Hari Batik Nasional, DIY pecahkan rekor MURI membatik 3.000 M
Merdeka.com - Memperingati Hari Batik Nasional, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Pemda Yogyakarta memecahkan rekor membatik pada kain terpanjang versi MURI di alun-alun utara Yogyakarta. Pemecahan rekor ini membatik dengan kain sepanjang 3.000 meter ini melibatkan 3.000 orang yang terdiri dari pembatik, pelajar, aparat pemerintahan dan masyarakat umum di Yogyakarta.
Menurut Kabid Industri Logam, Sandang dan Aneka Disperindagkop Yogyakarta, Polin Napitupulu, selain untuk memperingati hari batik, pemecahan rekor ini juga dilakukan untuk mempromosikan industri batik di Yogyakarta ke dunia internasional.
"Acara ini merupakan upaya untuk melestarikan batik sebagai salah satu aset budaya Yogyakarta. Selain itu juga untuk mengembangkan dan mempromosikan industri batik dan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat kepada batik,” kata Polin seusai pemecahan rekor pada wartawan, Kamis (02/10).
Dalam pemecahan rekor ini, setiap meter kain memiliki motif yang berbeda. Menurut Polin, setidaknya ada 300 motif flora fauna yang digunakan dalam pemecahan rekor ini.
"Proses sekarang inikan pelilinan, motifnya yaitu flora fauna dengan variasi sebanyak 300 motif," jelasnya.
Tidak selesai pada proses pelilinan saja, kain sepanjang 3.000 meter yang sudah digambar kemudian masuk pada proses pewarnaan hingga nanti menjadi kain batik. Rencananya setelah selesai, kain batik tersebut akan dipamerkan di museum.
"Setelah ini akan di warnai, kemudian setelah jadi batik akan kita pamerkan di museum dan dibeberapa galeri," ujarnya.
Pemecahan rekor batik terpanjang ini mendapat sambutan meriah dari sejumlah pelajar dan warga. Salah satunya Ema Sulistri, siswi salah satu SMP di Yogyakarta. Ema bersama teman-teman mewakili sekolahnya untuk ikut serta dalam pemecahan rekor tersebut. Meski belum terbiasa membatik, Ema mengaku tidak kesulitan karena pernah belajar membatik di sekolah.
"Senang bisa ikut pecahkan rekor, ini juga nggak susah kok, sudah ada motifnya tinggal pake canting mengikuti gambar," terang Ema.
Selain Ema, Ratri pengrajin batik asal Bantul juga mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut membuat para pengrajin menjadi bersemangat dalam membuat karya. "Kalau begini kita senang, biasanya imbasnya pada permintaan batik yang meningkat, kita yang untung," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna batik ini diharapkan bisa mengagumi keindahan alam Priangan Timur.
Baca SelengkapnyaGanjar sepakat impor batik harus dibatasi melalui regulasi yang jelas.
Baca SelengkapnyaKeberadaan sentra IKM Batik ini bisa jadi inspirasi bagi daerah lain
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden SBY ajak keluarga belanja batik sampai temukan motif spesial kesukaan Ibu Ani.
Baca SelengkapnyaBatik-batik ini juga sudah tercatat dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkumham RI.
Baca SelengkapnyaDalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan.
Baca SelengkapnyaDi balik motif dan warnanya yang indah, terselip misi penyelamatan lingkungan dari sehelai batik tulis khas Bayat, Klaten.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, hasil produksi pengrajin batik Sukoharjo bila dibawa ke tempat yang lebih baik pemasarannya maka nilai jual ekonominya akan bertambah.
Baca SelengkapnyaKeberadaan sentra batik di Kampung Giriloyo ini turut membuat Kalurahan Wukirsari menyabet gelar Anugerah Desa Wisata Tahun 2023.
Baca Selengkapnya