Ini Hasil Analisa PVMBG Terkait Dua Kali Erupsi Gunung Agung
Merdeka.com - Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, tentang terjadinya erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali. Menurut Devy, erupsi Gunung Agung pada Jumat (22/2) sore dua kali terjadi.
Pertama pada pukul 16.31 Wita, dengan ketinggian 700 meter di atas puncak. Kemudian pada pukul 17.01 Wita dengan ketinggian 300 meter di atas puncak.
"Dampak erupsi berupa lontaran maupun hujan abu di sekitar area kawah. Kolom erupsi teramati condong ke Timur, namun arah angin sendiri mengarah ke Barat. Sehingga abu vulkanik berpotensi bergerak ke Barat," kata dia.
Devy juga menyampaikan, mengingat adanya abu vulkanik yang dikeluarkan. Maka PVMBG juga mengeluarkan Vona dengan kode warna orange supaya instansi terkait penerbangan udara dapat mengantisipasi lebih cepat.
"Analisis data komprefensif dari jaringan peralatan pemantauan Gunung Agung, menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan aktivitas magmatik di dalam tubuh Gunung Agung. Sehingga, erupsi yang terjadi merupakan suatu keniscayaan dan wajar terjadi," kata Devy.
Menurut Devy, pasca erupsi Gunung Agung masih tetap berpotensi untuk erupsi kembali. Karena tipe erups, yang mungkin terjadi dapat bersifat efusif atau aliran lava ke dalam kawah, maupun eksplosif atau lontaran lava pijar maupun abu.
"Indikasi untuk terjadinya erupsi yang besar atau yang setara dengan November 2017 lalu masih belum teramati," jelas Devy.
Saat ini, status aktivitas Gunung Agung masih berada di Level III (Siaga) dan radius bahaya masih berada di dalam radius 4 km. "PVMBG terus melakukan pemantauan 24 jam setiap hari untuk mengevaluasi ancaman bahayanya. Masyarakat agar tetap tenang namun tetap siaga dan mengikuti rekomendasi dari PVMBG," ujar Devy.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alami Peningkatan, Status Gunung Raung Jadi Level Waspada
Masyarakat diminta tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 kilometer.
Baca SelengkapnyaPVMBG: Gunung Marapi Alami Perubahan Tipe Erupsi dari Freatik jadi Magmatik
Gunung Marapi mengalami perubah status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Baca SelengkapnyaBegini Kondisi Gunung Semeru Setelah Erupsi Menurut Badan Geologi
Warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi Pagi Ini, Tercatat 186 Letusan Sejak Desemeber 2023
Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga).
Baca SelengkapnyaAktivitas Erupsi Meningkat, Status Gunung Ili Lewotolok Naik Jadi Level Siaga
Masyarakat diminta diungsikan ke daerah yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 600 Meter
Gunung marapi saat ini berada Level III (Siaga) dengan rekomendasi tidak berada di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaBerstatus Level III, Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca Selengkapnya1 Gunung di NTT Siaga & 3 Lainnya Waspada, PVMBG Paparkan Potensi Bahaya bagi Warga jika Tak Menjauh
Satu gunung api di NTT berada pada level III atau Siaga. Sedangkan tiga gunung api lainnya berstatus Waspada atau level II.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Erupsi, Semburan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter
Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Baca Selengkapnya