Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hari-hari penuh bunuh diri

Hari-hari penuh bunuh diri ilustrasi

Merdeka.com - Beberapa pekan terakhir kasus bunuh diri marak mengisi pemberitaan di media massa. Korbannya pun bervariasi, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar, auditor, hingga seorang polisi.

Kemiskinan tidak menjadi satu-satunya alasan dalam aksi bunuh diri. Seorang pria dari keluarga kaya dan seorang auditor yang berpenghasilan tidak sedikit juga memilih mengakhiri hidup dengan tali dan lompat dari gedung kantornya.

Catatan merdeka.com, Senin (5/3), sepanjang Februari dan Maret setidaknya ada delapan kasus bunuh diri dan satu kasus percobaan bunuh diri yang terungkap. Kasus bunuh diri banyak terjadi di akhir Februari dan awal Maret.

Kasus bunuh diri seorang polisi menjadi yang pertama di Februari. Briptu Dodik Setiawan menembak kepalanya dengan pistol revolver, yang diambilnya dari gudang senjata, Rabu (8/2). Motif bunuh diri polisi yang sehari-hari tidak memegang senjata ini masih misterius.

Dodik juga diketahui tidak punya masalah, baik di keluarga maupun di kalangan lain kepolisian. "Dari segi ekonomi juga tergolong mapan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Tayib, Kamis (9/2).

Bunuh diri kedua dilakukan Sapriani (40). Ibu rumah tangga itu tewas tergantung di kamar mandi rumahnya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Minggu (26/2). Sebuah selendang menjerat lehernya hingga tewas.

"Menurut keluarga, korban depresi," ujar Kapolsek Pesanggrahan Kompol Darmawan Situmorang.

Gantung diri juga cara yang digunakan Sugandi (27), warga Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk mengakhiri hidupnya. Dia ditemukan tewas di kamarnya oleh sang ibu, Selasa (28/2). Sugandi nekat gantung diri karena stres dengan penyakit yang dideritanya.

"Dia dulu itu sering sekali meminum-minum keras, akibatnya beberapa hari ini sering mengeluhkan sakit di matanya," ujar Rumanah, sang ibu.

Dari lantai 12 Gedung Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Dede Cahya Purnama mengakhiri hidupnya, Rabu (29/2). Auditor jebolan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) itu lompat dari gedung kantornya hingga tewas mengenaskan.

Sebelum lompat, Dede diketahui ngobrol-ngobrol bersama rekannya di lantai 12. Tidak ada tanda-tanda aneh saat itu. Motif bunuh diri bapak satu anak itu juga masih misterius.

Kamar mandi lagi-lagi menjadi tempat yang dipilih sebagai tempat gantung diri. Di kamar mandi rumahnya, Petukangan, Jakarta Selatan, Kamis (1/3), Rio Setiadi (15), yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan tidak bernyawa dalam kondisi leher tercekik tali jemuran.

Menurut keterangan orang tua korban, sebelum tewas anaknya tidak menunjukan gelagat aneh dan juga dalam keadaan sehat.

Seutas kabel digunakan seorang pria 32 tahun untuk menggantung diri di rumahnya, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (1/3). Korban diduga bunuh diri karena stres penyakitnya tak kunjung sembuh.

"Sudah empat bulan sakit sesak nafas nggak sembuh-sembuh, mungkin stres kali dia," kata seorang polisi di tempat kejadian.

Di sebuah rumah mewah, seorang pria meregang nyawa dengan seutas tali yang menjeratnya. Iskandar (50) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya Jalan Warga Buntu, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/3).

Iskandar tergolong orang cukup berada. Rumahnya cukup luas sekitar 500 meter. Iskandar pun sehari-hari bekerja dengan diantar sopir bernama Muhammad Safri alias Kiki, yang menerima surat wasiat dari korban.

Tekanan ekonomi dan perilaku suami yang tempramental membuat Herawati (42) mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya. Tak cuma itu, putra bungsunya Andika (4), dari empat bersaudara turut menjadi korban.

Herawati, Warga Kampung Cigebar, Desa Bojongasih, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, ditemukan tewas di sebuah anak sungai Citarum, Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Jumat (2/3) siang. Tak jauh dari Herwati, ditemukan juga anak bungsunya oleh warga sekitar.

Kapolsek Bojongsoang, AKP Sutarman, mengatakan Herawati mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup karena himpitan ekonomi. Dugaan selama ini kata dia, Herwati menenggelamkan anaknya, dan disusul tindakan nekat Herawati dengan memutuskan urat nadi tangan kirinya hingga tewas.

Kali ini upaya bunuh diri gagal dilakukan. Seorang gadis yang belum diketahui identitasnya mencoba melompat dari sebuah apartemen di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/2).

Bujukan petugas pemadam kebakaran dan kepolisian akhirnya membuat gadis itu berpikir ulang dan batal melompat. Padahal, gadis itu sudah berdiri di tepi lantai 21 apartemen tersebut. Jika melompat, kecil kemungkinan gadis itu akan selamat.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Ditemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai
Ditemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai

Nida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.

Baca Selengkapnya
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bapak Tiri Membabi Buta Pukuli Anaknya Hingga Terjungkal, Terbentur Tembok & Muntah-Muntah Berujung Tewas
Bapak Tiri Membabi Buta Pukuli Anaknya Hingga Terjungkal, Terbentur Tembok & Muntah-Muntah Berujung Tewas

M, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.

Baca Selengkapnya
20 Orang Ini Selalu Buka Puasa Bersama Sejak 12 Tahun Lalu, Begini Potretnya dari Dulu hingga Kini
20 Orang Ini Selalu Buka Puasa Bersama Sejak 12 Tahun Lalu, Begini Potretnya dari Dulu hingga Kini

Momen 20 orang selalu buka bersama sejak 12 tahun lalu. Begini potretnya yang curi perhatian.

Baca Selengkapnya
Baru Saja Berbuka Puasa, Api Berkobar Hebat Hanguskan Puluhan Rumah di Palangka Raya
Baru Saja Berbuka Puasa, Api Berkobar Hebat Hanguskan Puluhan Rumah di Palangka Raya

Belum diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak karena tim pemadam kebakaran sedang melakukan pendinginan sisa kobaran api

Baca Selengkapnya
Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen, Tetangga Sebut Korban Sempat Didatangi Penagih & Pinjam Uang
Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen, Tetangga Sebut Korban Sempat Didatangi Penagih & Pinjam Uang

Tetangga menyebut, korban sekeluarga sudah hampir dua tahun tak menghuni unit apartemen itu. Tiba-tiba datang untuk bunuh diri.

Baca Selengkapnya
Seorang Istri Ajukan Gugatan Cerai Karena Suaminya Jarang Mandi dan Bau Badan
Seorang Istri Ajukan Gugatan Cerai Karena Suaminya Jarang Mandi dan Bau Badan

Seorang perempuan asal Turki baru-baru ini membawa kasus hukum terhadap suaminya karena suaminya tidak menjaga kebersihan.

Baca Selengkapnya
Mayat dengan Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswi SMP
Mayat dengan Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswi SMP

Mayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP

Baca Selengkapnya