di jagat belantika musik nasional, berkat kemampuannya dalam tarik suara dan tembangnya dan kerap bercokol di puncak tangga lagu.

Meski teknik olah vokalnya tidak hebat-hebat amat, tapi warna suara khas mampu melengking dipadu lirik lagu sederhana dan aransemen ringan membikin tembangnya amat digilai banyak pemuda saat itu.

"Adududududududuh..

Kau tak percaya

Adududududududuh

Mengapa ku cinta

Untuk kamu belahlah dadaku

Ini saja...,"

Begitu sepotong bait lagu Ada Kamu milik Hari Moekti. Siapa sih tidak kenal tembang lawas itu. Bagian reff-nya yang unik membuat lagu itu melejit dan terjual ribuan kopi. Duit pun mengalir.

Tidak hanya mampu memikat lewat lagu, Hari Moekti juga membius kawula muda saat itu dengan gaya enerjik di atas panggung. Dandanannya sebagai seorang penyanyi rock pun digemari banyak remaja. Jaket kulit atau rompi, sarung tangan, celana kulit ketat atau jins dengan sobekan di sana-sini menjadi pakemnya. Tak lupa tatanan rambut serta make up layaknya rocker pun dia lakoni.

Hal itu pun ditiru habis-habisan dan menjadi pakem dalam pergaulan remaja saat itu. Tak lengkap rasanya para kawula muda jalan-jalan sore dan nongkrong di Lintas Melawai tanpa berdandan dan berlagak layaknya Hari Moekti. Apalagi ada istilah saat itu, 'biar memble yang penting kece.'

Saat itu, Hari Moekti boleh dibilang bergelimang harta. Bayarannya sekali manggung bisa mencapai Rp 50 juta. Sangat besar buat ukuran masa itu. Dia menjadi mesin uang baru bagi perusahaan rekaman, promotor pagelaran, dan para pengusaha pakaian. Jualan mereka laris manis. Koceknya pun makin tebal. Dalam sekejap kehidupannya berubah.

Namun, meski berduit banyak, Hari Moekti mulai merasakan kejamnya persaingan dunia hiburan. Ketenaran mulai merasukinya. Hari yang merasakan puncak popularitas mulai hilang arah. Buat dia, tidak boleh ada bintang lain yang menyalip kharismanya, termasuk soal honor dan harta.

Mati-matian Hari berjuang mempertahankan karir keartisannya. Hidupnya tidak tenang, karena dihantui pemikiran jika dia sudah tak laku lagi jadi artis.

Di awal 1990-an, kegamangan dan kegalauan Hari Moekti terjawab sedikit demi sedikit. Dia mulai mendekati banyak ustad dan mulai mengaji. Saat itu, pikirannya mulai terbuka, hatinya terketuk. Dia tersadar pekerjaannya selama ini memang membuat terlena, meski belum tentu berdosa. Bahkan tak jarang membuat manusia berpaling dari Tuhan, dan lebih menuhankan dunia.

Hari berpikir ternyata selama ini apa yang dia lakoni justru merusak sendi-sendi Islam, dan itu terselip dalam tembang-tembangnya yang digemari remaja. Dia merasa menjadi idola tidak membuat kehidupannya dan para penggemarnya lebih baik. Itu cuma sesaat. Perasaan bersalah dan penyesalan mulai tumbuh, tapi bukan benci.

Kehidupan Hari Moekti saat ini berubah 180 derajat. Dia tanggalkan semua ketenaran, tepuk tangan, kemeriahan panggung, keglamoran, dan semua bunga-bunga dunia hiburan. Dia mantap menjejak di jalan dakwah. Memilih menjadi da'i di sisa hidupnya, mempersembahkan seluruh tenaga dan kemampuannya menjayakan Islam. Toh nama besarnya tidak tenggelam begitu saja.

Dia tetap bangga menyandang nama panggung Hari Moekti dalam berdakwah, ditambah kata Ustad di depannya. Kharismya di atas panggung tetap tak berubah. Sama-sama pegang mikrofon. Hanya bedanya dulu Hari sembari tarik suara, kini kerap membasahi bibirnya dengan lafaz Illahi.

