Hadiri perayaan Cap Go Meh, Wiranto ingatkan pentingnya toleransi
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto memberikan sambutan dalam Perayaan Cap Go Meh bersama 2017 yang diadakan oleh Forum Bersama Indonesia Tionghoa (FBIT) di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (19/3) malam. Dalam sambutannya, Wiranto mengatakan, ancaman terbesar yang dihadapi oleh Indonesia berasal dari bangsa sendiri.
"Kejahatan narkoba, terorisme, radikalisme, korupsi, ilegal logging, ilegal fishing dan sebagainya, itu ada dan kelihatan. Tapi sebenarnya yang sangat berbahaya adalah ancaman perpecahan dari bangsa sendiri," kata Wiranto.
Oleh sebab itu, Wiranto berharap masyarakat mampu menetralisir ancaman tersebut dengan cara merajut kembali kebersamaan. Caranya dengan menghidupkan kembali semangat toleransi. Semangat toleran yang dimaksud yaitu masyarakat bisa merasakan penderitaan orang lain, bisa merasakan kesulitan orang lain dan dengan ikhlas ikut meringankan beban antar sesama.
Wiranto mencontohkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang penduduknya paling besar beragama Islam, tapi ketika Negara ini didirikan para tokoh Islam tidak memaksakannya sebagai negara Islam.
"Itulah semangat toleransi mengingat masih ada agama lain yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Semangat seperti itulah yang harus kita rawat dan kita jaga," jelasnya.
Wiranto menegaskan mengenai pentingnya toleransi dalam kehidupan. Dikatakan Wiranto, membangun toleransi di antara masyarakat ada dua cara.
Pertama yaitu dengan cara menahan diri, jangan suka pamer memperlihatkan kekayaan dan kekuatan pada masyarakat yang rata-rata kekurangan. Kedua, dengan cara membantu mereka yang membutuhkan bantuan dengan cinta kasih. Kalau hal itu dilakukan, mantan Panglima ABRI ini meyakini niscaya akan terbangun kepercayaan dan kecintaan antar masyarakat.
Wiranto mengatakan, tema Cap Go Meh yang diangkat kali ini sangat tepat yaitu mengatasi kesenjangan dan menciptakan kesejahteraan. Melalui gema itu Wiranto mengajak masyarakat Tionghoa untuk menghidupkan kembali semanangat toleransi sebagai basis untuk menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan.
Menurut Wiranto, Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan untuk terus memperkecil kesenjangan. Walaupun secara rasio angkanya sudah menurun, namun upaya yang telah dilakukan masih harus terus diupayakan secara optimal.
"Tapi jangan biarkan pemerintah kerja sendiri, masyarakat harus membantu. Saya ajak masyarakat Tionghoa berperan serta membantu pemerintah untuk mengatasi kesenjangan, menciptakan keadilan dan kesejahteraan," kata Menko Polhukam Wiranto.
Wiranto pun memberikan tiga pesan kepada masyarakat Tionghoa yaitu pertama, harus merasa memiliki negeri ini. Kedua, setelah merasa memiliki, masyarakat harus wajib membela negeri ini, bukan hanya membela negara tapi membela masyarakat, teman-teman, kaum fakir miskin dan dhuafa. Ketiga, harus mampu selalu mengintrospeksi diri seberapa besar sumbangan yang telah diberikan pada negeri ini .
"Kalau 3 hal ini dapat dilaksanakan, maka Cap Go Meh ini merupakan kebangkitan kita sebagai bangsa utamanya masyarakat Tionghoa untuk membangun kebersamaan, membangun toleransi, dan memberikan sumbangsih untuk mengatasi kesenjangan," kata Menko Polhukam Wiranto.
Sementara itu, Ketua Pembina Forum Bersama Indonesia Tionghoa, Murdaya Poo mengapresiasi kehadiran Menko Polhukam yang telah menambah keyakinan bahwa etnis Tionghoa saat ini sudah disadari sejak nenek moyang adalah satu suku. Apalagi, dengan adanya UU 12/2006 tentang WNI, etnis Tionghoa memiliki status dan hak yang sama, sehingga tidak ada lagi istilah pribumi dan non pribumi, asli dan tidak asli. Kemudian, Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik membuat engkap.
"Suku Tionghoa tidak pernah absen dalam menyeimbangkan bangsa khususnya di sektor ekonomi dan olahraga," kata Murdaya Poo
Acara ini turut dihadiri Plt. Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, Hartati Murdaya, perwakilan beberapa menteri kabinet kerja, para pemuka agama, para pengusaha yang tergabung dalam FBIT, dan masyarakat Tionghoa.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaMenjunjung Tinggi Toleransi di Bulan Ramadan
Toleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca SelengkapnyaTasamuh Artinya Toleransi, Begini Penjelasan Manfaat, Dalil serta Contohnya dalam Islam
Tasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indahnya Toleransi, Prajurit TNI Ini Unggah Momen Disiapkan Takjil oleh Ibu Pendeta
Di tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca SelengkapnyaJangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaHadir di Acara Polda Bengkulu, Penampilan Wiranto Bikin Syok Ternyata Sekarang Tugasnya Publikasi ke Medsos
Wiranto kini bertugas mengelola akun sosial media Korem Bengkulu. Tujuannya, memberitahu seluruh kegiatan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaMenag: Jaga Toleransi dalam Menyikapi Potensi Perbedaan 1 Ramadan
"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca Selengkapnya