Grebek Syawal, ribuan warga Solo berebut gunungan ketupat
Merdeka.com - Ribuan warga Kota Solo dan sekitarnya berebut gunungan ketupat di Taman Satwa Taru Jurug atau Kebun Binatang Solo, Minggu (26/7). Dua gunungan besar berisi ketupat diarak ke sebuah panggung untuk diperebutkan. Acara tersebut sekaligus untuk memperingati puncak Grebek Syawal di Solo.
Pantauan merdeka.com warga yang datang berasal dari sejumlah kota di sekitar Solo dan luar Jawa. Mereka menghabiskan sisa liburan di kampung halaman, sebelum kembali ke kota masing-masing. Sebelum diperebutkan, gunungan ketupat diarak dan didoakan oleh para ulama setempat.
"Saya ikut berebut ketupat, tadi dapat 3, untuk saya satu dan anak-anak. Nanti sampai di rumah dikasih sayur, dimakan biar dapat berkah," ujar Fitri, warga Samarinda.
"Kami menyediakan 5 ribu ketupat untuk acara grebeg Syawal tahun ini. Acara ini kami maksudkan untuk melestarikan budaya leluhur. Pembagian ketupat ini juga sebagai simbol kemakmuran," ucap Bimo Wahyu Widodo, Direktur Utama TSTJ.
Menurut Bimo, dalam tradisi masyarakat Jawa, ketupat atau kupat mempunyai makna lepat (mengaku bersalah). Sedangkan janur kuning pembungkus ketupat diartikan sebagai nur atau cahata. Dimana, lanjut dia, selama bulan suci Ramadan manusia diharapkan mendapatkan kebersihan jiwa dan raga.
Usai diarak dan didoakan, ribuan ketupat disebarkan pada ribuan warga yang telah menunggu. Sebelum disebar, warga juga dihibur dengan drama kolosal 'Joko Tingkir'.
Dalam drama legendaris Sungai Bengawan Solo tersebut dikisahkan Joko Tingkir yang berperang melawan siliman buaya. Drama tersebut diperagakan di danau taman Jurug.
"Kami jadi mengenal budaya Solo, ternyata menarik. Anak-anak kami yang generasi muda jadi mengenal budaya kita sendiri," ujar Sutami, warga Sukoharjo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Gempa, Jalur Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu Ditutup
Masyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaGara-Gara Kegiatan Bangunkan Sahur, Seratusan Remaja di Ciputat Tawuran Bawa Parang & Pedang, Brimob Turun Tangan
Gara-Gara Kegiatan Bangunkan Sahur, Seratusan Remaja di Ciputat Tawuran Bawa Parang & Pedang, Brimob Sampai Turun Tangan
Baca SelengkapnyaMengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga Bawean Dengar Dentuman dari arah Laut saat Gempa Tuban, Rumah hingga Masjid Porak Poranda
Warga Bawean mendengar adanya suara dentuman yang sangat keras dari arah lautan saat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaKisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun
Bangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaHeboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli
Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Magetan Kumpul Bersholawat Doakan Ganjar-Mahfud Menang Pemilu 2024
Sholawat ini dipimpin oleh Gus Ali Gondrong di Lapangan Desa Purwodadi
Baca SelengkapnyaTewaskan Tetangga yang Punya Ilmu Kebal, Kakak Beradik Ritual Tancapkan Pedang di Tanah
Sadar lawannya memiliki ilmu kebal, pelaku IM akhirnya menancapkan pedangnya di tanah.
Baca SelengkapnyaKetua Lembaga Dakwah PBNU Gus Aab Kecelakaan di Tol Ngawi, Sopir Meninggal
Saat itu, Gus Aab dalam perjalanan dari Jember menuju Yogyakarta untuk menghadiri Konbes NU.
Baca Selengkapnya