Hakim usul kasus Cicih digugat 4 anak kandung diselesaikan kekeluargaan
Merdeka.com - Pengadilan Negeri Bandung menggelar proses mediasi antara Cicih (78) dengan empat orang anaknya. Di usia rentanya, Cicih harus menghadapi gugatan dari anak-anak yang sudah ia lahirkan itu.
Cicih tiba di PN Bandung didampingi anak bungsunya Alit Karmila serta kuasa hukum Hotma Agus Sihombing, Selasa (27/2).
Agenda mediasi adalah jawaban dari pihak tergugat yaitu Cicih atas usulan dari penggugat, empat anak kandung Cicih atas penjualan tanah warisan milik almarhum suami Cicih, S. Udin.
Mediasi berlangsung tertutup. Hanya penggugat dan tergugat, hakim mediasi dan kuasa hukum kedua belah pihak.
Usai persidangan, kuasa hukum Cicih, Hotma Agus menyampaikan bahwa mediasi akan dilanjutkan dengan empat orang anak yang menggugat.
Ia menyatakan, Hakim mengusulkan masalah keluarga ini dibereskan secara kekeluargaan bersama seluruh anak. "mudah-mudahan bisa damai," ujar Agus.
Agus mengaku akan memfasilitasi mediasi meski dirinya tidak akan ikut terlibat. Nantinya, keputusan pengadilan akan menunggu hasil mediasi antara keluarga.
"Kalau nanti hasilnya damai, ya tidak perlu diputus perdamaian lagi," kata dia.
Sebelumnya, AS, DR, AR, dan AK menggugat ibu kandungnya Cicih (78) sebesar Rp 1,6 miliar ke Pengadilan Negeri Bandung karena masalah harta warisan.
Awal mula gugatan tersebut saat Cicih menjual sebagian tanah warisan dari almarhum suaminya, Udin seluas 91 meter persegi dari total tanah 332 meter persegi di daerah Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
Cicih terpaksa menjual tanahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat utang yang menjeratnya hasil meminjam kepada tetangganya. Tanah 91 meter persegi tersebut dijual Cicih dengan harga Rp 250 juta.
"Ibu Cicih enggak punya uang lagi. Dia merasa ada sisa dari hibah suaminya. Karena merasa bagian dia, jadi untuk mempertahankan hidupnya terpaksa dia jual," kata Kuasa hukum Cicih, Hotma Agus Sihombing seperti dilansir Antara, Rabu (21/2).
Sepeninggal suaminya, Cicih tidak memiliki penghasilan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari sehingga terpaksa harus berutang kepada tetangga sekitar. Sementara empat orang anaknya, kata dia, seperti kurang peduli terhadap Cicih bahkan jarang menengoknya.
"Dilupakan intinya. Jadi kita bayangkan ada seorang janda enggak punya suami pekerjaan hidup dari mana," kata dia.
Mengetahui tanah dijual, empat orang anaknya tidak setuju dengan apa yang dilakukan Cicih. Mereka beralasan, Cicih, menjual tanah tanpa sepengetahuan mereka hingga akhirnya membawa kasus tersebut ke meja hijau.
Lanjut Hotma, uang hasil penjualan tanah tidak seluruhnya dibayarkan untuk melunasi utang. Namun termasuk membiayai sekolah cucu dari salah satu anak yang menggugatnya.
"Cucunya hidup satu rumah (dengan Cicih). Bahkan selain membiayai sehari-hari, ibu Cicih juga membiayai sampai cucunya sekolah. Uang itu juga malah diberikan kepada salah satu anaknya yang menggugat untuk membangun kos-kosan," kata dia.
Dari harta yang disengketakan tersebut, keempat anaknya juga mendapat jatah. AS mendapat bagian seluas 1.070 meter persegi, DR seluas 116,6 meter persegi, AR 324 meter persegi dan AK seluas 222,58 meter persegi.
Sementara Cicih mendapatkan tanah dan bangunan seluas 332 meter persegi. Harta dari suaminya dibagikan sebelum sang suami meninggal dunia.
"Nah setelah dikasih ke anaknya, rumah yang ditempati ibunya dihibahkan juga suaminya ke istrinya (Cicih)," katanya.
Dalam sidang pada Selasa (20/2), Hotma mengatakan, sidang tersebut beragendakan mediasi. Dari keterangan empat anaknya, mereka akan mencabut laporannya dengan beberapa syarat perjanjian.
"Usulan mereka, batalkan perjanjian jual beli, ulangi perjanjian jual beli dengan harganya Rp 910 juta karena menurut versi penggugat semeter Rp 10 juta. Faktanya ngarang, harga pasaran tiga juta permeter. Jual beli harga Rp 250 juta, yang Rp 138 juta habis dipakai membangun kos-kosan (salah satu anaknya)," kata dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah Bekerja, Perempuan Ini Ceritakan Sikap Manis Ayahnya yang Masih Peduli Kondisi Anaknya
Cinta kasih orang tua terhadap anak tak pernah padam meskipun anaknya telah hidup mandiri.
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnya4 Cara Cerdas Membentuk Karakter Anak Menjadi Mandiri dan Berani Sejak Dini
Saat anak merasa tidak yakin atau takut, sebagai orangtua, tugas kita adalah menjadi "pelindung" yang memberikan dukungan dan kenyamanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapan Anak Perlu Mulai Dibiasakan Tidur Sendiri dan Bagaimana Memulainya?
Membiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaMengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaAnak Sulung Adalah Anak Pertama, Berikut Karakter dan Perannya di Dalam Keluarga
Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
Baca SelengkapnyaPenyebab Anak Suka Memukul, Perlu Diwaspadai dan Dihindari Orangtua
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaBiikin Iri, Keluarga Petani Ini Punya 10 Anak yang Sukses
Setiap orang tua tentu ingin melihat anaknya tumbuh dan sukses menjalani hidup.
Baca SelengkapnyaCiri-Ciri Batuk Bawaan Hamil, Ketahui Cara Mengatasinya
Batuk bawaan hamil memiliki tanda dan ciri yang berbeda.
Baca Selengkapnya