Hakim pengadilan agama dan sekeluarga mengaku dianiaya polisi
Merdeka.com - Seorang hakim dan tiga anaknya serta seorang adik iparnya menjadi korban penganiayaan polisi yang bertugas di Polda Aceh. Korban bernama Mahdy Usman mengungkapkan kasus yang dialaminya kepada wartawan di Kantor PWI Aceh di Banda Aceh, Senin.
"Bukan hanya yang dipukul. Tiga anak saya dan adik ipar saya juga menjadi korban pemukulan oknum polisi yang bertugas di Polda Aceh. Saya tidak tahu alasan pemukulan oknum polisi itu," ungkap Mahdy Usman, seperti dilansir Antara, Senin (20/6).
Mahdy Usman merupakan hakim yang bertugas di Pengadilan Agama Jakarta Barat. Korban sekeluarga diduga dianiaya di rumahnya Jalan Cut Nyak Dhien Lorong Lam Awe 1, Gampong Lamteumen Barat, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.
Didampingi Adnan NS, mantan Ketua PWI Aceh, Mahdy Usman mengatakan, polisi yang diduga menganiaya tersebut berinisial Mar, perwira yang bertugas di bagian narkoba Polda Aceh. Selain Mahdy anak korban di antaranya Fanny Tasyfia (25), Yadaina Ulya (23) dan Ruhil Fathana Mahdy (16). Serta adik ipar Mahdy Usman bernama Mulyadi.
Didampingi Sabariah, istri dan dua anaknya, Mahdy Usman menuturkan pemukulan terhadap dirinya berawal dari kedatangan adik iparnya Mulyadi pada Kamis (16/6) sekitar pukul 18.30 WIB atau menjelang berbuka puasa.
Kedatangan Mulyadi untuk menjemput ibu dan anaknya. Sebelum pergi dari rumah korban, Mahdi Usman meminta Mulyadi menjelaskan batas tanah rumahnya yang bersebelahan dengan rumah Mar tersebut.
Dalam penjelasannya, Mulyadi mengatakan dirinya yang membangun rumah korban. Saat menjelaskan, datang Mar dan memukul Mulyadi. Pemukulan terjadi di depan pagar rumah Mahdi Usman.
"Saya yang ketika itu berada dekat Mulyadi ikut menjadi sasaran pemukulan. Saya dipukul di bagian wajah. Saya sempat pingsan. Saat pingsan, saya mendapat kabar pelaku juga hendak melempar saya dengan batu," terang dia.
Namun pelaku tidak jadi melemparkan batu karena ada warga yang melerai. Saat korban pingsan, pelaku juga diduga memukul anak perempuan korban bernama Fanny Tasyfia. Korban Fanny mengalami memar di wajah, bawah mata kanan.
Akibat pemukulan tersebut, korban Mahdy Usman mengalami memar di wajah kanan. Kuping agak pekat, kepala mengalami pusing-pusing. Korban mengaku sering kehilangan ingatan.
"Setelah sadar dari pingsan, saya dibawa ke rumah sakit. Beberapa saat di rumah sakit, saya melaporkan kejadian ke Polda Aceh. Setelah itu, saya menjalani pemeriksaan di rumah sakit," ungkap Mahdy Usman.
Beberapa hari sebelum pemukulan terhadap dirinya, Mahdy Usman menuturkan pelaku juga diduga memukul anaknya bernama Yadaina Ulya, 23 tahun, dan Ruhil Fathana Mahdy, 16 tahun.
"Saya dan istri saat itu sedang berada di Jakarta. Kami sekeluarga tidak tahu mengapa dipukul korban. Selama ini, saya dengan pelaku tidak ada masalah apapun," ungkap Mahdy Usman.
Adnan NS, mewakili keluarga korban, mengatakan pihaknya mendesak Polda Aceh mengusut tuntas kasus penganiayaan hakim yang dilakukan oknum aparat negara.
"Kami mendesak Polda Aceh mengusut tuntas kasus ini. Kami mencari keadilan. Kalau tidak selesai di Polda, kami akan laporkan ke Mabes Polri," kata Adnan NS yang juga anggota DPD RI periode 2004-2009.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Aceh AKBP Goenawan menegaskan kasus dugaan penganiayaan yang tersebut merupakan masalah pribadi berinisial Mar dengan korban.
"Kasus ini sudah ditangani dan sedang dalam proses penyidikan oleh Bidang Propam Polda Aceh. Penanganan kasus ini menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Goenawan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai
Nida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaHari Pencoblosan Semakin Dekat, Polisi Gandeng Tokoh Agama Cegah Konflik di Pemilu
Polisi menggandeng tokoh agama untuk memastikan tahapan Pemilu berjalan damai.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban
Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaAnak Diduga Salah Tangkap dan Disiksa Polisi, Orang Tua Kirim Surat Terbuka ke Presiden dan Kapolri
Aditya, disebut sebagai korban salah tangkap hingga mengalami penganiayaan
Baca SelengkapnyaPolisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019
Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaSatu Korban Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama Alami Pendarahan Otak
Korban yang mengalami luka serius itu merupakan sopir mobil pikap.
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaAnak Durhaka, Pukuli Ayah yang Sudah Pikun karena Sering Pergi Sendirian sampai Kadang Hilang
Si Pria yang merupakan anak korban mengaku tega memukul sang Ayah yang sudah pikun karena kesal meninggalkan rumah.
Baca Selengkapnya