Hadapi Gelombang ke-3, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Tingkatkan Tracing
Merdeka.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mendorong pemerintah meningkatkan kapasitas testing (pemeriksaan) dan tracing (penelurusan) Covid-19. Langkah ini untuk menekan potensi gelombang ketiga Covid-19.
"Testingnya harus 1 per 1.000 penduduk. Tracingnya harus standar, 1 kasus (Covid-19) ditracing minimal 15 atau 20 orang," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/10).
Selain itu, program pengendalian Covid-19 harus terus dijalankan. Misalnya, melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin, meningkatkan pelayanan kesehatan dan membatasi aktivitas masyarakat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level.
"Aktivitas masyarakat jangan terlalu dilonggarkan. Kalau sekarang kan longgar sekali," ujarnya.
Tri memprediksi, gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi pada Januari hingga Februari 2022. Gelombang ketiga ini terjadi akibat mobilitas masyarakat meningkat saat libur akhir tahun 2021.
Pada gelombang ketiga, kemungkinan Pulau Jawa akan mengontribusi Covid-19 tertinggi. Sebab, 2/3 penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa. Namun, peningkatan kasus di Pulau Jawa tidak akan diikuti kematian akibat Covid-19.
"Karena mungkin vaksinasi pada Desember (2021) sudah mencapai 50 persen," sambungnya.
Hari ini, pemerintah kembali mengevaluasi penerapan PPKM berbasis level di 34 provinsi di Indonesia. PPKM bertujuan untuk menekan laju penularan Covid-19.
Data Kementerian Kesehatan 17 Oktober 2021, total 4.234.758 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air. Dari jumlah tersebut, sebanyak 18.388 orang masih menjalani perawatan atau isolasi.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 harian sebesar 975 dengan positivity rate 0,57 persen.
Adapun bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 nasional hanya 5 persen per 16 Oktober 2021. Khusus keterpakaian tempat tidur ruang isolasi biasa sebesar 4 persen, sedangkan keterpakaian tempat tidur ruang ICU Covid-19 mencapai 8 persen.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Lia G. Partakusuma mengingatkan meski BOR rumah sakit rujukan Covid-19 menurun, masyarakat jangan lengah menerapkan protokol kesehatan.
"Tetap jangan euforia (karena) perjalanan atau mobilitas meningkat," pesannya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!
Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaSeharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran
Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaStatus Tanggap Darurat Diaktifkan Pascagempa, Sumedang Dihadapkan Potensi Banjir dan Longsor
Ratusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKembali Beraktivitas Usai Lebaran, Pastikan untuk Perhatikan Kondisi Ini
Pada saat seseorang kembali bekerja setelah Lebaran, penting untuk memperhatikan sejumlah kondisi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaEmpat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca Selengkapnya