Guru SD di Serdang Bedagai hukum murid jilati WC hingga muntah
Merdeka.com - Hukuman yang dijatuhkan guru di SD Negeri 104302 di Desa Cempedak Lobang, Sei Rampah, Serdang Bedagai, Sumut, dinilai telah melampaui batas. Dia diduga tega menghukum muridnya menjilati WC.
Berdasarkan informasi dihimpun, hukuman itu diberikan guru berinisial RM kepada seorang murid kelas IV, MBP. Peristiwa itu terjadi saat jam belajar sekolah, Jumat (9/3).
SH, ibunda MBP mengatakan, putranya diperintahkan RM membawa tanah subur atau kompos untuk tanaman bunga di sekolah. Namun MBP tidak membawanya.
Dengan alasan kesalahan itu, RM menghukum MBP. Bocah itu disuruh 12 kali menjilati WC. Hukuman itu sampai ke telinga orang tua MBP. Mereka juga mendapat pengakuan langsung dari putranya.
"Anak saya bilang ya (menjilat WC). Tapi pas yang keempat kali anak saya langsung muntah," ujar SH.
Mendengar pengakuan putranya, perasaan SH dan suaminya bercampur aduk. Mereka marah dan sakit hati.
Perempuan ini mengaku sangat terpukul mendengar hukuman yang diberikan kepada anaknya. Menurutnya hukuman itu tidak pantas. Dia meminta agar guru yang melakukan perbuatan itu diberi sanksi.
"Saya ya marah, terpukul, sakit hati bercampur aduk. Apa kali rupanya salah anak saya kok hukuman seperti itu. Apa nggak ada hukuman lain? Kalau disuruh cuci WC, disetrap saya terima. Tapi ini kan keterlaluan, enggak berperikemanusiaan," ucap SH.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus guru tersebut mulanya membentu murid tersebut lalu di ajak makan mi ayam.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita salah seorang murid yang hidup dari keluarga berantakan.
Baca SelengkapnyaMeski hanya diurus sang ayah, bocah tersebut terlihat terawat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaBerangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSeorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca Selengkapnya