Harga beras meroket, nenek 100 tahun ini kurangi produksi karak
Merdeka.com - Mahalnya harga beras akhir-akhir ini membuat sejumlah perajin karak (kerupuk beras) di Sukoharjo, Jawa Tengah resah. Meski mahal mereka tetap berproduksi untuk mempertahankan hidup.
Lantaran pekerjaan tersebut merupakan mata pencaharian satu-satunya puluhan warga yang ada di Desa Gadingan, Wirun dan Desa Dukuh Kecamatan Mojolaban.
"Pripun malih mas, nek mboten ndamel karak, kulo mboten gadah arto, dingge nedi nopo mangke? (gimana lagi mas, kalau tidak produksi, saya tidak punya uang buat makan)," ujar Ibu Kardo Pawiro alias Daki, warga Gadingan.
Wanita yang mengaku berumur 100 tahun dan sudah membuat karak sejak umur 20 tahun tersebut hingga saat ini masih terus memproduksi karak secara manual, dibantu satu anak angkatnya dan 4 saudara-saudaranya.
Sebelum harga beras mahal, dalam sehari dia mengaku bisa memproduksi 75 kilogram beras menjadi karak. Namun setelah harga beras mahal, ia hanya memproduksi 50 hingga 60 kilogram beras saja.
"Harga beras mahal mas, jadi cuma kuat produksi sedikit," terang Mawarni (52) cucu ibu Daki.
Meski mengurangi produksi, namun untuk jumlah bijian tidak dikurangi. Agar pelanggan kebagian semua, para perajin mengurangi ukuran panjang dan lebar karak. Jika biasanya irisan karak mentah berukuran sekitar 5x10 cm, saat beras mahal, mereka mengurangi hingga 1,5 cm per bijinya.
"Kita siasati mas, ukurannya kita kurangi. Tapi rasanya tetap sama. Harganya tetap sama, 1 biji Rp 120," sambung Daki.
Produksi karak di sentra perajin Mojolaban dikirimkan ke beberapa wilayah di Solo raya. Semenjak harga beras melonjak, para perajin mengaku mengalami penurunan pendapatan hingga 20 persen lebih.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Makin Mahal Akibat HET Dinaikkan, Begini Penjelasan Pemerintah
Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kg.
Baca SelengkapnyaBadan Gemetar karena 2 Hari Tak Masak, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Rebusan Daun Singkong
Tinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Hanya Beras, Harga Kebutuhan Sehari-Hari Ikut Meroket Usai Pemilu
Pasca pemilu ini, kenaikan harga bukan pada beras saja, tetap beberapa kebutuhan sehari-hari lainnya.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Melambung, Ketahui Sejumlah Bahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi Putih
Indonesia sebenarnya memiliki sangat banyak sumber karbohidrat yang tidak kalah dari nasi. Ketahui sejumlah alternatif pangan yang bisa menjadi pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Melonjak Tajam, Daya Beli Petani Jadi Lebih Baik?
Pada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong
Warga Rangkasbitung mengaku memilih mengonsumsi singkong sebagai makanan alternatif saat harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaPenghasilan Tak Cukup Buat Beli Nasi dan Lauk, Kakek Tini Makannya Cuma Parutan Kelapa buat Ganjal Perut yang Lapar
Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaH-4 Lebaran 2024, Puluhan Ribu Pemudik Padati Stasiun Pasar Senen
H-4 Lebaran 2024, Puluhan Ribu Pemudik Padati Stasiun Pasar Senen
Baca Selengkapnya