Kini tak ada lagi petikan gitar, hentakan dan pukulan drum, betotan senar bass, dan lengkingan suara Hari Moekti. Semua diganti dengan lantunan Asma Allah SWT dan Shalawat Nabi Muhammad SAW, pun menuntun Hari Moekti bergabung dengan gerakan Hizbut Tahrir Indonesia.

Kini Hari merasa sudah menemukan kebahagiaan sejati. Apalagi, kini di sisa hidupnya seorang muslimah setia mendampinginya, dan dia pun kini telah dikaruniai dua anak. Cukup satu kata, "dakwah".

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sederet Nama Musisi yang jadi Wakil Rakyat, Terbaru Ada Pentolan Band Dewa 19
Sederet Nama Musisi yang jadi Wakil Rakyat, Terbaru Ada Pentolan Band Dewa 19

Ada musisi yang terpilih untuk periode kedua dalam Pemilu 2024 ini. Siapa saja mereka? Berikut ulasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Om Rocker 'Cegat' Jenderal Polisi di Pinggir Jalan, Ini yang Dilakukannya
Om Rocker 'Cegat' Jenderal Polisi di Pinggir Jalan, Ini yang Dilakukannya

Tak terkira, aksinya tersebut menuai senyuman di wajah sang jenderal bintang dua.

Baca Selengkapnya
⁠Dikenal Tajir Melintir dan Baik Hati, Potret Mesra Haji AW dan Sang Istri yang Cantik Memesona Jadi Sorotan
⁠Dikenal Tajir Melintir dan Baik Hati, Potret Mesra Haji AW dan Sang Istri yang Cantik Memesona Jadi Sorotan

Seorang konglomerat dermawan asal Jawa Barat, Haji AW membagikan momen mesra bersama istrinya yang cantik di atas kapal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
30 Quote Berbagi Takjil yang Bijak dan Penuh Makna, Bikin Ramadan Makin Indah
30 Quote Berbagi Takjil yang Bijak dan Penuh Makna, Bikin Ramadan Makin Indah

Merdeka.com merangkum informasi tentang quote berbagi takjil yang bijak dan penuh makna.

Baca Selengkapnya
Diisi Deretan Aksi Panggung Musisi Terkenal Indonesia, Yuk Intip Kemeriahan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024
Diisi Deretan Aksi Panggung Musisi Terkenal Indonesia, Yuk Intip Kemeriahan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024

BRI dukung penyelenggaraan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024. Seperti apa keseruannya?

Baca Selengkapnya
Mengerikan, Ternyata Ada Artis Luar Negeri Konser ke Indonesia Minta Makan Ular
Mengerikan, Ternyata Ada Artis Luar Negeri Konser ke Indonesia Minta Makan Ular

Adrie kembali bercerita tentang deretan musisi rock yang tiba-tiba ingin menyantap makanan dari olahan ular.

Baca Selengkapnya
Momen Kapolri Beri Hadiah ke Warga, Tak Disangka Nyeletuk Kocak Bikin Jajaran Polri Tertawa Lepas
Momen Kapolri Beri Hadiah ke Warga, Tak Disangka Nyeletuk Kocak Bikin Jajaran Polri Tertawa Lepas

sosoknya menuai tawa lepas dari jajaran Polri hingga berbagai pihak di lokasi.

Baca Selengkapnya
50 Quote Rindu Orang Tua dan Orang Tersayang, Cocok untuk Renungan sebelum Mudik Lebaran
50 Quote Rindu Orang Tua dan Orang Tersayang, Cocok untuk Renungan sebelum Mudik Lebaran

Merdeka.com merangkum informasi tentang quote rindu orang tua dan orang tersayang yang cocok untuk renungan sebelum mudik lebaran.

Baca Selengkapnya
Saat Jalan-jalan di Kota Bandung, Mayjen Kunto Arief Bertemu Dengan Prajurit TNI yang Tertembak di Papua 'Alhamdulillah Selamat'
Saat Jalan-jalan di Kota Bandung, Mayjen Kunto Arief Bertemu Dengan Prajurit TNI yang Tertembak di Papua 'Alhamdulillah Selamat'

Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.

Baca Selengkapnya