Gus Dur dan Ganjar, sama-sama lucu dan kontroversial
Merdeka.com - Siapa tak kenal Gus Dur? Selain kontroversial, Presiden RI kelima ini juga dikenal dengan anekdot-anekdotnya yang cerdas menggelitik. Agus Becak, penulis buku Gubernur Jelata secara 'sembrono' berani membandingkan KH Abdurrahman Wahid, salah satu pemimpin besar yang dimiliki NU dan Indonesia itu dengan Ganjar Pranowo.
Jangan buru-buru protes. Agus, lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu hanya membandingkan satu sisi saja. Cerita lucu dan humornya saja. Menurut Agus, Ganjar tidak kalah lucu dengan Gus Dur.
Jika Gus Dur lucu dengan cerita-ceritanya yang menyentil kondisi sosial dalam bingkai humor. Sedangkan Ganjar lebih menggunakan body language.
Satu cerita dalam bab 4 menegaskan hal ini. Suatu ketika, Ganjar mengunjungi anak-anak berkebutuhan khusus di sebuah panti asuhan. Meski menyadari keterbatasan anak-anak itu, Ganjar tetap memperlakukan mereka seperti orang normal. Dia mengajak berkomunikasi seperti biasa. Ia menggunakan gesture-gesture khusus untuk membantu anak-anak menangkap kata-katanya.
Orang yang melihat mimik muka Ganjar yang terlihat lucu saat menerangkan kata-kata mungkin bisa jadi tertawa geli. Tapi di situlah sebenarnya Ganjar sedang menunjukkan bahwa anak-anak itu meski tidak senormal orang pada umumnya, tetap harus diperlakukan dengan normal.
Contoh lain bagaimana Ganjar bercakap dengan pasien rumah sakit jiwa. Ganjar berdialog dengan biasa seolah sedang bicara dengan temannya.
Ganjar: Kowe neng kene ngopo? (kamu di sini ngapain?)
Pasien: sekolah.
Ganjar: Lha sekolah kok ra rampung-rampung? (Sekolah kok tidak selesai-selesai)
Pasien: Durung lulus.
Ganjar: Yo sekolah sing pinter yo, ben cepet lulus. (hlm. 132)
Buku Gubernur Jelata yang diluncurkan di Candi Gunung Wukir, Sabtu (17/12) itu pada bab empat juga menceritakan kegilaan Ganjar dalam bersepeda. Gowes tidak hanya sebagai sarana olahraga, tapi juga untuk transportasi ke kantor dan menyapa rakyatnya.
Termasuk juga bagaimana Ganjar berkeliling ke puluhan sekolah di Jateng untuk mengajar, mengunjungi warga Jateng yang sudah jadi transmigran di Kalimantan Barat, serta kegemarannya bermain wayang orang dan kethoprak.
Semua itu mungkin telah menginspirasi banyak orang. Tapi Ganjar justru menolak label inspirator itu. Perjalanannya menemui beragam kalangan justru dalam rangka mencari para inspirator Jawa Tengah.
"Mereka inilah para inspirator jawa Tengah. Orang-orang yang berjuang tanpa pamrih untuk sesamanya. Orang-orang yang kelak punya jasa paling besar pada kemajuan bangsa," kata Ganjar dalam Gubernur Jelata halaman 165.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin ditanya soal cerita awal pemeecatannya oleh Gus Dur dari PKB
Baca SelengkapnyaIsu pengkhianatan kepada Gus Dur muncul setiap lima tahun, saat pemilu.
Baca SelengkapnyaSosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah humoris semasa hidupnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Yenny Wahid mengatakan ada kesamaan antara Gus Dur dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaGanjar heran belum adanya sanksi kepada pihak yang dinilai sudah jelas melakukan pelanggaran.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, pertemuan antara tokoh-tokoh tersebut memperlihatkan situasi demokrasi yang sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaGanjar Dengar Perguruan Tinggi Diintervensi karena Kritik Jokowi: Pemerintah Tak Perlu Ketakutan
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku senang melihat Mahfud tampil maksimal.
Baca SelengkapnyaKomedian lawakan tunggal menggunakan humor, ironi, sarkasme, observasi, dan cerita pribadi untuk menghibur dan mengkritik berbagai topik.
Baca Selengkapnya