Hari Kedua PTM Terbatas di Depok, Kerumunan Penjemput Siswa Jadi Perhatian Satgas
Merdeka.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok terus mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang sudah berlangsung dua hari. Meski menilai penerapannya sudah baik, namun kerumunan orang tua atau pengantar dan jemput siswa di luar area sekolah kini menjadi perhatian mereka.
"Ada hal yang perlu dicermati terutama untuk para orang tua ketika mengantar jemput anak. Hindari kerumunan ketika menunggu anak keluar dari sekolah dan ketika antar anak. Ini yang menjadi atensi kita," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Selasa (5/10).
Menurut Dadang, pelaksanaan PTM terbatas di Depok secara umum berjalan lancar. Jenjang satuan pendidikan yang sudah menggelar PTMT mulai dari PAUD hingga SMP yang dilaksanakan serentak pada Senin (4/10). Sementara untuk jenjang SMA/SMK baru dilaksanakan pekan depan, karena saat ini siswa sedang menjalani ujian tengah semester.
"Hari pertama Pak Wali sudah menginstruksikan tim pengawas dan struktural untuk melakukan monitoring pada Senin kemarin. Itu sudah dilaksanakan dan banyak memang monitoring level SD dan SMP dengan hasil secara keseluruhan untuk penerapan sarpras prokes relatif tertib. Pengaturan kapasitas ruangan memenuhi perwal yang ditentukan," tandasnya.
Seluruh satuan pendidikan di Depok sudah memiliki izin melaksanakan PTM terbatas, sesuai dengan kelengkapan sarana prasarana yang sudah ditentukan. Sekurangnya terdapat 90 sekolah yang dipantau langsung.
"Kemarin yang dimonitor tim lebih kurang 90 sekolah sebagai sampel. Tentunya monitoring itu yang dilakukan OPD. Di level kecamatan, camat dan pengawas pendidikan juga melakukan monitoring. Sekolah yang melakukan PTMT adalah sekolah yang sudah melakukan asesmen. Keseluruhan diizinkan dengan berbagai variasi sarpras yang dimiliki, sesuai kondisi sekolah masing-masing," tegasnya.
Salah satu sekolah yang telah menerapkan prokes ketat pada PTM terbatas yakni Sekolah Dasar (SD) Al Azhar 46 Depok. Bukan sekadar cuci tangan dan cek suhu, pihak sekolah juga melakukan disinfeksi sepatu. Tujuannya untuk mencegah virus yang menempel di sepatu dan terbawa ke area sekolah.
"Kalau tidak seperti itu akan membuat ruang kelas yang sudah bersih jadi kotor kembali, membawa virus dari luar sampai ke sepatu dari anak. Jadi masuk semua sudah dalam keadaan bersih. Dalam kelas pun anak pakai sepatu, dulu sebelum pandemi buka sepatu," jelas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Helmi.
Proses belajar di sekolah hanya diperbolehkan maksimal 120 menit. Siswa dilarang makan selama belajar di sekolah.
Untuk mengurangi kerumunan saat orang tua menjemput, sekolah mengatur jam pulang. "Mengatasi kerumunan saat pulang jadi ada giliran pulang. Kelas 1-3 pulang sebelum dua jam. Kelas atas setelah dua jam untuk rotasi penjemputan agar tertib. Boleh minum untuk menjaga hidrasi. Makan tidak boleh," ungkapnya.
Pada hari kedua, sekolah tidak memperbolehkan orang tua mengantar siswa hingga area lobi sekolah. Pasalnya, jumlah orang yang ada di area sekolah lebih banyak.
"Yang menjadi evaluasi adalah kemarin masih ada orang tua yang mengantarkan anak sampai depan lobi SD dan itu yang membuat keadaan sedikit lebih banyak orang di depan. Akhirnya hari ini semua orang tua cukup antar di parkiran saja dan ada guru piket untuk menjaga anak dari parkiran sampai ke lobi bertemu dengan gurunya masing-masing," tutupnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaWira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan bukti yang ditemukan dari ponsel pelaku, banyak ditemukan video porno.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kekurangan surat suara di sejumlah TPS di Depok jadi viral di media sosial
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaDua kelompok pelajar tawuran di Jalan Raya Cipayung Bojong Pondok Terong, Pancoran Mas, Depok. Seorang pelajar tewas dengan luka parah di bagian perut.
Baca SelengkapnyaJumlah penumpang di Stasiun Tawang rata-rata 8.139 penumpang per hari.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca Selengkapnya